Merdeka.com - Polisi telah mendeteksi para pelaku pembakaran dua kantor Polisi Sektor (Polsek) di Kecamatan Muara Rupit dan Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, kemarin sore. Selain warga Desa Karang Anyar, pelaku pembakaran juga merupakan buronan polisi.

"Petugas kita sudah mendeteksi DPO yang juga membawa senjata tradisional cetek. Jadi ikut dalam proses unjuk rasa itu sebenarnya DPO petugas Reskrim. Ada empat DPO, R, M, S dan S. Mereka umumnya terlibat pencurian dan kekerasan," kata Karo Penmas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di kantornya, Jakarta, Kamis (4/7).

Meski demikian, pihaknya hingga saat ini belum menangkap para pelaku. "Belum ada yang diamankan. Masih dalam konteks pemulihan kondisi terlebih dahulu. Setelah itu kita lakukan langkah hukum," lanjutnya.

Sampai saat ini polisi juga masih terus melakukan dialog dengan warga. Dalam melakukan olah TKP, polisi dibantu oleh personel TNI.

"Sampai hari ini situasi terkendali, ada Brimob Sumsel, Brimob Jambi dari perbantuan dari dua kompi TNI. Pemulihan kondisi terus berlangsung dialog masyarakat," pungkas Boy.

Menurutnya, pembakaran dua Polsek itu bermula dari peristiwa pengejaran dan penembakan pelaku pencurian sekaligus DPO, Herlika bin Hasan.

"Pelaku memakai senjata api kita nyaris terkena tembakan setelah disuruh menyerah tidak mau akhirnya dilumpuhkan," terang Boy.

Pasca-penembakan tersebut, reaksi keras justru datang dari masyarakat. Mereka beramai-ramai berdemo dan membakar dua Polsek di Kecamatan Muara Rupit dan Kecamatan Rawas Ulu, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan.