Merdeka.com - Kepolisian Resor Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung tengah memburu pelaku penipuan yang mencatut nama kapolres Pangkal Pinang. Polisi mengaku sudah mengantongi indentitas penipu tersebut yang diketahui lari ke luar pulau.

"Pelaku menghubungi para pengusaha melalui SMS atau telepon dengan mengaku sebagai Kapolres Pangkal Pinang. Itu dari hasil penyelidikan kami terhadap nomor HP tersebut. Sedangkan untuk identitas pelaku hingga kini masih belum kami ketahui," ujar Kapolres Pangkal Pinang, AKBP Nur Romdhoni, dikutip Antara, Jumat (17/4).

Nur mengatakan penipu tersebut menghubungi pengusaha bernama WFM Nasution (54) dengan alasan meminta dana. "Pelaku meminta bantuan dana sebesar Rp10 juta dengan alasan untuk keperluan tim dari Mabes Polri yang berkunjung ke wilayah hukum Polres Pangkal Pinang. Pelaku meminta Nasution mentransfer uang tersebut ke rekening Bank Mandiri atas nama Susanti yang dari pengakuan pelaku merupakan nomor rekening ibunya," ujarnya.

Selanjutnya pelaku meminta korban untuk menyerahkan slip atau bukti transfer ke ruangan Kapolres Pangkal Pinang. "Karena merasa janggal, Nasution yang kebetulan menyimpan nomor HP saya langsung menghubungi untuk mengklarifikasi permintaan itu. Kemudian saya mengatakan tidak pernah melakukan hal tersebut dan meminta dirinya menyampaikan kepada rekan-rekan lainnya kalau saya tidak pernah meminta bantuan seperti itu," ungkapnya.

Korban kemudian mencoba menjebak pelaku dengan cara meminta bertemu. Penjebakan yang bekerjasama dengan polisi gagal karena pelaku enggan bertemu, namun terus mendesak agar korban segera mengirimkan uang.

"Saat dipancing pelaku tidak mau bertemu, namun tetap meminta Nasution mentransfer uang itu ke rekening atas nama Susanti," ujarnya.

Atas kejadian itu, ia mengimbau kepada masyarakat jangan mudah percaya jika ada yang mengatasnamakan pejabat kepolisian dan meminta dana untuk kegiatan tertentu.

"Saya juga sudah menyarankan kepada Kasat Binmas Polres Pangkal Pinang, Kapolsek dan Babinkamtibmas Polsek jajaran Polres Pangkal Pinang untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak mudah percaya apabila ada orang yang mengaku pejabat baik pemerintahan, kepolisian atau instansi lainnya dalam hal meminta bantuan baik berupa sejumlah uang maupun pulsa," katanya.