Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Politik uang ala Iwan Fals

Politik uang ala Iwan Fals Iwan Fals. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Memasuki riuhnya pesta demokrasi yang tinggal sesaat lagi, ada kalanya publik bisa mengingat kembali sebuah kejeniusan seorang musisi. Apalagi dia adalah seorang Iwan Fals, satu-satunya penyanyi legenda yang hingga kini masih eksis berkarya di blantika musik Indonesia.

Bicara tentang Pemilu 2014, pria berusia 52 tahun ini juga tetap kritis berbicara tentang hak pilih. Iwan sempat menyuarakan agar publik tak takut salah pilih dalam pemilu nanti, walaupun menurut dia hingga kini nyatanya terjadi krisis kepercayaan di masyarakat terhadap pejabat negara yang kebanyakan melakukan korupsi.

"Jangan takut salah pilih. Ya kalau nanti ada yang korupsi, tinggal ditangkap saja. Yang penting, jangan sampai tidak menggunakan hak pilihnya," kata dia saat konser Suara Untuk Negeri di Silang Monas seperti dilansir dari Kapanlagi, Sabtu (29/3).

Iwan juga berharap agar masyarakat mau menghilangkan prasangka negatif terhadap pemilu. "Pemilu ribet, mendingan tiduran. Nah, ini bentuk kemalasan. Bangun pagi kan sehat, bisa naik sepeda ke TPS, sekalian olahraga. Toh pemilu 5 tahun sekali kan," ujarnya.

Nah, dari ratusan lagu ciptaannya ada salah satu yang menggelitik untuk kancah politik Indonesia. Iwan dengan jenius menciptakan lagu berjudul 'Politik Uang'. Sesederhana penampilannya, Iwan hanya merekam lagu itu dengan iringan gitar akustik.

Progresi nada minor dan artikulasi khasnya semakin membuat lagu itu semakin terasa kuat maknanya. Lagu ini ada di album Mata Setengah Dewa yang dirilis pada 2004 silam.

Jika berkaca dari potret dunia politik Indonesia yang masih amburadul, tampaknya Iwan menciptakan lagu ini memang khusus untuk menyindir lika-liku jabatan pemimpin di Indonesia yang masih bisa selalu dibeli dengan uang. Berikut lirik lagunya:

Boleh saja partai ribuan jumlahnya.. Tapi yang menang yang punya uang..

Seorang cepek ceng sudah bisa jadi presiden.. Begitulah cerita yang berkembang..

Gontok gontokan sudah nggak musim.. Adu doku ini yang ditunggu tunggu..

Pemilu tempat berpestanya uang palsu.. Habis kalau nggak gitu nggak lucu..

Program program berseliweran.. Seperti dongeng jaman kecil dulu..

Walau ternyata hanya kibul doang.. Tapi kampanye bikin hati senang..

Bul kibul tak kibul kibul.. Kibul diadu demi perkibulan..

Ini sudah dari jaman baheula.. Dari jaman raja raja sampai sekarang..

Uang adalah bahasa kalbu.. Santapan rohani para birokrat..

Tentu saja tidak semuanya.. Tapi yang pasti banyak yang suka..

Jangan heran korupsi menjadi jadi.. Habis itulah yang diajarkan..

Ideologi jadi komoditi.. Bisa diekspor ke luar negeri..

Uang adalah bahasa kalbu.. Santapan rohani rakyat dan wakil rakyatnya..

Tentu saja tidak semuanya.. Tapi yang pasti banyak yang suka..

Jangan heran korupsi menjadi jadi.. Habis itulah yang diajarkan..

Ideologi jadi dagangan.. Bisa diekspor ke luar negeri..

Lalu bagaimana tanggapan Anda? Apa benar politik di Indonesia masih selalu bisa dibeli dengan uang?

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Fenomena Politik Uang dalam Pemilu, Begini Pengaruhnya
Fenomena Politik Uang dalam Pemilu, Begini Pengaruhnya

Politik uang dalam pemilu adalah sebuah praktik yang melanggar aturan pemilu, di mana calon atau tim kampanye memberikan uang kepada pemilih.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati Politik Uang, Pemberi dan Penerima 'Serangan Fajar' Bisa Dipenjara dan Denda Puluhan Juta
Hati-Hati Politik Uang, Pemberi dan Penerima 'Serangan Fajar' Bisa Dipenjara dan Denda Puluhan Juta

'Serangan fajar' bisa berbentuk sembako, voucher pulsa, voucher bensin, hingga fasilitas lainnya yang bisa dikonversi dengan nilai uang.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Malang Selidiki Dugaan Praktik Politik Uang Jelang Pemilu
Bawaslu Malang Selidiki Dugaan Praktik Politik Uang Jelang Pemilu

Bahwa terduga mengaku rutin membagikan uang kepada masyarakat setempat terutama saat Jumat Legi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Cak Imin: Jangan Biarkan Orang Tak Punya Etika Mengatur Negeri Seenaknya Udelnya!
Cak Imin: Jangan Biarkan Orang Tak Punya Etika Mengatur Negeri Seenaknya Udelnya!

Cak Imin dan Anies tidak ingin orang-orang tidak punya etika memimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya
Debat Pilpres: Anies Sindir soal Utang Beli Alutsista Bekas, Prabowo Tertawa Sambil Geleng-Geleng Kepala
Debat Pilpres: Anies Sindir soal Utang Beli Alutsista Bekas, Prabowo Tertawa Sambil Geleng-Geleng Kepala

Anies Sindir soal Utang Beli Alutsista Bekas, Prabowo Tertawa Sambil Geleng-Geleng Kepala

Baca Selengkapnya
Bingung Menyikapi Money Politik? Ini Tips dari Mahfud MD
Bingung Menyikapi Money Politik? Ini Tips dari Mahfud MD

Jika ditekan seseorang untuk memilih nama-nama tertentu, dia pun menyarankan untuk di-iyakan saja. Tetapi pada hari H nanti, silakan memilih sesuai hari nurani.

Baca Selengkapnya
Mahfud Anggap Cak Imin Lawan Berat Saat Debat, Anies: Beliau Bukan Cawapres Dadakan
Mahfud Anggap Cak Imin Lawan Berat Saat Debat, Anies: Beliau Bukan Cawapres Dadakan

Anies menilai, politikus yang akrab disapa Cak Imin itu sudah teruji. Ia mengaku bangga.

Baca Selengkapnya
Pakai Istilah Slepet, Cak Imin Kritik Revolusi Mental Jokowi Gagal
Pakai Istilah Slepet, Cak Imin Kritik Revolusi Mental Jokowi Gagal

Cak Imin menyebut telah mencoba untuk menelusuri akar permasalahan yang perlu diatasi atau di 'Slepet'.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangani 21 Kasus Pidana Pemilu Se-Indonesia, 6 di Antaranya Politik Uang
Polisi Tangani 21 Kasus Pidana Pemilu Se-Indonesia, 6 di Antaranya Politik Uang

Sebanyak 21 dugaan tindak pidana Pemilu di seluruh Indonesia dilimpahkan ke Polri. Kasus itu merupakan bagian dari 114 laporan yang diterima Bawaslu.

Baca Selengkapnya