Merdeka.com - Bulan Ramadan kerap kali menjadi ajang pundi-pundi rezeki bagi para pembuat petasan atau mercon. Namun mercon sendiri dilarang lantaran berbahaya dan dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan. Untuk mengurangi maraknya petasan di masyarakat, Kepolisian Resor (Polres) Sumenep, Jawa Timur, menangkap dua tersangka pembuat mercon di dua tempat kejadian perkara (TKP) yang berbeda.

"Saat ini, dua tersangka itu ditahan di ruang tahanan Mapolres Sumenep. Keduanya akan dijerat pasal 1 ayat 1 Undang Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951," kata Kapolres Sumenep AKBP Marjoko di Sumenep, seperti dikutip dari Antara, Kamis (17/7).

Dua tersangka pembuat petasan tersebut adalah inisial TH warga Desa Larangan Barma, Kecamatan Batu Putih, dan ZA, warga Desa Baragung, Kecamatan Guluk Guluk.

"Tim Reskrim Polres Sumenep menangkap mereka di rumahnya masing-masing. Anggota masih memeriksa mereka secara intensif," ujarnya.

Di rumah tersangka TH, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya 2.401 biji mercon jenis sreng dor, empat kilogram bahan peledak, lima sak selongsong sreng dor, dan 10 kilogram potassium. Sementara di rumah tersangka ZA, polisi menyita empat kilogram bahan peledak mercon, satu kilogram bahan peledak sreng dor, 52 biji mercon, dan 277 biji sreng dor.

"Hasil pemeriksaan sementara, mereka diduga kuat sebagai pembuat petasan atau memproduksi petasan. Mereka akan ditahan selama proses penyidikan," ucapnya.

Kapolres berharap warga Sumenep mendukung jajarannya dalam memberantas peredaran mercon yang merupakan salah satu bahan berbahaya. "Silakan lapor kepada jajaran kami, jika mengetahui ada aktivitas yang diduga memproduksi mercon atau petasan. Ini untuk kepentingan bersama guna menghindari hal-hal tak diinginkan," katanya.