Merdeka.com - Polisi telah memeriksa 13 orang saksi terkait penembakan Pos Polisi Singosaren, Solo, pada Kamis malam kemarin. Selain itu, polisi pun telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) berikut visum pada jenazah Bripka Dwi Data yang menjadi korban penembakan.

"Dari hasil proses olah TKP yang dilakukan telah diperiksa 13 saksi yang didengar keterangannya. Dari hasil visum ada 4 tembakan yang ditemukan di bagian dada. Dari olah TKP ada selongsong peluru yang ditemukan ini bagian penting untuk proses penyelidikan lebih lanjut," jelas Karo Penmas, Brigjen Pol Boy Rafli kepada media di Divisi Humas Polri, Jakarta, Jumat (31/8).

Selain mengidentifikasi selongsong, polisi juga mendapatkan nopol sepeda motor yang digunakan pelaku. Namun polisi masih enggan membeberkan lebih detail dengan alasan masih dalam penyelidikan.

"Ini sedang didalami, pelat nomor diketahui. Termasuk selongsong sudah diketahui. Tapi kita tidak bisa jelaskan apa tapi agar diberikan kesempatan ini menjadi ranah. Nopol kita dapat, jenis senjata juga dapat," tambah Boy.

Boy menambahkan, pihak Puslabfor Polri kini tengah menganalisa apakah ada kesamaan antara selongsong peluru di Singosaren dan selongsong peluru di Pospam Lebaran Gemblegan.

"Akan dilakukan langkah analisia oleh petugas labfor dari cabang Semarang," tutupnya.

Jenazah korban penembakan di Pos Polisi Plasa Singosaren Solo, Bripka Dwi Data Subekti (57), rencananya akan dimakamkan di Astana Temu Ireng Bejen, Ngringo, Karanganyar, Jumat (31/8).

Korban sebagai anggota Samapta Polsek Serengan Polresta Surakarta tersebut meninggalkan seorang istri, Niken Sri Parawani, dan tiga anak, yakni Gopta Andika Pratama (28), Arya Dwi Werdana (26), dan Hany Tri Prajaduta (20). Menurut Arya Dwi Werdana, anak kedua korban, rencananya jenazah bapaknya akan dimakamkan di tempat pemakaman desa setempat di Astana Temu Ireng Bejen, Ngringo, Karanganyar.