Merdeka.com - Polisi terus melakukan perang terhadap begal motor yang semakin meresahkan warga Jakarta dan sekitarnya. Salah satu yang dilakukan adalah menggelar razia beras-besaran pada pengguna jalan.

Dalam istilah polisi, tak ada kamus begal. Yang ada di KUHP adalah perampasan dengan kekerasan. Hal ini akan terus diperangi untuk menciptakan rasa aman di masyarakat.

"Kita tidak melakukan pemeriksaan terhadap surat-surat. Kita melakukan pemeriksaan terhadap senjata tajam, senjata api, bahan peledak, dan narkoba," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Martinus Sitompul, Senin (2/3).

Kekesalan warga pada aksi pembegalan makin tak terbendung. Seorang begal dibakar massa di Pondok Aren. Kemarin, seorang jambret yang disangka begal dihajar hingga tewas di pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Kombes Martinus pun meminta warga tak asal main bakar pada begal yang tertangkap. Hal ini menyalahi prosedur hukum.

"Kalau ada yang melakukan main hakim sendiri tentu akan kami selidiki, akan kami proses. Karena itu tidak dibenarkan secara hukum," kata Martinus.

Polisi juga mengapresiasi warga yang melakukan aksi bela diri untuk melawan aksi pembegalan. Menurutnya hal itu lebih baik daripada main hakim sendiri.