Merdeka.com - Sebuah rumah toko di kawasan Golden Boulevard Blok F1-09 BSD City, Serpong, Kota Tangerang Selatan digerebek petugas Polsek Serpong, Rabu (29/04), sekitar pukul 06.00 WIB. Hal itu dilakukan karena diduga tempat itu dijadikan pabrik pembuat obat mengandung narkoba jenis sabu.

Dalam penggerebekan itu, petugas menangkap 12 orang termasuk sang pemilik. Kapolresta Kabupaten Tangerang, Kombes Pol Irfing Jaya mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan secara mendalam melalui tes narkoba, obat seharusnya memiliki izin dari Kementerian Kesehatan itu ternyata mengandung zat methamphetamine.

"Pabrik ini tidak berizin. Setelah tadi sudah dicek via narkoba test unit Narkoba, produk ini memang positif mengandung Methamphetamine," kata Irfing di lokasi penggerebekan.

Irfing menambahkan, dari hasil penyelidikan didapat temuan obat buatan rumahan itu bermerek Carnophen. Dalam satu hari, pabrik itu mampu menghasilkan 240 ribu butir obat dengan lima mesin aktif.

"Adapun yang kita amankan ada 11 orang karyawan dan seorang pemiliknya berinisial N," ujar Irfing.

Soal jumlah barang bukti berhasil disita, Irfing mengatakan pihaknya belum selesai melakukan penghitungan barang bukti. "Belum, kami masih hitung. Sedangkan soal pabrik sudah berapa lama berdiri, kami juga masih melakukan pengembangan penyelidikan," ucap Irfing.

Irfing menambahkan, Carnophen merupakan obat keras. Karena di dalamnya selain terdapat methamphetamine terdapat zat cafein. Tetapi, dia mengatakan tidak tahu obat itu dipakai buat menyembuhkan penyakit jenis apa.

"Mungkin setelah penyelidikan nanti akan saya sampaikan. Karena kami masih memintai keterangan," sambung Irfing.

Meski begitu, menurut Irfing, obat diproduksi pabrik tanpa nama itu merupakan salah satu obat dimusnahkan di Badan Narkotika Nasional. Efek samping obat itu adalah pusing, sesak napas, dan rasa bahagia yang palsu.

"Kami mendapati laporan dari masyarakat setempat bahwa ada obat seperti ini. Akhirnya pabrik kita selidiki," tambah Irfing.

Sementara itu, petugas keamanan ruko setempat, Ahmad mengatakan, pabrik itu sudah ada dan berjalan hampir setahun. "Sudah ada hampir setahun. Pintu rukonya memang selalu tertutup. Dan setiap malam selalu berisik. Tapi saya dan yang lain tidak ada curiga kalau pabrik itu memproduksi sabu. Karena kami juga hanya mengontrol di luar saja," kata Ahmad.

Ahmad menyampaikan, selain pabrik sangat tertutup, para karyawan pabrik itu tidak pernah keluar dari ruko meskipun hanya sekedar membeli makan dan minum.