Merdeka.com - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri membekuk tiga pelaku pembobolan ATM di RSCM, Rest Area Sentul, Mal Arion, Plaza Senayan, Senayan City. Mereka adalah Siva dan Vinoth warga negara Srilangka, berikut seorang WNI sekaligus istri Siva, Riska.

"Siva dan istrinya ditangkap di Parung km 19, Desa Jambu tanggal 1 Juli. Vhinot ditangkap di Tajur Bogor tanggal 2 Juli," terang Direktur Dirtipideksus Brigjen A Kamil Razak di kantornya, Jakarta, Kamis (3/7).

Ketiganya terbukti berhubungan dengan warga negara Srilangka yang berada di Kanada yaitu Kingson dan Jee. Dari Kingson dan Jee, Siva mendapatkan alat-alat canggih seperti chip, mulut ATM dan kamera. Alat-alat ini digunakan untuk memindai magnetic strip dan data ATM korban.

"Siva merakit, mengirimkan data perbankan, mengirimkan data-data dan diolah di Kanada. Dikirim kembali hasil produknya, kartu ATM ada 260 kartu ATM," kata Razak.

Siva yang tinggal sejak tahun 2006 ini hampir setiap harinya menarik uang Rp 10 juta dari kartu ATM para korban yang telah dipalsukan. Dari aksinya dia mendapat Rp 120 juta sedangkan dua rekan di Kanada diberikan Rp 1,5 M. Sementara total kerugian pembobolan Bank Mandiri senilai Rp 3,9 M.

"Selain menjalankan aksi di Indonesia, sindikat ini ada juga di Kanada, Perancis, Srilangka dan Malaysia," sambung dia.

Dari tersangka polisi menyita barang bukti 9 buku tabungan dari berbagai bank, uang kontan yang disembunyikan di mobil senilai Rp 50 juta dan kartu ATM aktif.

Untuk diketahui Siva adalah buronan pembobolan ATM Mandiri pada Mei lalu di RSCM. Saat itu kejanggalan transaksi ini dilaporkan oleh pihak Mandiri yang mengaku banyak nasabah kehilangan uangnya.

Akibat perbuatannya, ketiganya dijerat pasal 81 UU RI No 3 tahun 2011 tentang transfer dana atau Pasal 32 dan atau Pasal 33 UU RI No 11 tahun 2008 tentang ITE dan  atau Pasal 263 KUHP dan pasal 3 dan atau pasal 5 UU RI No 8 tahun 2010 TINDAK Pencegahan dan Pemberantasan Tindakan Pidana Pencucian Uang.