Merdeka.com - Sudah beberapa pekan Polisi Disaster Victim Identification mengidentifikasi para imigran gelap korban kapal tenggelam di Cianjur. Dari 21 korban meninggal baru 7 jenazah berhasil diidentifikasi.

"Tadi 20 orang kemudian satu meninggal di RS Polri. Dari tujuh tiga di antaranya bayi," kata Direktur Eksekutif DVI Kombes Pol Anton Castilani di Rupatama Polri, Jakarta, Selasa (13/8).

Kondisi ini terjadi karena polisi sulit menemukan data pembandingnya. Meskipun polisi sudah merilis dan bekerja sama dengan komjen dan interpol di daerah masing-masing.

"Enggak ada identitas pembanding. Data antemortem keluarga enggak ada, seperti contoh DNA. Kita sudah dorong komjen dan interpol dari Colombo dan Srilanka," kata dia melanjutkan.

Sampai saat ini baru ada dua orang yang diklaim telah ditemukan keluarganya. "Mereka dari Iran dan Srilanka," ujar Anton.

Anton belum bisa memastikan sampai kapan akan menunggu keluarga para imigran ini. Meski beberapa di antaranya telah ditemukan ada yang masih satu keluarga.

"Kalau Cianjur akan dikuburkan, di sana sudah menyediakan lahan kalau keluarganya enggak ngambil," tukasnya.

Sebelumnya kapal tongkang yang ditumpangi ratusan imigran gelap tenggelam di laut selatan Cianjur pada 24 juli 2013. Diduga mereka hendak berlayar menuju pulau Christmas, Australia untuk mencari suaka.

Para imigran itu juga sempat singgah di Makassar. Polisi telah mengamankan 4 orang WNI yang dianggap bertanggung jawab terhadap kejadian tersebut.