Polda Metro Jaya ringkus bandar narkoba jaringan China
Merdeka.com - Polda Metro Jaya meringkus bandar narkoba jenis sabu jaringan internasional Guangzhou-Jakarta. Penangkapan itu berawal dari informasi masyarakat tentang adanya paket diduga berisi narkotika.
Menurut Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian, pengungkapan kasus tersebut berawal dari seorang pelaku berinisial STY alias Deborah ditangkap di sebuah rumah kos di wilayah Tebet, Jakarta Selatan. Kemudian, kata Tito, Timsus Ditresnarkoba Polda Metro Jaya bekerja sama dengan Timsus Polres Jakarta Utara, melakukan penyelidikan dengan cara surveilance dan undercover.
"Di tempat kejadian perkara (TKP) pertama polisi melakukan penggeledahan dan menemukan barang bukti sebanyak 27,245 kilogram sabu yang disembunyikan di dalam alat refleksi," kata Tito kepada wartawan di Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (23/6).
Menurut Tito, dari hasil pemeriksaan Deborah polisi menemukan bukti lain bahwa barang bukti tersebut milik warga Nigeria berinisial MR (22). "Polisi melakukan pemeriksaan pengembangan terhadap tersangka MR, dari hasil pemeriksaan MR polisi menangkap LY dan mendapati barang bukti sabu seberat 3,5 kilogram," imbuhnya.
Mantan Kapolda Papua ini menambahkan, dari pengembangan kasus ini polisi menyita 28 kilogram sabu dari rumah kos tersangka dan 10 kilogram sabu di ruko Kramat Senen Jakarta Pusat yang disamarkan di dalam tas wanita. Kemudian, pada pemeriksaan lanjut terhadap LY, Timsus Narkoba melakukan penangkapan terhadap KYT dan O alias JK (30) warga Nigeria.
"Tersangka O kita tangkap di Hotel Mercure Ancol, Dia berperan sebagai pengendali LY dan Karyati berperan sebagai penerima barang dari ekspedisi," ujar dia.
Kemudian, lanjut Tito, Timsus kembali melakukan pengembangan kepada tersangka MR diperoleh informasi bahwa masih ada barang yang dikirim kepada seorang Warga Negara Indonesia (WNI) berinisial TYS yang tinggal di Bekasi. "Pada penangkapan tersangka TYS ini Timsus tidak menemukan barang bukti apapun. Sehingga dilakukan pengembangan kembali sampai akhirnya Timsus berhasil mengamankan sabu seberat 1,174 kilogram di rumah kos di Pasar Baru, Tanah Abang, Jakarta Pusat," kata Tito.
Mantan Asrena Polri ini mengatakan, dari hasil pemeriksaan para tersangka diketahui bahwa seluruh kegiatan dikendalikan oleh EK alias Ks warga Nigeria yang masih dalam pengejaran, sedangkan pemilik barang adalah D.J warga Nigeria yang tinggal di Malaysia berstatus Daftar Pencarian Orang (DPO).
"Total barang bukti yang disita sebanyak 70,3 kilogram sabu. Pasal yang dilanggar adalah pasal 114 ayat 2 sub Pasal 112 ayat (2) Pasal 132 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman minimal 5 tahun, maksimal hukuman mati," tegasnya.
Dari hasil penyitaan barang bukti dari tersangka bila di konversi uang rupiah dengan asumsi 1 gram sabu Rp. 1.500.000, total 70,3 kilogram sabu diperkirakan senilai kurang lebih Rp. 106 miliar. "Dengan ditangkapnya jaringan narkotika jenis sabu ini, kita telah menyelamatkan masyarakat dari korban penyalahgunaan narkoba sebanyak 350.000 jiwa manusia," tandas dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk 1 kilogram sabu yang diedarkan imbalannya Rp20-30 juta
Baca SelengkapnyaPuluhan kilogram sabu dan ribuan butir ekstasi berhasil diamankan petugas gabungan
Baca SelengkapnyaAda empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dari kasus ini polisi juga mendalami informasi peredaran sabu di salah satu lapas di Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaPraktik ini terungkap setelah polisi lebih dulu menerima informasi ada peredaran narkoba melintas di wilayah gerbang tol Sragen.
Baca SelengkapnyaPer 19 Februari, stok beras secara nasional yang dikelola oleh Bulog total ada 1,4 juta ton.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan calon penumpang Kapal Bukit Raya yang hendak pergi ke Jakarta
Baca SelengkapnyaPrajurit TNI berhasil kuasai markas KKB hingga temukan barang berbahaya. Simak informasi berikut.
Baca SelengkapnyaEksportir dan pedagang di pameran perdagangan besar China mengeluhkan sepinya pembeli akibat ketidakpastian global.
Baca Selengkapnya