Polda Jateng bongkar makam korban miras oplosan di Magelang

Merdeka.com - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Tengah (Jateng) melakukan pembongkaran dua makam dari lima pemuda yang tewas akibat minuman keras (miras) oplosan Big Cola dan Kratingdaeng di Magelang. Pembongkaran itu dilakukan untuk memastikan zat jenis apa yang menyebabkan lima pemuda tersebut tewas.

"Banyak hal yang kita lakukan. Dari mulai mencari dan menentukan identitas, menentukan penyebab kematian, menentukan ada tanda-tanda penganiayaan atau tidak. Jadi ini dalam rangka memastikan apakah korban itu betul-betul keracunan atau tidak," kata Ketua Tim DVI Polda Jateng Dr Setyo Trisnadi SpM SH di kamar jenazah Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof Soerojo Magelang, Jawa Tengah.

Setyo menjelaskan, selain memeriksa kondisi fisik korban setelah mengonsumsi miras oplosan, pembongkaran itu dilakukan untuk mengambil sampel darah dan beberapa bagian organ tubuh korban berupa lambung.

"Korban yang kami periksa kondisi jasadnya dua orang. Kita mengambil sampel dari beberapa korban berupa organ tubuh lambung dan darah," ujarnya.

Kedua organ dan bagian tubuh itu kemudian akan dibawa ke Labfor Dokkes Polda Jateng di RSU Bhayangkara, kawasan Kabluk, Kota Semarang untuk diteliti kandungan zatnya.

Hasil temuan kemudian akan dicocokkan dengan temuan beberapa barang bukti yang telah didapatkan petugas Polres Magelang di beberapa Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Jadi kita menunggu hasil final dari labfor zatnya apa, kadarnya berapa. Menyambung dengan hasil-hasil, temuan-temuan barang bukti di TKP," paparnya.

Pantauan merdeka.com di lapangan, proses pembongkaran dilakukan Selasa (7/10) sekitar pukul 23.00 WIB hingga Rabu (8/10) dini hari sekitar pukul 01.45 WIB di Tempat Pemakaman Umum (TPU) sekitar korban tinggal.

Kemudian kedua jasad korban dievakuasi oleh dua buah ambulans menuju kamar jenazah Kompleks RSJ Prof Soerojo Kota Magelang. Kemudian proses autopsi dan identifikasi selesai sekitar pukul 02.45 WIB.

Setelah usai autopsi, kedua jasad korban dikembalikan ke pemakaman semula dan dikuburkan kembali jasadnya.

Kapolres Magelang AKBP Murbani Budi Pitono mengaku sudah meminta izin pihak keluarga membongkar makam untuk memastikan penyebab kematian korban. Namun sempat ada salah satu keluarga yang tidak setuju dengan langkah kepolisian itu.

"Autopsi kami lakukan setelah kami meminta izin dan berkoordinasi dengan pihak keluarga," kata Murbani Budi.