Pistol yang dipakai BNN punya kaliber berbeda dengan Polri dan TNI
Merdeka.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) membeli 2.200 senjata api namun tidak akan meniru negara lain membabat habis bandar narkoba yang menjadi ancaman negara. Penggunaan senjata api tetap dibatasi perundang-undangan yang berlaku di Indonesia sebagai negara hukum.
Kepala BNN Komjen Budi Waseso menepis senjata api yang digunakan petugas unit penindakan BNN di Desember 2016 nanti lebih canggih dibanding milik TNI dan Polri. Yang membedakan, dari spesifikasi pelurunya.
"Bukan lebih canggih dari TNI. Tapi begini ya, kalibernya berbeda, lebih spesifik. Tidak sama dengan Polri dan TNI. Itu untuk memudahkan identifikasi di lapangan," kata Waseso kepada wartawan di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (24/11).
Diterangkan Waseso, dalam memberantas narkoba, BNN menghadapi bandar yang berpotensi mengancam petugas di lapangan. "Yang kita hadapi kan bandar narkoba. Berarti akurasi dari penembakan dan kualitas dari senjata mesti jadi jaminan," ujarnya.
"Karena masalah narkoba adalah ancaman negara, ancaman generasi. Ini Atas nama undang-undang dan negara," tambah Waseso.
Penggunaan senjata api memberantas narkoba, bukan hanya digunakan oleh Indonesia, melainkan juga negara lain yan memiliki kasus narkoba lebih mengerikan dibanding Indonesia. Namun demikian, menurut Waseso, senpi yang digunakan BNN nantinya, berbeda dengan yang digunakan negara lain. Indonesia pun menurut Waseso, tidak akan meniru Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dalam memberantas narkoba.
"Ya, penggunaan senjata api ini juga digunakan di Meksiko, Kolombia dan lebih-lebih sekarang dilakukan Presiden Duterte sendiri kan lebih tegas. Tapi kita tidak ikut-ikutan. Beda senjatanya (dengan Filipina)," ungkap Waseso.
"Kita ini berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, aturan yang berlaku di KUHAP dan KUHP. Sehingga kita melakukan penindakan itu sesuai dengan ranahnya," pungkas Waseso.
Diketahui, di Desember 2016 mendatang, BNN untuk tahap pertama bakal menggunakan 1.800 pucuk pistol, yang digunakan petugas unit penindakan BNN di seluruh Indonesia. Selanjutnya, juga bakal kedatangan 400 unit senjata laras panjang.
Tidak hanya pistol dan laras panjang, senjata serbu dan sniper, juga bakal digunakan BNN sesuai dengan kondisi keuangan negara. Selama ini, dalam upaya penindakan, BNN melibatkan Polri yang memiliki senjata api.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang prajurit TNI asal Papua menodong pistol kepada komandan dan meminta duit, rekan-rekan TNI yang melihat kejadian tersebut pun hanya bisa tertawa.
Baca SelengkapnyaPusat Polisi Militer TNI akan bekerja sama dengan kepolisian untuk terus menyisir penggunaan pelat dinas TNI palsu.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pensiunan jenderal bintang 3 Polri yang sedang berolahraga di GBK dikawal oleh ajudan berbadan tinggi besar dan membawa pistol.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Seorang jenderal TNI kaget melihat anggota Polisi asal Papua yang hanya bertinggi badan 149 cm, bisa masuk karena setia terhadap NKRI.
Baca SelengkapnyaSerangan KKB menyebabkan dua prajurit TNI menjadi korban.
Baca SelengkapnyaSeorang anggota polisi melepaskan tembakan usai diancam golok orang tak dikenal. Ini kronologinya.
Baca SelengkapnyaBerikut momen tak terduga prajurit TNI bersenjata disiram air warga saat melintas.
Baca Selengkapnya65 ton amunisi tersebut terdiri dari Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB) kedaluwarsa.
Baca SelengkapnyaAda juga upaya membenturkan aparat Polri dan TNI dengan masyarakat.
Baca Selengkapnya