Pindang Patin Khas Sumsel Dikemas Mirip Sarden, Dijual Rp25 Ribu Per Kaleng
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan memproduksi pindang patin menjadi kemasan menyerupai sarden. Harga makanan khas asal daerah itu dibanderol Rp25 ribu per kaleng.
Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Daerah (Balitbangnovda) Sumsel Ekowati Retnoningsih mengungkapkan, dipilihnya pindang patin untuk dikalengkan karena sudah dikenal masyarakat Indonesia dan banyak peminatnya, selain pempek. Sementara untuk mendapatkannya harus di Sumsel dan jika di daerah lain mesti ke warung makan asal Palembang.
Dengan pengemasan, masyarakat luar bisa lebih mudah jika ingin mencicipi pindang, layaknya sarden yang dijualbelikan di pasaran. Pengalengan itu juga menimbulkan kesan modern dalam pengolahan makanan khas daerah.
"Mulai sekarang orang tidak susah-susah lagi jika ingin makan pindang patin, karena sudah dikalengkan dan dipasarkan," ungkap Eko, Jumat (13/3).
Menurut dia, pengalengan pindang patin melalui penelitian dan ujicoba selama satu tahun. Penelitian itu diantaranya untuk menjaga rasa, kualitas, ketahanan, dan lainnya.
Hasilnya, peneliti menemukan resep dan pola sehingga ketahanan makanan bisa selama satu sampai dua tahun. Eko memastikan ketahanan pindang patin dalam kaleng itu tanpa campuran pengawet atau bahan berbahaya lain.
"Kami pastikan tidak ada pengawet, produksinya steril, sehat, tidak perlu dimasak kembali, kecuali ingin menikmatinya ketika hangat atau menambahkan bumbu dapur lainnya," kata dia.
Pada produksi perdana, pihaknya mampu mengalengkan 400 kaleng pindang patin dengan berat satuan 140 gram. Pindang itu didapatkan dari UKM binaan asal Gandus Palembang.
"Harganya terbilang terjangkau, Rp25 ribu, jauh lebih murah dari restoran," kata dia.
Agar hasil produksi lebih banyak, pihaknya akan menggandeng warga atau UKM untuk mengalengkan pindang patin. Tidak ada biaya tambahan kecuali pergantian biaya kaleng seharga Rp7.000 per kaleng.
"Silakan datang ke kantor, daftar biar produknya bisa dikalengkan. Proses pengalengan tidak ada biaya karena disubsidi, kecuali hanya membeli kalengnya saja," kata dia.
"Setelah itu, UKM itu dipersilakan mengurus izin ke BPOM agar bisa dipasarkan secara luas," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gorengan Selalu Menggoda untuk Buka Puasa, Akankah Memicu Asam Lambung?
Sebagai alternatif makanan yang diminati di Indonesia, gorengan sering dijadikan pilihan untuk takjil saat berbuka puasa.
Baca SelengkapnyaSatgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaJajaran Jenderal Bintang Tiga & Dua Polisi Kuliner Malam, Lahap Makan Pecel Pakai Tangan
Singgah di warung tenda pecel, sang jenderal menikmati hidangan dengan lahap.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Beras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan
Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca SelengkapnyaKuliner Khas Paling Diminati Asal 10 Provinsi di Sumatera
Diwariskan dari generasi ke generasi, inilah makanan favorit yang menjadi kebanggaan setiap provinsi di Sumatera.
Baca Selengkapnya5 Kuliner Khas Sumatera Selatan Ini Nggak Kalah Enak dari Pempek, Wajib Dicoba!
Mana nih yang sudah pernah kamu cobain selain pempek?
Baca SelengkapnyaHarga Pangan Sentuh Titik Termahal dalam 30 Tahun, Banyak Orang Amerika Tak Lagi Makan di Luar
Makanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca SelengkapnyaHarga Beras Melambung, Ketahui Sejumlah Bahan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi Putih
Indonesia sebenarnya memiliki sangat banyak sumber karbohidrat yang tidak kalah dari nasi. Ketahui sejumlah alternatif pangan yang bisa menjadi pengganti nasi.
Baca SelengkapnyaPemerintah Jamin Harga Beras Turun Mulai Maret, Begini Penjelasannya
Bapanas memperkirakan, pada panen raya kali ini produksi beras nasional akan cukup tinggi.
Baca Selengkapnya