Petugas konsulat Australia di Bali usir 3 aktivis Papua merdeka
Merdeka.com - Petugas konsulat Australia di Bali mengusir tiga orang yang mengaku aktivis Papua Merdeka, Minggu (6/10). Ketiga aktivis itu masuk setelah memanjat tembok konsulat Australia yang setinggi 2 meter.
Ketiga aktivis tersebut bernama Markus Jerewon (29), Yuvensius Goo (22), dan Rofinus Yanggam (30). Mereka pemerintah Australia menekan pemerintah Indonesia untuk membebaskan tahanan politik di Papua.
Mereka sempat bertahan di dalam kantor selama kurang lebih empat jam sebelum akhirnya diusir keluar oleh petugas security konsulat. "Mereka mau keluar setelah diancam akan dipanggilkan polisi," ujar seorang petugas yang menolak disebut namanya di Bali.
Menurut pria ini, ketiga pemuda Papua itu sudah diamankan Polresta Denpasar. "Mereka masih diperiksa terkait motif aksi itu," jelas dia.
Kapolresta Denpasar AKBP Djoko Hari Utomo meminta kasus ini tidak dibesar-besarkan karena sangat sensitif. "Kita harus berpihak di Merah Putih," katanya singkat.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto menyampaikan, hal serupa juga telah disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di Hari Ulang Tahun PDIP beberapa waktu yang lalu.
Baca SelengkapnyaPungutan Rp150 ribu ke turis asing akan diberlakukan di seluruh pintu masuk Pulau Bali.
Baca SelengkapnyaJokowi akhirnya merespons pernyataan PDIP bahwa dirinya bukan lagi kader partai berlambang banteng hitam moncong putih itu.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan perolehan suara ini karena PSI dianggap menjadi partai yang toleran dan representasi dari Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut Pemilu 2024 sangatlah kompleks karena melibatkan 204.807.222 orang, di 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, 7.277 kecamatan, 83.771 desa.
Baca SelengkapnyaJokowi dijadwalkan akan kembali ke Jakarta pada Kamis malam ini.
Baca SelengkapnyaPungutan ini akan digunakan untuk pelestarian budaya dan atasi masalah sampah.
Baca SelengkapnyaAlasan Pemprov Bali memberlakukan pungutan bagi wisman senilai Rp150.000, lantaran Pemprovnya merasa tidak mendapatkan pemasukan.
Baca SelengkapnyaIndonesia tak pernah setuju tindakan kekerasan dalam bentuk apapun
Baca Selengkapnya