Petugas bandara Berau gagalkan penyelundupan 4 buaya tujuan Surabaya
Merdeka.com - Petugas Aviation Security (Avsec) Bandara Kalimarau Berau, Kalimantan Timur, menggagalkan penyelundupan 4 anak buaya, dari Berau tujuan Surabaya, Jawa Timur. Modusnya, 4 anak buaya itu dimuat ke dalam tupperware berlabel kuliner Berau.
Keterangan yang dihimpun, penyelundupan itu digagalkan petugas Avsec, saat melakukan pemeriksaan barang sebelum masuk kargo pesawat, Selasa (10/5) pagi kemarin. Petugas menaruh curiga, saat barang melewati pemeriksaan X-Ray.
"Jadi barang itu hendak masuk kargo melalui jasa ekspedisi, tujuan Surabaya, menggunakan penerbangan pertama Sriwijaya Air dari Berau tujuan Surabaya sekitar jam 7.30 pagi ya. Seperti biasa, memang harus melalui pemeriksaan petugas Avsec sebelum masuk kargo," kata Kepala Bandara Kalimarau Berau, Bambang Hartato, saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (10/5).
"Petugas lebih jeli, melihat ada sesuatu yang janggal dengan isi barang dalam tupperware, labelnya kuliner. Ada yang bergerak-gerak. Setelah dibuka, ternyata isinya 4 anak buaya (dalam kondisi mulut terikat)," ujarnya.
Hartato menerangkan, temuan itu langsung dikoordinasikan bersama dengan Balai Karantina Berau, BKSDA Kaltim dan aparat Polres Berau. Jenisnya, diketahui buaya muara (Crocodylus Porosus).
"Ternyata isi berita acara pengiriman barang kargo dengan isi barang tidak sesuai. Kalau memang mau kirim hewan, kan harus mengantongi surat izin dari balai karantina. Nah, ini sama sekali tidak ada surat izin apapun," terang Hartato.
"Mengacu pada PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang Perlindungan Satwa dan Tumbuhan, itu semua jenis buaya dilindungi. Kasusnya sekarang ditangani pihak konservasi dan kepolisian, beserta barang bukti ya," tambahnya.
Hartato menegaskan, sebagai penyelenggara bandara, dia ingin mengedukasi masyarakat, termasuk para pelaku jasa pengiriman, agar lebih berhati-hati menerima paker kiriman barang.
"Para pelaku jasa usaha titipan barang, jangan sembarang terima barang, kalau tidak yakin itu isinya. Lebih selektif, lebih hati-hati, tidak hanya menerima begitu saja. Yang penting, bukan barang yang membahayakan orang lain, dan melanggar hukum," demikian Hartato.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocah 13 Tahun Temukan Fosil Berusia 5 Juta Tahun, Spesies Baru Anjing Laut Diambil dari Namanya
Fosil tengkorak ini ditemukan saat sedang jalan-jalan di pantai.
Baca SelengkapnyaBukan Sembarang Batu, Pemandu Turis Temukan Fosil Buah Pinus Berusia 115 Juta Tahun di Pinggir Pantai
Tanaman purba ini berasal dari Zaman Greensand Bawah. ketika terjadi kenaikan air laut secara besar-besaran ke daratan.
Baca SelengkapnyaPeringatan Dini Cuaca Buruk di Bali pada 15-17 Maret 2024
Cuaca buruk akibat terbentuknya bibit siklon tropis di Samudra Hindia bagian tenggara.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menegangkan, Detik-Detik Heru Gundul Evakuasi Buaya Muara di Bantul Milik Mendiang Pencinta Satwa
Sebelumnya, buaya ini dipelihara oleh sosok pencinta satwa.
Baca SelengkapnyaMenguak Rahasia Besar Kehidupan Purbakala di Situs Bumiayu Brebes, Jadi Saksi Bisu Terbentuknya Pulau Jawa
Jutaan tahun yang lalu, Bumiayu merupakan rumah bagi peradaban kehidupan purbakala
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca SelengkapnyaHeboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.
Baca SelengkapnyaMenguak Fakta Fosil Utuh Gajah Purba di Patiayam Kudus, Diperkirakan Usianya Capai Jutaan Tahun
Penemuan fosil hewan purba di situs Patiayam sebenarnya bukan barang baru.
Baca SelengkapnyaBak Serpihan Surga, Curug Uci di Garut Suguhkan Pemandangan Air Terjun Bertingkat yang Eksotis
Curug Uci bisa dibilang serpihan surga di bumi Garut, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya