Persaingan ketat pijat syahwat di Jakarta
Merdeka.com - Sebut saja namanya Asri. Wanita berusia 35 tahun ini menjadi pengelola salah satu panti pijat dan spa di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Oleh sang pemilik, Asri ditugaskan mengurusi mulai dari operasional, mengatur gadis pemijat hingga urusan promosi.
Mungkin semacam general manager sebutannya kalau di perusahaan besar. Dia kini membawahi 17 gadis pemijat.
"Sekarang lagi sepi mas. Sehari kadang 20 tamu saja tidak sampai. Pesaing makin banyak saja," ungkap Asri kepada merdeka.com, Sabtu (10/11).
Asri pusing memikirkan persaingan antar panti pijat yang makin menjamur. Di kawasan Tebet saja, menurut dia ada enam panti pijat yang menawarkan servis syahwat. Paket dan promo yang ditawarkan hampir sama. Kadang malah ada anak buahnya yang tidak kebagian pelanggan seharian.
Belum lagi saingan di kawasan Kota, Jakarta Pusat, yang penuh panti pijat dan spa. Butuh kerja keras agar tamu tidak lari.
"Makanya kita keras pada para terapis. Harus sopan dan ramah sama tamu. Sekarang kalau terapis judes, mana ada yang mau," kata Asri.
Asri kini mengandalkan promo di lampu-lampu merah. Dia menugaskan orang membagikan brosur pada para pengguna jalan. Cara ini dipandang lebih efektif daripada beriklan.
"Kita dulu iklan di koran. Tapi tidak ada yang datang. Terlalu banyak saingan. Coba Mas lihat di koran itu berapa banyak iklan spa. Lebih baik bagi-bagi brosur di lampu merah saja," kata wanita berambut sebahu yang tampak manis dengan lipstik merahnya itu.
Nah uniknya, pengelola spa tidak mau rugi sendiri membiayai pencetakan brosur dan pembagiannya ini. Setiap gadis pemijat diwajibkan iuran. Besarnya Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per hari.
"Iya. Kita kena juga. Ditarikin uang tiap hari, buat brosur kata bos. Tapi kalo nggak ada brosur memang kita sulit dapat tamu sih," kata Lusi, salah seorang terapis.
Lina (30), salah seorang pengelola panti pijat dan spa mengakalinya dengan obral gede-gedean. Dia bahkan menawarkan promo pijat Rp 68.000 untuk dua jam. Tentu ini di luar biaya servis plus.
"Kalau tidak seperti ini, kita kegilas mas. Banyak tempat sekarang terapisnya sengaja pakai baju seksi. Biar tamu pada datang," katanya bersungut-sungut.
Ternyata persaingan bisnis syahwat pun ketat.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pegawai Lapas Jakarta Terlibat Kasus 52 Kg Sabu, Berhasil Digagalkan!
Penangkapan dilakukan di dua lokasi berbeda, dimana salah satu tersangka ada pegawai Lapas.
Baca SelengkapnyaBesaran Pajak Aset Kripto Diminta untuk Ditinjau Ulang, Ini Sederet Alasannya
Saat ini terdapat berbagai jenis pajak aset kripto yang dikenakan di Indonesia, yaitu pajak penghasilan (PPh), PPN dan pajak tambahan.
Baca SelengkapnyaAdem dan Sejuk Banyak Pepohonan Bikin Betah, Begini Potret Kampung Condet di Jakarta Timur
Terletak di Jakarta Timur, sebuah kampung nampak begitu sejuk. Seperti apa penampakannya?
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Awalnya Terjual 5 Porsi Kini Laku 3 Ton dalam Seminggu, Intip Kisah Inspiratif Pengusaha Pisang Geprek yang Viral
Berawal dari modal yang sangat kecil, kini ia memperoleh omzet hingga jutaan rupiah per minggunya.
Baca Selengkapnya6 Cara Merawat Tas Kulit dengan Efektif, Jaga Tetap Awet
Merawat tas kulit adalah langkah penting untuk memastikan daya tahan dan penampilannya.
Baca SelengkapnyaTernyata Ini Penyebab Macet Parah Tanjung Barat Arah Pasar Minggu Tadi Pagi
Kejadian itu pun ramai menjadi perbincangan setelah diunggah akun Instagram @jakarta.terkini
Baca SelengkapnyaPria Tampil Serba Hitam Bercadar Bikin Wanita Kaget, Langsung Istighfar Pas Lihat Wujud Aslinya
Saat penutup kepala terbuka, jemaah seketika istighfar.
Baca SelengkapnyaJalan Sukses Tak Ada yang Tahu, Ibu ini Raup Omzet Jutaan Rupiah Berbekal Resep dari Brosur Panci
Setiap salat, ibu ini selalu berdoa agar cita-citanya memiliki sebuah bisnis dapat terwujud.
Baca SelengkapnyaCara Menghilangkan Biang Keringat di Wajah, Aman dan Efektif
Kondisi ini terjadi ketika kelenjar keringat berproduksi lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga suhu tubuh normal.
Baca Selengkapnya