Peringati wafatnya Bung Karno, sesepuh di Blitar gelar Mocopotan
Merdeka.com - 100 Orang sepuh di Blitar Jawa Timur, menggelar acara mocopatan (nembang Jawa) untuk menyambut hari wafatnya Presiden RI pertama Soekarno , 21 Juni mendatang. Acara yang digelar di Museum Soekarno , Jalan S Soepriyadi, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, itu berisi tentang perjalanan hidup Bung Karno.
Dengan berpakaian Jawa, para undangan yang terdiri dari seniman dari Dewan Kesenian Kota Blitar (DKKB) dan Badan Kerjasama Organisasi Kepercayaan (BKOK) melantunkan tembang Jawa secara bergiliran.
"Ini sebenarnya acara rutin kami yang selalu digelar pada hari Kamis Pahing malam Jumat Pon, hari di mana Bung Karno meninggal. Acara ini mengumpulkan dari anggota DKKB da BKOK untuk secara bersama-sama membaca kisah Bung Karno dalam bentuk tembang," kata Ketua DKKB Lilik Hartiyono kepada merdeka.com, Rabu (20/6) malam.
Menurut Lilik, acara mocopatan ini melibatkan lima perkumpulan yang ada di Blitar, antara lain Abdi Ningsung, Sapto Darmo, Puspo Wijaya, Omyang Jimbe dan Asma Sejati. Acara ini setidaknya akan menjadi pengingat kepada generasi penerus bahwa peran besar Soekarno sebagai presiden sangat luar biasa.
"Khusus menjelang Haul Bung Karno yang ke-43 ini kita fokus mengadakan acara mocopatan sekaligus kirim doa kepada para leluhur," tambahnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo bercerita jalan menuju rumahnya di kawasan Hambalang, Bogor belum bagus di tahun 2014.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.
Baca SelengkapnyaCerita Budiman Sudjatmiko ketika ditangkap dan dipenjara saat Orde Baru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cak Imin akhirnya buka suara soal dulu dukung pembangunan IKN, sekarang malah menolak
Baca SelengkapnyaCak Imin Tegaskan Bansos Atas Nama Pejabat itu Kebohongan dan Pembodohan
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Dusun Malangbong seakan bernostalgia dengan suasana pedesaan tahun 1980-an.
Baca SelengkapnyaBegini Situasi di Bromo Jelang Libur Natal dan Tahun Baru, 'Muuaacet rek
Baca SelengkapnyaGundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca SelengkapnyaSimak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca SelengkapnyaBukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Baca Selengkapnya