Merdeka.com - Kasus dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan pada salah seorang perawat, dijawab oleh pihak manajemen Rumah Sakit Haji Surabaya. Pihak manajemen memastikan yang dilakukan oleh sang perawat telah memenuhi ketentuan prosedur penanganan pasien.

Humas RS Haji Surabaya, Djati Setyo Putro, mengatakan, berdasarkan keterangan dari RK, perawat yang dituduh melakukan pelecehan, apa yang dilaporkan polisi oleh seorang pasien perempuan itu adalah tidak benar.

"Dia (RK) sudah menyatakan tidak melakukan apa yang dituduhkan oleh pasien atau pelapor itu," kata Djati, Rabu (24/2).

Dari versi RK, kejadian itu bermula saat ada seorang pasien perempuan tiba di IGD dengan diantar menggunakan sepeda motor bersama dua orang lain pada Minggu (21/2) dini hari. Saat tiba, pasien itu dalam kondisi tidak sadar dan dibawa ke ruang triase di IGD.

Sesuai dengan prosedur, penanganan pertama dilakukan dengan mengukur tensi, suhu badan dan detak jantung. Namun karena posisi pasien tidak sadar, maka sang perawat menepuk lengan kiri dan dilanjutkan dengan mengetuk tulang dada pasien.

"Hal itu sesuai prosedur ditensi dulu suhu diukur, detak jantung juga diukur di tangan, dihitung, prosedurnya memang seperti itu," ujarnya.

Usai dilakukan tindakan itu, Djati menyebut pasien ternyata masih belum sadarkan diri. Setelah dibiarkan beberapa saat, barulah yang bersangkutan tiba-tiba siuman.

Setelah siuman, sang pasien lalu dipindahkan ke ruang yang masih terhitung satu ruangan dengan IGD. Saat itu, dokter jaga bermaksud memberikan infus pada pasien. Namun belum sampai pada tindakan memasukkan jarum suntik, sang pasien sudah melakukan penolakan dan meminta pulang.

"Setelah menolak tindakan itu, pasien minta langsung pulang," ujarnya.

Ia mengakui, jika usai permintaan pulang itu, sang pasien tidak melakukan komplain maupun protes atas hal apapun. Sehingga hingga pelaporan itu terjadi, tidak ada masalah apapun.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Oki Ahadian mengatakan, terkait dengan kasus tersebut, pihaknya sudah melayangkan pemberitahuan pemeriksaan terhadap pelapor. Namun pelapor mengaku belum bisa hadir karena kesibukkannya.

"Masih lidik ya. Pelpor juga belum bisa kita mintai keterangannya, karena mungkin kesibukannya, jadi ia minta waktu," tandasnya.

Sebelumnya, seorang perempuan melaporkan perawat Rumah Sakit Haji Sukolilo, Surabaya, berinisial RK ke polisi, atas dugaan pelecehan seksual.

Laporan tindakan asusila itu telah diterima Kepolisian Resor Kota Surabaya, dengan nomor Laporan Polisi : LP-BI172/||/RES.1.24./2021/RESKRIM/SPKT Polrestabes.

Korban menceritakan, kejadian ini dialami saat dia sedang menderita sakit lambung dan dirawat di IGD, RS Haji pada, Minggu 21 Februari 2021 dini hari.

"Pada saat itu saya sedang periksa lambung di Rumah Sakit di ruang IGD pada Minggu 21 Febuari 2021 pukul 03.00 WIB," kata korban, Selasa (23/2).

Ia mengklaim, dalam kondisi lemah dan setengah sadar, korban lalu mengaku ada seorang yang diduga meraba dan meremas bagian tubuhnya.

Dia tidak bisa melawan dan berteriak. Dengan kondisinya, ia hanya mampu melihat bahwa orang yang melakukan pelecehan kepadanya itu diduga adalah salah satu perawat, berinisial RK.