Peras anak kos, pelaku fogging ilegal di Palembang bikin resah
Merdeka.com - Maraknya penyakit demam berdarah dengue (DBD), dimanfaatkan orang-orang tertentu untuk mencari keuntungan. Sayangnya, keuntungan itu didapat dengan cara memeras warga, terutama penghuni kos.
Hal ini terjadi di Palembang beberapa pekan terakhir, seperti di perkampungan padat penduduk dan lorong-lorong sempit. Dengan bermodal mesin, pelaku membawa mesin fogging yang diduga liar alias ilegal.
Biasanya, setiap beraksi pelaku berjumlah lima sampai enam orang dengan pakaian biasa. Ada yang bertugas membawa mesin semprot dan yang lain menggedor pintu rumah warga dengan keras.
Menurut Emi (29), warga Sekip Madang Palembang, pelaku mendatangi rumahnya seminggu dua kali. Begitu datang, mereka menyuruh pemilik rumah untuk menutup tempat-tempat makanan.
Tanpa mendapat izin, pelaku langsung melakukan fogging. Namun, hanya beberapa menit saja. Asap yang dikeluarkan juga berbau tak sedap, seperti bau solar.
Tak lama kemudian, dengan wajah sangar, pelaku meminta uang dengan paksa. Nominalnya berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 35 ribu.
"Mereka maksa minta duit. Kalo ga dikasih, pukul pintu atau jendela. Kadang mereka bilang kasar kayak ancaman," ungkap Emi, Jumat (6/2).
Karena takut, dia pun memberikan uang yang diminta. Sejak kejadian itu, dia enggan meladeni pelaku karena merasa ditipu dan takut.
"Kalo suara mesinnya terdengar, saya masuk rumah dan kunci pintu. Walaupun digedor, seolah-olah tak dengar," kata dia.
Pengalaman yang sama juga dialami Yadi (23), anak kos yang tinggal di kawasan Aryodilla Palembang. Dia mengaku sangat resah dengan kehadiran petugas fogging tersebut. Selain memaksa minta uang, penyemprotan yang mereka lakukan tak berpengaruh apa-apa. Dia pun pernah menanyakan izin fogging tersebut. Bukannya menunjukkan surat izin, pelaku malah membentak dan hendak memukulnya.
"Memang biasanya anak kos jadi sasaran. Karena mungkin kami tidak berani. Mereka itu sepertinya petugas fogging ilegal," ujarnya.
Warga dan penghuni kos yang berstatus mahasiswa berharap, pemerintah setempat menertibkan fogging liar yang meresahkan tersebut. Pemerintah juga harus melakukan fogging resmi untuk mengantisipasi penyakit DBD.
"Tidak mungkin pemerintah tidak tahu ada fogging liar, karena mereka sering lewat depan kantor kelurahan, mereka bebas. Tapi kok nggak ditertibkan," tukas mahasiswa perguruan tinggi swasta di Palembang itu.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kisah Pilu Anak di Surabaya Disiksa Ibu, Dipaksa Minum Air Panas hingga Dicabut Giginya Pakai Tang
Seorang ibu di Surabaya menyiksa anak kandungnya sendiri yang masih berumur 9 tahun secara sadis.
Baca SelengkapnyaJadi Polisi Gadungan, Petani Lampung Tipu Dosen Wanita di OKU Timur
Seorang dosen wanita CA (25) harus kehilangan uang Rp50 juta setelah ditipu seorang petani asal Lampung. Penipuan itu bermodus polisi gadungan.
Baca SelengkapnyaPolda Jateng Bongkar Peredaran Narkoba Jaringan Fredi Pratama, Barang Dimasukkan ke Kardus Muatan Teh
Praktik ini terungkap setelah polisi lebih dulu menerima informasi ada peredaran narkoba melintas di wilayah gerbang tol Sragen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Peristiwa Aneh Sebelum Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi
Bocah tak berdosa itu tewas di tangan ibu kandungnya yang berinisial SNF (26) pada Kamis (7/3) pagi.
Baca SelengkapnyaPolisi Gadungan yang Ngaku Berpangkat AKP Ini Tipu Wanita hingga Rp 165 Juta, Begini Nasibnya Kini
Polisi gadungan melakukan penipuan hingga ratusan juta. Kini diamankan pihak. kepolisian.
Baca SelengkapnyaDijanjikan Upah Rp135 Juta, Kurir Sabu 15 Kilogram Ditangkap Polisi saat Nunggu Jemputan Rekan
Pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup atau mati akibat perbuatannya.
Baca SelengkapnyaPolisi Muda Anak Petani Kopi Dipanggil Komandan dan 'Diomeli', Pinggangnya Dicek Diperintah Lakukan ini
Seorang polisi muda anak petani tiba-tiba dipanggil komandan dan diminta untuk melakukan misi sebagai polisi dalam waktu satu bulan.
Baca SelengkapnyaPria Banyuwangi Ajak Para Tetangga Ternak Kambing Perah, Awalnya 10 Ekor Kini Jadi 600 Ekor Auto Kaya Berjemaah
Setiap peternak bisa mengantongi Rp3,75 juta per dua pekan dari hasil menjual susu kambing, belum termasuk keuntungan jika kambing melahirkan
Baca SelengkapnyaHarga Pangan Sentuh Titik Termahal dalam 30 Tahun, Banyak Orang Amerika Tak Lagi Makan di Luar
Makanan yang mengalami kenaikan di antaranya daging sapi, hingga gula. Bahkan keduanya merupakan komoditas pokok.
Baca Selengkapnya