Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perajin Miras Tradisional 'Sopi' di NTT Tolak RUU Minuman Beralkohol

Perajin Miras Tradisional 'Sopi' di NTT Tolak RUU Minuman Beralkohol minuman sopi. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat tengah menggodok draf Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang larangan minuman beralkohol. RUU tersebut diusulkan oleh tiga partai yakni Gerindra, PPP, dan PKS.

Menanggapi usulan RUU tersebut, pengrajin minuman beralkohol jenis sopi di wilayah Nusa Tenggara Timur berharap tidak disahkan, karena akan mematikan perekonomian, pendidikan dan sosial budaya masyarakat.

Felix Nesi, salah satu perajin minuman alkohol tradisional jenis sopi di Kabupaten Timor Tengah Utara mengatakan, minuman alkohol tradisional tidak menganggu, karena di Nusa Tenggara Timur minuman alkohol jenis sopi, dikonsumsi tidak hanya untuk senang-senang namun untuk persahabatan, terutama saat upacara adat.

"Saya tetap berharap minuman tradisional sonde (tidak) diganggu-ganggu. Kita di Nusa Tenggara Timur minuman tidak hanya untuk konsumsi senang-senang, untuk persahabatan tapi juga jadi media di acara adat. Yang perlu digalakkan adalah, edukasi masyarakat untuk minum secara bertanggung jawab. Nikmati minuman beralkohol bukan asal minum cari mabuk, edukasinya harus ke situ bukan lewat jalan melarang lewat UU," ungkap Felix, Sabtu (14/11).

Felix yang memproduksi minuman tradisional sopi yang diberi nama "Tua Kolo" ini menyatakan, dirinya tidak melarang UU itu dirancang namun bukan untuk minuman alkohol tradisional, karena kearifan lokal yang ditinggalkan oleh leluhur tersebut dikerjakan dengan hati lalu diminum sebagai penanda dalam ritual adat.

"Tidak apa kalau mau bikin UU, yang penting itu tidak berlaku untuk minuman tradisional. Minuman tradisional ini kan kearifan lokal, pengetahuan bertahun-tahun dari leluhur, dikerjakan dengan hati, lalu diminum sebagai penanda dalam ritual, seperti tadi saya bilang kebanyakan acara adat itu pake acara minum sopi dulu baru resmi," tegasnya.

Hal yang sama juga dikatakan Kepala Biro Humas Setda Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu.

Menurut Marius, minuman alkohol tradisional seperti sopi di wilayah Nusa Tenggara Timur merupakan komoditas ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga jika dilarang, maka akan mematikan ekonomi pengrajin dan sosial serta budaya masyarakat.

"Minuman alkohol tradisional komoditas ekonomi, sosial dan budaya. Ini membangun ekonomi bahkan bisa biaya sekolah anak sampai sarjana. Komoditas budaya, minuman beralkohol ini pembuka acara budaya atau adat. Bahkan disuguhkan kepada tamu sejak turun temurun," kata Marius.

Menurutnya, jika undang-undang menghukum orang mabuk itu sah, namun minuman alkohol tradisional dilarang dijual kecuali negara membiayai pendidikan, gratiskan biaya kesehatan dan memperbaiki infrastruktur masyarakat pengrajin minuman keras tradisional jenis sopi.

"Kecuali negara mampu biayai pendikikan rakyat, kesehatan gratis dan perbaiki infrastruktur baru bisa melarangnya, Kalau undang-undang menghukum orang yang mabok boleh-boleh saja, tapi kalau larang minuman beredar ya dikaji lagi lah. Kalo dia mabok di rumahnya ya sah-sah saja, apalagi pohon lontar ini tumbuh dimana-mana di Nusa Tenggara Timur," turup Marius.

(mdk/gil)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Sopi, Minuman Alkohol dalam Budaya Masyarakat di Nusa Tenggara Timur

Mengenal Sopi, Minuman Alkohol dalam Budaya Masyarakat di Nusa Tenggara Timur

Minuman ini sudah ada sejak zaman Belanda yang bernama 'Zoopje' atau alkohol cair dalam Bahasa Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sejarah Tradisi Celup Jari ke Tinta usai Mencoblos, Sejak Kapan Diterapkan di Indonesia?

Sejarah Tradisi Celup Jari ke Tinta usai Mencoblos, Sejak Kapan Diterapkan di Indonesia?

Setelah mencoblos, masyarakat biasanya bakal diwajibkan mencelupkan jari ke tinta.

Baca Selengkapnya
5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

5 Tradisi Masyarakat Sumatra Utara Menyambut Datangnya Ramadan, Salah Satunya Pesta Tapai

Di Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Uniknya Air Serbat, Minuman Tradisional Kabupaten Lingga yang Sudah Populer Sejak Zaman Khalifah

Uniknya Air Serbat, Minuman Tradisional Kabupaten Lingga yang Sudah Populer Sejak Zaman Khalifah

Kabupaten Lingga memiliki minuman khas legendaris yang dipengaruhi budaya masyarakat muslim dari Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak

Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Aia Niro, Minuman Khas Solok yang Wajib Dicoba

Mencicipi Aia Niro, Minuman Khas Solok yang Wajib Dicoba

Olahan gula aren yang berasal dari hutan bukan kayu yang dimanfaatkan oleh petani di Solok, Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya
Mengenal Krinok, Seni Vokal Tradisional Masyarakat Jambi Sejak Zaman Pra-Sejarah

Mengenal Krinok, Seni Vokal Tradisional Masyarakat Jambi Sejak Zaman Pra-Sejarah

Salah satu tradisi dari Provinsi Jambi yang konon sudah berusia ratusan tahun ini sampai sekarang masih terus dilestarikan.

Baca Selengkapnya
TNI Diserang KKB Usai Pengamanan Natal di Papua Barat, 1 Gugur dan 1 Luka Tembak di Perut

TNI Diserang KKB Usai Pengamanan Natal di Papua Barat, 1 Gugur dan 1 Luka Tembak di Perut

Almarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.

Baca Selengkapnya
Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Uniknya Tradisi Sambut Lebaran di Bengkulu, Bakar Batok Kelapa dengan Penuh Sukacita

Tradisi ini biasa dilakukan oleh masyarakat Suku Serawai yang ada di Bengkulu yang dilaksanakan pada malam menjelang Idulfitri.

Baca Selengkapnya