Penjelasan Satgas soal Penelusuran Varian Covid-19 Khas Indonesia
Merdeka.com - Pemerintah terus melakukan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) untuk mendeteksi sebaran varian baru Covid-19. Termasuk mendeteksi varian Covid-19 B.1.4662 khas Indonesia.
Ini disampaikan juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Kamis (17/6).
"Pemerintah akan terus melakukan WGS untuk menjadi dasar mengambil kebijakan kesehatan yang tepat. Khususnya untuk mengontrol distribusi varian di Indonesia," kata Wiku.
Mantan Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan proses pemeriksaan WGS di Indonesia semakin cepat. Sebelumnya, proses pemeriksaan sekuens genom virus SARS-CoV-2 itu di laboratorium bisa berlangsung hingga dua pekan. Kini bisa dilakukan hanya dalam waktu satu minggu.
"Semakin cepat waktu pemeriksaan ini, data yang didapat makin aktual dan akan dapat dilakukan penanganan yang cepat," ujarnya.
Wiku menyebut, dalam menghadapi ancaman Covid-19 dan varian barunya, masyarakat harus memperketat penerapan protokol kesehatan. Vaksin bukan satu-satunya cara untuk melindungi diri dari Covid-19.
"Apapun jenis variannya, yang perlu kita lakukan adalah memperketat prokes. Tidak ada jalan lain karena dengan itulah kita dapat memutus rantai penularan secara efektif dan efisien," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio menyebut telah terdeteksi varian Covid-19 B.1.4662 khas Indonesia. Varian tersebut ditemukan pada sekitar 47 persen dari genome SARS-CoV-2 di Indonesia.
Meski demikian, varian B.1.4662 khas Indonesia ini tidak masuk dalam variant of concern (VoC) yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di Indonesia, sudah ditemukan tiga VoC dengan total 145 kasus, yakni varian B16172 Delta, B117 Alfa dan B1351 Beta.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaDaftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaSejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi Gali Kembali Makam Casis TNI di Sawahlunto yang Dibunuh Serda Adan
Kapolda mengatakan untuk pengambilan Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), maka dapat dilihat atau dipastikan dengan mendalami struktur gigi jenazah.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnya10 Penyakit Keturunan yang Perlu Diwaspadai, Cari Tahu Sejak Dini
Ada banyak jenis penyakit keturunan yang diwariskan secara genetik dan menjadi tantangan dalam dunia medis.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 Ditemukan pada 11 Daerah di Jateng
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaPasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnya