Merdeka.com - Petugas Kepolisian Resor Kediri Kota, Jawa Timur, masih melengkapi berkas kasus persetubuhan pada anak di bawah umur yang dilakukan oleh seorang pengusaha asal Kediri, Koko atau SS. Kasubag Polres Kediri Kota AKP Anwar Iskandar mengatakan, pihaknya masih menahan tersangka, namun ia tidak dijebloskan ke penjara, namun dibawa ke rumah sakit akibat penyakit jantung yang dideritanya.

"Berkas terus dilengkapi, nanti jika sudah lengkap atau dinyatakan sudah P2, akan dilimpahkan ke kejaksaan," kata Anwar di Kediri, seperti dilansir Antara, Kamis (23/7).

Walaupun tidak dijebloskan ke penjara, Anwar menegaskan pihaknya tetap menjaga ketat rumah sakit tempat Koko dirawat. Apalagi, saat dirawat tangan Koko diborgol agar tak mampu melarikan diri.

"Polisi sudah mengantisipasi jika yang bersangkutan hendak melarikan diri. Di lokasi Koko dirawat, ada petugas polisi yang berjaga. Selain itu, tangan Koko juga diborgol, agar tidak lari. Petugas jaga 24 jam di rumah sakit," ujarnya.

Koko atau SS, seorang pengusaha asal Kediri dilaporkan ke polisi karena tuduhan persetubuhan pada anak yang masih di bawah umur. Korbannya rata-rata masih usia sekolah, antara 13 sampai 17 tahun. Sampai saat ini, polisi masih menerima laporan dari lima anak yang menjadi korban. Namun, dimungkinkan di luar jumlah itu masih ada belasan anak lainnya yang juga menjadi korban kejahatan dari Koko.

Polisi sempat hampir kecolongan, karena Koko hendak kabur dan berhasil ditangkap saat memasuki bandara dan hendak pergi ke luar negeri, tepatnya ke Eropa. Akhirnya, ia dibawa ke kantor Polres Kediri Kota untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Berbagai desakan penuntasan kasus tersebut juga dilayangkan oleh kalangan pemerhati anak, seperti lembaga swadaya masyarakat, mahasiswa serta masyarakat umum.

Sejumlah kalangan berharap polisi mengusut tuntas kasus ini dan tidak gentar walaupun Koko dinilai sebagai orang yang berkuasa. Koko sendiri pengusaha yang cukup terkenal di Kediri dan diketahui cukup dekat dengan pejabat di Pemerintah Kabupaten Kediri. Berbagai proyek fisik dikerjakannya, termasuk proyek pembuatan simpang lima gumul (SLG) di kabupaten itu.

Proyek pembangunan SLG juga sempat menuai pro dan kontra, sebab proyek itu menghabiskan anggaran pemda yang mencapai ratusan miliar rupiah.

Rencananya, SLG menjadi kawasan kota baru di Kabupaten Kediri, yang nantinya dipenuhi tempat wisata, perkantoran serta pertokoan. Namun, sampai saat ini di lokasi itu masih minim lokasi pertokoan. Bahkan, tempat wisata pun juga tidak terlalu ramai.