Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengakuan blak-blakan para eks pembantu Margriet di sidang Engeline

Pengakuan blak-blakan para eks pembantu Margriet di sidang Engeline Sidang kasus Engeline. ©2015 merdeka.com/gede nadi jaya

Merdeka.com - Sidang kasus pembunuhan Engeline kembali digelar di Pengadilan Negeri Denpasar, Selasa (24/11). Agenda sidang mendengarkan keterangan empat saksi dengan terdakwa Agustay Hamda May (25) dan terdakwa Margriet (60).

Salah satu dari empat saksi yang hadir adalah orang yang pernah disebut-sebut sebagai eksekutor Engeline, yakni Andika Anakonda. Padahal Andika hanya mengenalkan Agus kepada Magriet untuk bekerja di rumah wanita 60 tahun itu.

Dalam kesaksiannya, Andika mengatakan Agus pernah mengeluh tidak betah bekerja di rumah Margriet karena sering dimarahi. Margriet dikenal sebagai orang yang tempramental. Selain Andika, kesaksian lain yang tak kalah mengejutkan diungkap oleh mantan pembantu rumah tangganya Putu Kariani.

Kariani yang hanya bekerja empat hari mengungkapkan, bahwa selama dirinya bekerja tidak diizinkan Margriet untuk membersihkan kamar pribadinya. Dia hanya boleh membersihkan halaman dan kamar Agus saja. Bahkan yang mengejutkan, Kariani sempat ditegur karena melewati lubang tempat Engeline dikubur.

Selain itu, apa saja yang dibongkar para mantan pesuruh tentang Margriet? Berikut ulasannya:

Selama kerja 4 hari, PRT tak diizinkan bersihkan kamar Margriet

Putu Kariani, saksi yang ditunjuk oleh PT Bali Krisna untuk bekerja di rumah Margriet mengaku sempat melihat lubang tempat di mana jenazah Engeline ditemukan.Kariani mengatakan, bahwa dirinya bekerja di rumah Margriet berawal dari informasi pihak PT Bali Krisna, yang diminta oleh Christine Telly (putri Margriet) mencari tenaga untuk bersih-bersih rumah."Saya di-SMS dengan perusahaan penyalur tenaga pembantu dari PT Bali Krisna. Alamat di SMS yang disebutkan saya tahu, saya datang dan bertemu ibu Christine," terang Kariani di hadapan Majelis Hakim.Menurutnya, sejak awal bekerja dia tidak pernah melakukan bersih-bersih di kamar Margriet. Dirinya bertugas hanya membersihkan halaman dan kamar Agus."Saya mau bersihkan kamar ibu Margriet, tetapi tidak diizinkan. Saya hanya bersihkan halaman dan bersihkan kamar Agus. Semua pekerjaan disuruh oleh ibu Margriet, tetapi yang suruh saya bekerja dari ibu Christine," katanya.Kariani mengatakan, bahwa dia tidak tahu bahwa ada anak kecil yang pernah tinggal di sana. Dia mengaku, mengetahui ada bocah di rumah majikannya setelah melihat selebaran kertas tentang anak hilang yang ditempel di pintu gerbang masuk."Saya baru tahu tentang Engeline setelah melihat gambar anak hilang dan dikasi tau ibu Margriet kalau itu anaknya diculik," ujarnya.Menariknya, selama empat hari dirinya bekerja di rumah Margriet, dia tetap digaji penuh selama satu bulan oleh Christine sebesar Rp 3 juta."Saya dikasi uang setelah diperiksa di Polresta. Saat itu saya SMS minta gaji saya selama empat hari, tetapi dijawab akan dikasi penuh. Ya benar saya dikasi Rp 3 juta, dikasinya di jalan tetapi bukan Christine yang kasih, oleh sepupunya yang berikan," jelasnya.Lanjutnya, selama bekerja pernah ada ayam yang lepas dan dia sempat diminta untuk mengejar. Kariani ingat bahwa ayam yang lepas melintasi daerah tempat di mana Engeline ditemukan di halaman belakang dekat kandang ayam."Waktu ayam lepas, saya kejar ayamnya ke lubang tempat Engeline ditemukan. Waktu itu saya ditegur, awas ada lubang kata ibu Margriet. Tetapi saya bingung mana ada lubang," cerita Kariani.Dia menuturkan, bahwa dirinya mulai bekerja pada 6 Juni sampai Rabu sore 10 Juni setelah jenazah Engeline ditemukan. Saat bekerja dirinya tinggal di kamar tempat Agus sebelumnya tinggal.

Engeline pernah bilang perutnya dicubit Mama sampai membiru

Saksi kedua yang diajukan Jaksa Purwanta Sudarmaji untuk terdakwa Margriet, kali ini mengaku sempat memandikan Engeline sebanyak empat kali. Keterangan saksi Komang Juniati yang merupakan keponakan kepala sekolah SDN 12 Sanur, dalam kesaksiannya mengungkapkan bahwa kebetulan putrinya juga satu sekolah dengan Engeline. Komang sempat memandikan Engeline dan saat itu melihat ada luka yang membiru seperti bekas cubitan di perut bocah malang tersebut."Saya melihat ada bekas luka seperti memar membiru, saya tanya Engeline katanya dicubit mama," ungkap Komang di sidang PN Denpasar, Selasa (24/11).Bahkan kata Komang, selama empat kali dirinya bertemu Engeline dan memandikannya dalam kondisi pakaian sekolah yang lusuh. Tidak hanya itu, kaos kakinya juga berwarna coklat. Dia juga mengingat bahwa sempat mengkramasi Engeline dan menemukan masih ada kotoran ayam yang lengket di rambutnya.Lebih mengenaskan lagi, saat diberi makan sepiring selalu dihabiskan oleh Engeline."Saya kasih makan Engeline dan selalu habis, lauknya ikan pindang (ikan laut). Saya tanya belum makan dari kapan, dijawabnya dari kemarin," terangnya.Tidak hanya itu selama bertemu Engeline sebanyak empat kali, setidaknya ada tiga kali memberikan uang saku sebesar Rp 5.000. Itu diberikan karena pengakuan dari anaknya kalau Engeline tidak pernah diberikan uang saku. Bahkan saat ditunjukkan tas sekolah oleh jaksa yang selama ini digunakan Engeline, saksi Komang membenarkan bahwa tas warna pink tersebut yang selalu digunakan.Sementara itu Margriet yang juga menjalani persidangan, membantah kalau dirinya melarang saksi Putu Kariani untuk membersihkan kamar tidurnya. Dikatakan ibu angkat Engeline, bahwa saat itu dirinya mau istirahat dan saksi mau masuk kamar tidurnya."Saya tidak larang dia masuk kalau untuk bersihin kamar. Tetapi saat itu dia (saksi) mau masuk saat dirinya mau tidur, bukan saya larang bersihkan kamar," ungkap Margriet.Lanjutnya, bahwa dirinya memang sempat mengingatkan kalau mau bersihi-bersih tunggu dirinya yang perintahkan."Kalau masuk kamar, harus tunggu saya suruh. Kalau langsung masuk kamar, tidak boleh," aku Margriet.Janda 60 tahun ini membenarkan bahwa Kariani sebagai pembantunya untuk bersih-bersih halaman rumah dan memberi makanan ayam. Bahkan soal dirinya mengingatkan bahwa ada bekas lubang kepada saksi saat mengejar ayam, dibenarkan oleh Margriet.Margriet juga meyakinkan benar soal dirinya sempat menyiram halaman rumah dengan menggunakan selang. Namun saat menyiram dilakukan hanya di halaman rumah tidak sampai ke bagian belakang halaman dekat kandang ayam.Sementara itu, penasehat hukum Margriet, Dion Pongkor yang juga hadir dalam persidangan di PN Denpasar, mengaku heran penilaian di rapor Engeline dengan keterangan sejumlah saki yang menyebut pakaian seragamnya lusuh dan kotor.Dari saksi kepala sekolah, wali kelas hingga ibu teman Engeline, menyebutkan bahwa pakaian seragam bocah kelas 2 SD itu sangat kumal dan terlihat seperti tidak disetrika. Anehnya dalam penilaian yang tertulis di rapornya justru tertulis penilaian bahwa selalu berpakaian rapi."Bagaimana mungkin gurunya menuliskan penilaian di rapornya Engeline bahwa dalam berpakaian tertulis rapi. Tetapi dikatakan melihat Engeline berpakaian seragam lusuh," kata Dion.Dilanjut pertanyaan oleh penasehat hukum lainnya, Aldreas. Di mana saat ditanya selalu dijawab saksi Komang Juniati dengan kata lupa dan tidak tahu. Hal ini membuat Aldreas sedikit heran dan menyarankan saksi minum multivitamin. "Kalau lupa minum Serebrovit, atau tidak punya kalender di rumah," sentil Aldreas.

Agus mengaku tidak betah bekerja karena Margriet sering marah-marah

Saksi dalam persidangan kasus pembunuhan Angeline, Andika Anakonda mengatakan, sempat menawarkan pada Margriet untuk mengeluarkan atau memberhentikan Agus jika sudah tidak cocok bekerja di rumahnya. Sebab, Margriet pernah marah-marah karena ada racun dalam minumannya."Sewaktu Margriet marah-marah dan komplain pada saya, saya sempat tawarkan pada Margriet agar keluarkan Agus kalau sudah tidak cocok," terang Andika, di PN Denpasar, Bali, Selasa (24/11).Andika mengungkapkan, Agus pernah mengaku tidak betah karena Margriet sering marah-marah. Dirinya juga mau mengantar pulang ke Sumba jika Agus tidak betah bekerja di rumah Margriet."Saya sempat tanya kenapa dengan Agus. Tetapi Agus hanya bilang tidak betah karena Margriet marah-marah terus. Saya bilang kalau tidak kuat ya sudah saya mau antar pulang ke Sumba. Tetapi tidak jadi, karena Margriet masih mau Agus tetap kerja," ungkapnya, yang membenarkan bahwa Agus dan dirinya teman dari kecil sejak semasa si kampung halaman di Sumba NTT.Pada saat itu dirinya sempat terbesit untuk bekerja kepada Margriet. Namun setelah konsultasi dengan istrinya dan sepakat tidak jadi.

Misteri cek senilai Rp 4,7 M di kamar Agus

Ketua Majelis Hakim Edward Haris Sinaga, yang memimpin perkara kasus pembunuhan Engeline untuk terdakwa Agustay Hamda May (25) meminta jaksa mengungkap terkait penemuan cek.Dalam sidang ini terungkap dari keterangan saksi Andika Anakonda, bahwa saat diperiksa di Polresta Denpasar, sempat ditunjukkan cek oleh Polisi yang katanya didapat di kamar Agus saat di rumah Margriet.Cek senilai Rp 4,7 miliar itu tertulis dalam tulisan tangan dan dibenarkan oleh Jaksa. Sayangnya dalam berita dakwaan, bukti cek tersebut hanya dalam bentuk foto."Kenapa tidak dijadikan alat bukti cek tersebut. Kenapa hanya di foto saja, harus tau itu cek dari siapa. Tolong cari itu dari Polisi," tanya Edward kepada Jaksa, Selasa (24/11) di dalam persidangan.Andika mengatakan, bahwa saat itu katanya Polisi berhasil menggeledah kamar Agus dan ditemukan selembar cek yang sudah tertulis dalam tulisan tangan. Bahkan cek itu, kata Andika, sempat ditunjukkan kepada dirinya. Namun dia tidak paham apa tujuan polisi menunjukkan cek tersebut."Sewaktu saya diperiksa Polisi, saya ditunjukin cek itu. Katanya cek itu ada di kamar Agus, hanya itu saja. Jumlahnya saya tidak tau," ungkapnya.Saat ditunjukkan foto cek oleh Jaksa ke majelis Hakim, dibacakan bahwa jumlah nominal yang tertera dalam cek tersebut sebesar Rp 4,7 miliar. Sayangnya, hakim tidak menyebutkan cek untuk siapa dan dibuat oleh siapa dalam tandatangan di cek tersebut.Agus yang ditanya soal ini, mengaku bahwa dirinya memang sempat ditawarkan soal cek tersebut tetapi tidak sebesar nominal yang disebutkan."Emang ada omong soal cek, tapi saya tidak tau apakah itu cek untuk saya," jelas Agus.

Saksi sebut Margriet mengaku pernah akan diracun

Andika Anakonda, yang memberikan kesaksian untuk terdakwa Agustay dalam kasus pembunuhan Engeline, di PN Denpasar, ternyata tidak sesuai seperti yang diduga bahwa dirinya selaku eksekutor.Di hadapan Majelis Hakim, Andika yang disebut berinisial AA, ini memaparkan panjang lembar dari mulai perkenalannya dengan Margriet hingga membawa Agus bekerja di rumah Jalan Sedap Malam nomor 26 Denpasar.Menurutnya, setelah 10 hari mengantarkan Agus ke rumah Margriet, dirinya langsung di telepon. Kata Andika, Margriet telepon minta agar dia datang ke rumah. Namun saat itu, Andika tidak bisa menyanggupi dan baru bisa setelah pulang kerja."Dia (Margriet) telepon saat saya masih kerja. Saya lupa tanggalnya, katanya ada yang kasih racun ke dalam minumannya," terang Andika.Andika menirukan nada Margriet saat meneleponnya, "Dik kamu bisa ke rumah sekarang. Ini ada yang kasih pembersih lantai ke minuman saya. Kamu ke rumah sekarang ya," kata Andika.Setiba di rumah, Andika bercerita bahwa sudah ada Agus, Ahndono dan istrinya serta Margriet di halaman tengah rumah. Pun dirinya tidak melihat Engeline saat itu, setelah beberapa menit baru Engeline keluar kamar."Saat itu Mergriet cerita pada saya kalau ada yang mau coba meracuni dirinya. Dia bilang semua ditanya, Agus dan Engeline akui tidak tau," pungkasnya.Andika menceritakan awal perkenalan dirinya dengan wanita 60 tahun itu. Menurutnya, dia kenal saat Margriet belanja ke pasar swalayan tempat Andika bekerja."Saya tahunya karena sering ibu Margriet belanja di Lotte Mart. Saya bekerja di sana (Lotte Mart) dan sering diminta bantuannya angkat barang-barang," terang Andika, Selasa (24/11) di PN Denpasar.Perkenalan dengan Margriet, mulai akrab saat dirinya diminta mencarikan tenaga laki-laki untuk mengurus ayam dan binatang peliharaan lainnya. Saat itu, Andika hanya mengaku minta nomor telepon Margriet, hal itu buat jaga-jaga kalau ada orang yang mau bekerja sesuai permintaan Margriet.Lanjutnya, bahwa ditawarkannya untuk gaji sebesar Rp 1 juta sudah langsung tinggal di rumah dan dapat makan. Menariknya selama dirinya kenal dengan Margriet sejak tahun 2014, dirinya baru tahu namanya Margriet saat mengantarkan Agus ke rumah di Jalan Sedap Malam, Denpasar."Saya tidak kenal nama pak hakim. Saya simpan nomor ibu itu dengan nama juragan ayam. Karena selama belanja selalu sebut ini untuk makanan ayam. Saya baru tahu dia namanya Margriet saat antar Agus ke rumahnya setelah hari raya Nyepi, sekitar bulan April," pungkasnya.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
15 Menit Menegangkan Penyelamatan Balita Terkunci di Kamar Lantai 2 Perumahan Tangerang

15 Menit Menegangkan Penyelamatan Balita Terkunci di Kamar Lantai 2 Perumahan Tangerang

"Maaah, maah," demikian jerit balita dari dalam ruangan terkunci.

Baca Selengkapnya
5 Cara Membersihkan Kerak Kamar Mandi dengan Ampuh, Ketahui Juga Penyebabnya

5 Cara Membersihkan Kerak Kamar Mandi dengan Ampuh, Ketahui Juga Penyebabnya

Kerak membandel yang menumpuk di permukaan dinding dan lantai kamar mandi perlu dibasmi dengan cara ini.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Bagikan Kondisi Rumahnya yang Dikepung Ulat Jati, Potretnya Bikin Merinding

Wanita Ini Bagikan Kondisi Rumahnya yang Dikepung Ulat Jati, Potretnya Bikin Merinding

Siapa yang tak merinding jika rumah huniannya dikepung ulat di banyak penjuru.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Momen Dua Penembak Jitu Meminjam Rumah Warga untuk Pengamanan Presiden RI, Dibanjiri Pujian dari Warganet

Momen Dua Penembak Jitu Meminjam Rumah Warga untuk Pengamanan Presiden RI, Dibanjiri Pujian dari Warganet

Wanita ini didatangi langsung oleh sejumlah penembak jitu guna melakukan prosedur pengamanan Presiden RI.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Ceritakan Momen Mertuanya Tiba-tiba Datang Tanpa Berkabar, Endingnya Bikin Warganet Iri

Wanita Ini Ceritakan Momen Mertuanya Tiba-tiba Datang Tanpa Berkabar, Endingnya Bikin Warganet Iri

Selain untuk melepas rindu dengan cucu-cucunya, ibu mertuanya juga mengukur rumah anak dan menantunya.

Baca Selengkapnya
Sederhana Berlapis Kayu & Berlantai Semen Namun Kini Hangus dan Jadi Abu, Ini 8 Potret Rumah Masa Kecil Fikoh LIDA Sebelum Terbakar

Sederhana Berlapis Kayu & Berlantai Semen Namun Kini Hangus dan Jadi Abu, Ini 8 Potret Rumah Masa Kecil Fikoh LIDA Sebelum Terbakar

Simak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!

Baca Selengkapnya
13 Saksi Diperiksa Ungkap Senjata Penembakan Relawan Prabowo-Gibran di Sampang

13 Saksi Diperiksa Ungkap Senjata Penembakan Relawan Prabowo-Gibran di Sampang

Kasus penembakan ini mulai menemui titik terang.. Diduga, pelaku penembakan satu orang.

Baca Selengkapnya
Jambret Nekat Beraksi di Siang Bolong Curi HP Pesepeda

Jambret Nekat Beraksi di Siang Bolong Curi HP Pesepeda

Di tengah-tengah banyaknya kendaraan yang melintas, kondisi itu ternyata tidak menghentikan pelaku yang saling berboncengan langsung memepet korban.

Baca Selengkapnya
Berbanding 180 Derajat, Wanita Ini Bagikan Momen Kesendiriannya saat Dirawat di RS, Pasien Sebelah Ramai Dijenguk

Berbanding 180 Derajat, Wanita Ini Bagikan Momen Kesendiriannya saat Dirawat di RS, Pasien Sebelah Ramai Dijenguk

Wanita ini mengunggah momen 180 derajat yang berbanding terbalik dengan dirinya

Baca Selengkapnya