Peneliti mancanegara tertarik teliti keunggulan sistem subak di Bali
Merdeka.com - Sejumlah peneliti mancanegara kini mulai tertarik mempelajari keunggulan dan kearifan lokal organisasi pengairan tradisional bidang pertanian (subak) yang telah ditetapkan UNESCO menjadi Warisan Budaya Dunia (WBD) di Bali.
"Kearifan lokal yang esensial dalam perannya sebagai sistem irigasi untuk mendistribusikan air irigasi secara adil kepada semua anggota subak (petani)," kata Ketua Pusat Penelitian Subak Universitas Udayana Prof Dr Wayan Windia seperti dikutip Antara di Denpasar, Minggu (19/4).
Dia mengatakan, irigasi subak merupakan suatu sistem irigasi yang bersifat sosio-teknis, yakni aspek teknis yang diterapkan dalam sistem subak disesuaikan dengan aspek sosial-budaya yang berkembang dalam kawasan tersebut.
Hal itu sesuai dengan aturan yang berkaitan dengan sistem irigasi yang menyatakan bahwa pada dasarnya suatu sistem irigasi seharusnya bersifat sosio-teknis.
"Jadi, dalam sistem subak itu juga berkembang karakter teknologi sesuai dengan adat dan budaya masyarakat setempat. Dengan demikian, sistem subak di Bali dapat juga dipandang sebagai suatu teknologi yang telah berkembang menjadi budaya masyarakat setempat," ujar Windia.
UNESCO mengakui subak sebagai warisan budaya dunia sejak 29 Juni 2012, yang meliputi empat kawasan sebagai satu kesatuan terdiri atas Catur Angga Batukaru di Kabupaten Tabanan, Pura Taman Ayun di Kabupaten Badung, Hulu Sungai Pakerisan, Kabupaten Gianyar, serta Pura Ulun Danu Batur dan Danau Batur di Kabupaten Bangli.
Khusus di Kabupaten Gianyar yang menjadi warisan budaya dunia di Hulu Sungai Pakerisan yakni tiga subak meliputi Subak Pulagan, Subak Kulub Atas dan Kulub Bawah, serta empat pura, yakni Pura Tirta Empul, Pura Mengening, Pura Pegulingan, dan Pura Gunung Kawi.
Windia menjelaskan, jauh sebelum UNESCO menetapkan subak sebagai warisan budaya dunia, sejumlah peneliti mancanegara tercatat pernah melakukan penelitian terhadap kearifan lokal yang terkandung dalam subak.
Peneliti warga negara asing itu antara lain Grader, Geertz dan Lansing, di samping peneliti nasional dan lokal Bali.
Ahli luar negeri Grader melakukan penelitian tentang subak dengan wilayah kajian di Kabupaten Jembrana, Bali barat pada tahun 1984. Sementara Geertz mengambil lokasi kajian di daerah gudang beras Kabupaten Tabanan, Kabupaten Badung dan Klungkung pada tahun 1959.
Sedangkan Lansing melakukan penelitian di Kabupaten Bangli pada tahun 1991. Ketiga peneliti mancanegara itu telah mengungkap dan melaporkan tentang perkembangan subak dengan aneka kearifan lokal.
"Mereka umumnya memuji tentang kecerdasan lokal yang dimiliki subak yang kini diwarisi secara turun-temurun," ujar Prof Windia.
(mdk/efd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Upacara Bekarang Iwak, Tradisi Menjaga Ekosistem Lingkungan ala Masyarakat Sumatra Selatan
Tradisi masyarakat Sumatra Selatan ini tak hanya menjadi kearifan lokal, melainkan juga bermanfaat untuk menjaga ekosistem alam.
Baca SelengkapnyaKeunikan Tradisi Bajapuik, Adat Perkawinan Menjemput Mempelai Laki-Laki Khas Pariaman
Tradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaBikin Merinding, 3.700 Tahun Lalu Manusia Dijadikan Tumbal, Ini Tujuannya
Bukti penumbalan manusia di ditemukan di beberapa situs arkeologi di Pulau Kreta, Yunani.
Baca SelengkapnyaPerampok Sekap Remaja di Bali, Begini Kronologinya
Korban disekap saat kedua orangtuanya tidak ada di rumah. Pelaku menggasak sejumlah harta benda orangtua korban.
Baca SelengkapnyaTeguhkan Keragaman, Upacara HUT Banyuwangi Diwarnai Busana Khas Suku Nusantara
Bupati Ipuk dalam upacara tersebut mengenakan busana adat suku Bugis.
Baca SelengkapnyaBak Perkampungan di Luar Negeri, Intip Pesona Desa Nagari Pariangan di Sumatra Barat
Keindahan di Desa Nagari Pariangan tidak pernah gagal dan mengecewakan sekalipun. Desa ini bahkan mirip seperti perkampungan di luar negeri.
Baca SelengkapnyaBupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya Berkat Pengembangan Sektor Kelautan
Bupati Banyuwangi Raih Satyalencana Wirakarya dari Presiden Joko Widodo.
Baca Selengkapnya