Peneliti ITB Sebut Permukaan Tanah di Bandung Turun sampai 10 Cm per Tahun
Merdeka.com - Pengambilan air tanah di Kota Bandung dilakukan tidak diiringi dengan menjaga wilayah serapan. Selain bisa menyebabkan kekeringan, hal itu pun berdampak pada penurunan permukaan tanah.
Peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas mengatakan, air tanah dimanfaatkan oleh masyarakat hingga industri. Bahkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) mengambil air dari tanah karena dianggap lebih praktis dan murah. Padahal idealnya mereka mengolah air di sungai.
Jika tidak dibenahi dengan manajemen dan kebijakan pemerintah yang baik, maka dalam 50 tahun ke depan diprediksi tidak akan ada lagi air tanah yang bisa digunakan.
Massifnya penggunaan air tanah itu bisa membuat tanah turun. Saat ini, kata Heri, Kota Bandung menduduki peringkat ketiga sebagai kota dengan penurunan muka tanah di Indonesia, setelah Kota Pekalongan dan Semarang.
"Penurunan muka tanah di Bandung mencapai 1-10 cm per tahun," ujar dia dalam diskusi 'Ngobrol Serius Kebencanaan' di Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda, Sabtu (3/8).
Ia menjelaskan, saat in suplai air di Bandung bergantung pada kawasan bandung utara (KBU) sebagai wilayah penangkap air. Namun sayangnya pembangunan di sana dilakukan secara masif. Itu pula yang membuat Kota Bandung selalu banjir ketika musim hujan tiba.
Di sisi lain, air permukaan, seperti dari Sungai Citarum tidak bisa diandalkan karena sudah terkontaminasi limbah.
Menurutnya, Pemerintah Kota Bandung harus menjaga tempat menampung air seperti waduk kecil dari alih fungsi. Selain itu, segera membuat sistem dan kebijakan mengenai water harvesting yang melibatkan masyarakat.
"Buat aturan masyarakat membuat tempat untuk menampung air selama musim hujan untuk cadangan di musim kemarau," ucap dia.
"Atau bisa juga menggunakan program water recycle (daur ulang air) seperti Jepang. Di mana air bekas mandi kemudian bisa diolah untuk dipakai kembali, tapi tidak untuk dikonsumsi," ucap Heri.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
98,6% Tanah Sudah Terdaftar, Dampak Ekonomi di Kota Tangerang Selatan Mencapai Rp20,5 T
Tujuan dari dilakukannya percepatan dalam hal pendaftaran tanah, di antaranya untuk memberikan kepastian hukum hak atas tanah masyarakat
Baca SelengkapnyaCek Fakta: Cak Imin Sebut Kekayaan 100 Orang Indonesia Setara 100 Juta Penduduk, Benarkah?
Menurut Cak Imin, ketimpangan itu harus dibenahi. Dia berharap, ketimpangan Tanah Air bisa ditekan.
Baca SelengkapnyaBNPB Ungkap Alih Fungsi Hutan Memperparah Dampak Longsor di Bandung Barat
“Maka dalam rencana jangka panjang kami merekomendasikan supaya masyarakat direlokasi ke tempat yang lebih aman," kata Abdul
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaPerubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan
Aksi yang melibatkan beberapa unsur masyarakat itu merupakan langkah nyata untuk menuju Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaTak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu
Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca Selengkapnya9 Negara yang Memiliki Air Terjun Tertinggi di Dunia
Air terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!
Baca SelengkapnyaBMKG Bicara Potensi Puting Beliung Ekstrem Muncul di Jakarta, Apa Cirinya?
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) berbicara soal potensi angin puting beliung ekstrem muncul di DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya2 Tahanan Kabur dari Rutan Polsek Tanah Abang Ditangkap, Total 13 Orang Dijebloskan Kembali ke Bui
Mereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca Selengkapnya