Pemkab Bogor Tunda Sekolah Tatap Muka
Merdeka.com - Bupati Bogor, Ade Yasin mengeluarkan kebijakan untuk menunda pembelajaran tatap muka di Kabupaten Bogor selama 2021. Awalnya sekolah tatap muka bakal digelar pada 11 Januari 2021.
"Saya tegaskan bahwa tidak ada uji coba sekolah tatap muka. Tidak bisa coba-coba karena situasinya berbahaya. Tadi kita tunda dulu untuk sekolah tatap muka sampai situasinya memungkinkan," kata Ade Yasin, Rabu (6/1).
Awalnya, dia menginginkan, sekolah-sekolah yang berada di pelosok untuk mempelopori pembelajaran tatap muka. Namun, hampir seluruh wilayah Kabupaten Bogor merupakan zona merah penularan Covid-19.
"Tapi ternyata sulit juga. Tadinya kan di pelosok itu sulit internet jadi bisa tatap muka atau belajar luar jaringan. Tapi sepertinya sulit juga dan dikhawatirkan membahayakan anak-anak," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, Entis Sutisna menerangkan, meski belum ada kejelasan soal sekolah tatap muka, pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan.
"Persiapan dari awal kita sudah siapkan. Kemungkinan sistem shifting kita lakukan dengan jumlah maksimal 10 orang siswa di dalam kelas," jelasnya.
Dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19, jumlah maksimal peserta PTM sebanyak 50 persen dari total siswa yang ada.
Menurut Entis, SKB tersebut tidak bisa diberlakukan secara merata, jika sekolah tatap muka dilaksanakan di Kabupaten Bogor. "Kita tidak menggunakan 50 persen, karena ada sekolah terdaftar di kelasnya hanya 10 orang. Kalau pakai 50 persen, berarti dimungkinkan 5 orang saja," ujarnya.
Sistem shifting maksimal 10 orang siswa di dalam kelas tersebut, rencananya tidak langsung dilaksanakan sesuai rencana PTM dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI pada 11 Januari.
Sebelum PTM dengan sistem itu dilaksanakan, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan verifikasi ke lapangan, mengecek kesiapan tiap sekolah.
"Tidak langsung tanggal 11. Kita akan buka pengajuan dari sekolah-sekolah yang akan mendaftarkannya di Dapodik (Data Pokok Pendidikan) untuk pelaksanaan PTM ini. Jadi tanggal 11 itu kita ke lokasi, memverifikasi," ujarnya.
Berdasarkan data yang ada pada pihaknya, sejauh ini, sudah ada 94 sekolah yang terdiri dari SD dan SMP yang mengajukan permohonan untuk melakukan pembelajaran tatap muka.
"Jadi nanti pada pekan ini atau pekan depan, kami akan melakukan pemeriksaan dan verifikasi kesiapan sekolah. Kalau semuanya sesuai prosedur, baru akan kami tindaklanjuti secara bertahap," ungkapnya.
Setelah melakukan pemeriksaan dan verifikasi, rencananya sekolah-sekolah tersebut akan dipersilakan melakukan uji coba untuk menggelar tatap muka. Namun tetap, semuanya bakal diperhitungkan secara matang oleh Pemkab Bogor.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beberapa kecamatan yang tercatat mengalami pergeseran suara antara lain, Ciseeng, Klapanunggal, Gunungputri, Bojonggede, Jasinga, dan Citeureup.
Baca SelengkapnyaBawaslu menemukan beberapa masalah dalam proses pemungutan suara pada sejumlah TPS di Kota Bogor,
Baca SelengkapnyaBima menyampaikan hal itu seusai berpamitan dengan warga Kota Bogor di Lapangan Sempur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dari hasil pemeriksaan dokter Puskesmas bocah itu diperkirakan meninggal dunia tengah malam
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Bogor mengusulkan 2.235 formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDemi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaTerdiri dari 101 puskesmas plus 31 rumah sakit milik pemerintah dan swasta.
Baca SelengkapnyaModusnya masuk dengan merusak pintu dengan mencongkel jendela ruangan.
Baca SelengkapnyaKasus kebakaran dan ledakan Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menjadi perhatian Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca Selengkapnya