Pemimpin bangsa dinilai belum mampu terjemahkan UUD 1945
Merdeka.com - Budayawan Indonesia, Eros Djarot mengimbau agar masyarakat bisa memahami dasar-dasar negara Indonesia. Hal ini bertujuan agar bangsa Indonesia bisa memaknai ulang arti kemerdekaan yang pernah diperjuangkan oleh para pemimpin terdahulu.
"Kalau kita mau refleksikan sesuatu harus ada dasarnya. Harus ada yang dijadikan pegangan. Yang sederhana, apakah yang sekarang ini bangsa adalah bangsa yang sesuai dengan mimpi dan cita-cita? Kalau mau memberikan penilaiannya saya mengajak ke pemikiran dasar," kata Eros dalam diskusi bulanan di Auditorium DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem), Jakarta Pusat, Minggu (22/8).
Dia mengatakan, yang menjadi masalah dari refleksi kemerdekaan adalah ketidakmampuan pemimpin bangsa dalam menerjemahkan setiap alinea dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Inilah yang mengakibatkan karut marutnya kondisi negara Indonesia, sebab dalam pembukaan UUD 1945 sudah tercantum berbagai maksud dan tujuan dari diperjuangkannya kemerdekaan.
"Di alinea pertama kalau menurut saya dia bermakna pendiri publik mengingatkan generasi bahwa ada tata nilai yang dijunjung tinggi bangsa, yaitu kemerdekaan. Di alinea kedua ada catatan perjalanan sejarah, bahwa kemerdekaan bukan jatuh dari langit melainkan lewat perjuangan," jelas Eros.
Selain itu, di alinea ketiga menjelaskan pernyataan politik bangsa bahwa berkat restu Tuhan tercapai kemerdekaan. Sedangkan di alinea keempat, ditawarkan bagaimana mengisi kemerdekaan, sehingga masyarakat bisa mengetahui apa yang harus dilakukan ke depannya.
"Bagaimana Anda membangun Pancasila dengan fondasi liberal kapitalisme. Jangan hanya pakai trisakti atau nawacita. Kita harus memahami pola pikir pemimpin terdahulu. Jangan coba-coba jadi anggota DPR, DPRD, atau penguasa kalau belum paham tentang negeri ini. Karena pertanyaan terakhirnya mau dibawa ke mana negeri ini," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya
Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.
Baca SelengkapnyaJika Menang Pilpres, Mahfud Sebut Bakal Mengambil Kombinasi Kepemimpinan Soekarno-Hatta
Sumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Mangkir Hari Ini, Pemeriksaan Dijadwalkan Ulang 29 Februari
ETH meminta penundaan pemeriksaan hingga Kamis, 29 Februari
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dibisiki Kelas Kurang, Jokowi Bangun Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Habiskan Rp200 M
Saat ini, ada 17.000 mahasiswa dengan 11 fakultas di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Baca SelengkapnyaJika Terpilih Presiden, Prabowo Janjikan AHY Posisi Sangat Strategis dan Penting
Prabowo Subianto menjanjikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) jabatan sangat penting dan strategis.
Baca SelengkapnyaArahan Kepala BPIP ke Jajaran untuk Jaga Suasana Damai dan Kondusifitas Pemilu 2024
Kepala BPIP Yudian Wahyudi berharap pihaknya bisa ikut menjaga suasana damai dan kondusifitas Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaUnair Memanggil, Guru Besar dan Akademisi Minta Jokowi Hentikan Politik Kekeluargaan
Saat akan mengakhiri pemerintahannya, Presiden bisa mengambil sikap yang tidak menodai prinsip-prinsip utama.
Baca SelengkapnyaPrinsip dan Asas Pemilu di Indonesia, Berikut Penjelasannya
Pemilihan Umum adalah proses demokratis yang dilakukan secara berkala untuk memilih wakil rakyat atau pejabat publik dalam suatu negara.
Baca SelengkapnyaPemilu 2019 Tanggal Berapa? Berikut Pelaksanaan dan Pemenangnya
Pemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia.
Baca Selengkapnya