Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pemberhentian mendadak jenderal si pencium tangan

Pemberhentian mendadak jenderal si pencium tangan Letjen Budiman cium tangan SBY. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - TNI AD besok akan resmi memiliki pemimpin baru, Letnan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Dia menggantikan Jenderal Budiman yang sebelumnya diberhentikan tiba-tiba sebagai Kepala Staf TNI AD.

Karena Budiman baru akan pensiun pada September mendatang, pemberhentian mendadak ini pun memicu berbagai spekulasi. Sebab, pemberhentian dilakukan justru saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) meminta jajaran TNI untuk siaga penuh menjaga keamanan selama pilpres.

Salah satu spekulasi menyebut Budiman dicopot karena dialah perwira tinggi yang diduga menyebut SBY sebagai 'kapal karam'. Soal ini, SBY pernah bercerita bahwa ada pihak-pihak yang menarik-narik sejumlah perwira tinggi untuk berpihak pada capres tertentu.

"Bahkan ditambahkan, tidak perlu mendengar presiden kalian, kan itu kapal karam yang udah mau tenggelam, berhenti, lebih baik cari kapal baru yang tengah berlayar dan matahari bersinar," kata SBY Juni lalu.

Jendral Budiman pun menepis spekulasi liar tersebut. "Tidak pernah sama sekali (membuat pernyataan SBY kapal karam)," kata Jenderal Budiman di Jakarta, Senin lalu. Menurutnya hal tidak kesatria seperti itu tak mungkin dilakukannya.

Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha , juga membantah ada muatan politis terkait pemberhentian tersebut. "Ini tidak ada kaitan dengan pilpres karena pergantian ini lebih sebagai proses regenerasi dalam pimpinan TNI," kata Julian di Kompleks Istana Presiden Jakarta, kemarin.

Tak ketinggalan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun menepis rumor tersebut. "Sudah biasa, sebelumnya juga sudah terjadi, tidak ada unsur politik, 'pure' kepentingan organisasi," kata Moeldoko di lokasi yang sama.

Lepas dari spekulasi tersebut, sebenarnya ada yang menarik di balik pemberhentian Jenderal Budiman yang tiba-tiba. Pada akhir Agustus tahun lalu, lulusan Akabri 1978 ini sempat dipergunjingkan publik karena tindakannya mencium tangan Presiden SBY saat dilantik menjadi Kasad.

Aksi cium tangan Budiman itu heboh lantaran dia melakukannya saat memakai atribut militer, dan karenanya dianggap melanggar Peraturan Penghormatan Militer (PPM).

Menurut mantan Sekretaris Militer Mayjen (Purn) TB Hasanuddin , PPM mengatur cara hormat anggota militer secara teknis, baik saat sedang berhenti, berjalan, dengan penutup kepala atau tanpa penutup kepala, dengan senjata atau tanpa senjata. Cium tangan jelas tidak diatur dalam PPM.

"Itu ada bukunya. Diberikan oleh bawahan kepada atasan dengan sikap sempurna, badan ditegakkan, tangan kanan memberikan penghormatan dan tatapan ke depan," papar Hasanuddin yang kini adalah Wakil Ketua Komisi I DPR ketika itu.

Namun, Kepala Pusat Penerangan TNI saat itu, Laksamana Iskandar Sitompul, membantah cium tangan Budiman melanggar aturan.

"Sah-sah saja. Kembali lagi ke pribadi masing-masing. Lihat sisi kemanusiaannya saja," ujar Iskandar.

Seiring waktu, polemik cium tangan Jenderal Budiman mungkin sudah mulai dilupakan. Namun, kini tindakan sang jenderal kembali diingat karena sebuah pemberhentian yang tiba-tiba oleh presiden, yang tangannya dulu dia cium.

(mdk/ren)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap, Ini Alasan Luhut Tak Mau Jadi Menteri Jika Ditawari Presiden Terpilih

Terungkap, Ini Alasan Luhut Tak Mau Jadi Menteri Jika Ditawari Presiden Terpilih

Meskipun demikian, Luhut mengaku bersedia apabila diminta hanya untuk memberikan saran oleh Presiden yang terpilih nantinya.

Baca Selengkapnya
Bawaslu Ingatkan Menteri Jadi Tim Kampanye Hati-Hati Dalam Tugas Kenegaraan

Bawaslu Ingatkan Menteri Jadi Tim Kampanye Hati-Hati Dalam Tugas Kenegaraan

Bagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Puji Setinggi Langit JK, Anies Sindir Sosok Karbitan: Belimbing Belum Matang Dimakan Sakit Perut, Asem

Puji Setinggi Langit JK, Anies Sindir Sosok Karbitan: Belimbing Belum Matang Dimakan Sakit Perut, Asem

Anies memuji kinerja JK saat menjabat wapres yang bisa mengimbangi kerja presiden

Baca Selengkapnya
Berkas Dua Tersangka Penganiayaan Santri di Kediri Diserahkan ke Kejari, Sisanya Masih Diproses

Berkas Dua Tersangka Penganiayaan Santri di Kediri Diserahkan ke Kejari, Sisanya Masih Diproses

Berkas Dua Tersangka Penganiayaan Santri di Kediri Diserahkan ke Kejari, Sisanya Masih Diproses

Baca Selengkapnya
Harapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami

Harapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami

Samukrah mengingatkan bahwa terdapat jutaan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertembakauan.

Baca Selengkapnya
Ketahui Kapan Pemilu Presiden, Tahapan, dan Para Calon Pemimpinnya

Ketahui Kapan Pemilu Presiden, Tahapan, dan Para Calon Pemimpinnya

Kapan Pemilu Presiden? Pemilu presiden 2024 adalah pemilu kelima di Indonesia yang bertujuan untuk memilih presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.

Baca Selengkapnya
Warga Jember Berharap Ganjar Jadi Presiden dan Bisa Selesaikan Persoalan Tanah

Warga Jember Berharap Ganjar Jadi Presiden dan Bisa Selesaikan Persoalan Tanah

Warga Jember berharap Ganjar jadi presiden dan bisa selesaikan persoalan tanah

Baca Selengkapnya
Jokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK

Jokowi Tunjuk 3 Menteri Hadapi Gugatan Pengusaha Soal Kenaikan Pajak 75 Persen di MK

Presiden Jokowi menunjuk 3 menteri hadapi gugatan para pengusaha hiburan terkait kenaikan pajak hiburan di MK.

Baca Selengkapnya