Pedagang tewas dianiaya polisi, keluarga histeris di Polda Sumut
Merdeka.com - Satu keluarga asal Air Joman, Asahan, mendatangi Mapolda Sumut, Selasa (12/5). Mereka mempertanyakan kelanjutan kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan anggota polisi sehingga menewaskan Derzat Nur Iman.
Keluarga ini mendatangi kantor Bidang Propam dan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut. Keluar dari gedung Bidang Propam, mereka menangis histeris sambil menunjukkan foto-foto jenazah Derzat yang mengindikasikan laki-laki itu tewas dianiaya.
Kasus ini sebenarnya sudah berlangsung lama. Namun, keluarga mempertanyakan kelanjutannya, karena belum ada anggota yang ditindak atas dugaan penganiayaan itu.
Berdasarkan penuturan keluarga dan kuasa hukum mereka, kasus ini bermula pada 21 Oktober 2014 lalu ketika itu Derzat yang berprofesi sebagai pedagang cabai ditangkap polisi di Huta IV Nagori Wonorejo, Pematang Bandar, Siimalungun.
Awalnya Derzat dituduh melakukan tindak pidana perjudian jenis jackpot berdasarkan surat penangkapan Sp.Kap/125/X/2014/Reskrim. Misnawati, kakak Derzat, mengatakan adiknya ketika itu berkendara dari Air Joman menuju Pematang Bandar untuk membeli cabai. Saat itu, dia mengendarai Honda Beat BM 3004 WN dan membawa Rp 12.000.000.
"Waktu ditangkap adik saya sedang berteduh di warung yang ada mesin judi jackpotnya. Adik saya ditangkap bersama temannya. Namun, pemilik mesin jackpot itu tidak ditangkap," kata Misnawati, kakak Derzat.
Keesokan hari setelah penangkapan, 22 Oktober 2014 sekitar pukul 08.00 WIB keluarga dihubungi seseorang yang mengaku anggota Polsek Perdagangan. Dia mengatakan Derzat meninggal karena kecelakaan dan sedang berada di RSU Perdagangan. "Belakangan, adik kami itu dinyatakan meninggal karena overdosis. Padahal kami tahu dia bukan pengguna narkoba," jelas Misnawati.
Pihak keluarga juga melihat sejumlah kejanggalan pada jenazah Derzat. Ketika itu bagian bawah telinga kanan dan bawah mata kanan bengkak. Selain itu didapati bekas luka di antara leher dan pundak.
"Setelah diautopsi di RSUP Adam Malik ternyata ketahuan lebih parah lagi, kaki kanannya ternyata patah, leher patah, testisnya pecah, kepala bagian belakang juga ada luka," sebut Isnawati sembari menunjukkan sejumlah bukti foto.
Karena keanehan itu, keluarga menolak menandatangani surat serah terima jenazah dan amplop berisi sejumlah uang yang diberikan anggota polisi. Mereka pun mengadukan dugaan penganiayaan ke Bidang Porpam Polda Sumut.
Berdasarkan tanda bukti lapor polisi Nomor STTLP/1210/X/SPKT I tertanggal 31 Oktober 2014 dan LP/107/X/C/2014, pihak keluarga melaporkan 6 polisi yang bertugas di Polsek Pedagangan. Namun keluarga menilai laporan itu jalan di tempat.
Keluarga juga meminta agar harta benda Derzat yang disita saat ditangkap, berupa HP, dompet, sepeda motor, uang tunai Rp 12 juta dikembalikan. Terkait permintaan ini, pihak keluarga juga mengaku belum mendapat respons pihak kepolisian.
Belakangan pada 28 April 2015, Ditreskrimum Polda Sumut melakukan gelar perkara peristiwa kematian Derzat. "Hasil gelar perkara tanpa diikuti dokter forensik itu, pihak kepolisian bersikeras menyatakan adik saya mati karena mengonsumsi narkoba, padahal dia ditangkap bukan dalam kasus narkoba. Selain itu, dia kan digeledah saat ditangkap, bagaimana bisa dia mengonsumsi narkoba," sebut Misnawati.
Karena merasa belum mendapat keadilan, Selasa (12/5) siang, pihak keluarga kembali mendatangi Bidang Propam Polda Sumut. Namun mereka mendapatkan penjelasan, tindak kriminal dalam perkara itu sudah ditangani Ditreskrimum. Sementara pelanggaran etiknya ditangani Bagian Propam Polres Simalungun.
"Kami berharap kasus ini diungkap seterang-terangnya dan yang bersalah dihukum. Jika tidak, berarti polisi sudah merusak penegakan hukum dan keadilan," pungkas Misnawati.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi TetapkanTersangka Ibu Kandung Bunuh Anaknya Usia 5 Tahun Ditusuk 20 Kali di Bekasi
Tragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca SelengkapnyaBuntut Penggerebekan Kampung Muara Baru, Polisi Tetapkan 7 Tersangka Kasus Narkotika
Tujuh orang tersangka berinisial SL,AM, DH dan DP, AI dan IY, serta FH
Baca SelengkapnyaPolisi Ini Tetap Semangat Bekerja Walaupun Harus Pakai Kruk untuk Berjalan, Keluarga Setia Mendampingi
Ia membagikan kisahnya berjuang dengan kondisi sakit. Untungnya keluarganya tetap setia mendampingi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan
Lantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).
Baca SelengkapnyaDibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit
Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca SelengkapnyaMayat dengan Kondisi Tangan dan Kaki Terikat Ditemukan di OKU Timur, Diduga Korban Pembunuhan
Polisi menduga pria itu tewas akibat pembunuhan dan sengaja dibuang ke sungai.
Baca SelengkapnyaPerwira Polisi Pamer Otot Bareng Pensiunan Jenderal Eks Kapolri, Sang Ayah Dipuji Awet Muda
Berikut potret perwira polisi pamer otot bareng pensiunan Jenderal eks Kapolri.
Baca SelengkapnyaPolisi Kampanyekan Pemilu Damai sambil Dengar Curhatan Warga
Berbagai cara dilakukan Kepolisian dalam memastikan Pemilu 2024 berlangsung damai.
Baca SelengkapnyaSatu Keluarga dari Ayah, ibu sampai Anak-anaknya Jadi Polisi, Rumah Serasa Polda
Kedua orangtua menjadi polisi, rupanya hal tersebut membuat sang buah hati turut meniru.
Baca Selengkapnya