Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pecatan marinir pembunuh bos keramik ternyata pernah bunuh polisi

Pecatan marinir pembunuh bos keramik ternyata pernah bunuh polisi Tersangka pembunuhan bos keramik. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Tarsono, pecatan TNI dari kesatuan Marinir yang terlibat pembunuhan bos keramik, Budi Hartono Tamadjaja (45), warga Jalan Galaxi Bumi Permai, Surabaya, Jawa Timur, ternyata seorang residivis Tahun 2004. Dia pernah terlibat kasus pembunuhan seorang anggota polisi di Surabaya.

Catatan kriminal Tarsono ini diungkap Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya, AKP Agung Pribadi. Dia mengungkap, saat tersangka masih aktif di kesatuannya, diketahui sering bolos. Kemudian dia dicari-cari anggota Pomal.

"Setelah ditemukan, ternyata tersangka Tarsono terlibat kasus pembunuhan seorang anggota polisi dan berhasil ditangkap dan ditahan. Kemudian pada Tahun 2006, dia resmi di PTDH (pemecatan tidak dengan hormat) oleh kesatuannya," papar Agung.

Pasca-PTDH itu, Tarsono pulang kampung ke Cirebon, Jawa Barat. Di Cirebon, dia menjalani profesi barunya sebagai kuli bangunan. "Tak hanya itu, dia juga terlibat aksi penjambretan dan perampokan nasabah bank. Tahun 2008 dia ditangkap oleh kepolisian setempat dan menjalani hukuman selama tujuh bulan," papar Agung.

Keluar tahanan, Tarsono bekerja sebagai pedagang batu akik. "Kemudian dia ajak oleh tersangka Alex Hermawanto untuk merencanakan pembunuhan terhadap korban Budi Hartono Tamadjaja. Sebelumnya, kedua tersangka memang saling kenal, yang kemudian diajak bergabung melakukan pembunuhan itu," katanya.

Sebelum Tarsono bergabung, Alex terlebih dulu mengajak dua anggota aktif TNI AL, berinisial WR dan JS serta tiga warga sipil lainnya, yaitu Fitroni, Rendra Wibowo, dan Mansye Rieneke, yang semuanya warga Surabaya.

"Tarsono inilah yang mengatur semua rencana pembunuhan terhadap korban. Termasuk berperan sebagai eksekutornya," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, setelah dua bulan melakukan penyelidikan kasus pembunuhan bos keramik, yang ditemukan tak bernyawa di Sungai Kaliwatu Ondo, wilayah Hutan Cangar, Dusun Cendi, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Mojokerto pada 25 Desember 2014 lalu oleh warga setempat, polisi akhirnya berhasil membekuk tujuh tersangka tersebut.

Dua di antaranya anggota aktif TNI AL, yang kemudian diserahkan oleh polisi ke kesatuannya untuk proses hukumnya.

Awalnya, dua anggota TNI AL ini menyangkal keterlibatannya, setelah empat tersangka dari warga sipil 'bernyanyi.' Untuk bisa mengungkap keterlibatan dua anggota TNI AL itu, polisi akhirnya membekuk Tarsono, yang tengah menjual batu akik di daerah asalnya, Cirebon.

Tarsono merupakan kunci keterlibatan dua anggota TNI AL itu. "Setelah tersangka Tarsono ini kita tangkap, dan menunjuk keterlibatan dua anggota TNI AL tersebut, maka dua tersangka dari anggota TNI AL itu tidak bisa mengelak lagi. Kini proses hukum dua tersangka itu ditangani oleh kesatuannya," terang Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sumaryono.

Kasus ini sendiri, bermula dari kasus hutang piutang senilai Rp 6,1 juta antara korban dengan tersangka Alex. Karena saat ditagih, korban berbelit-belit, akhirnya tersangka Alex meminta bantuan enam tersangka lainnya.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polisi Tangkap 3 Tahanan yang Kabur dari Polsek Tanah Abang, Tiga Lagi Masih Buron

Polisi Tangkap 3 Tahanan yang Kabur dari Polsek Tanah Abang, Tiga Lagi Masih Buron

Tiga tahanan yang kabur dari rutan Polsek Tanah Abang pada Senin (19/2) lalu berhasiL ditangkap

Baca Selengkapnya
Kapolsek dan Wakapolsek Tanah Abang Diperiksa Propam Buntut 16 Tahanan Kabur

Kapolsek dan Wakapolsek Tanah Abang Diperiksa Propam Buntut 16 Tahanan Kabur

Sejumlah tahanan yang kabur sudah ditangkap kembali.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Saat Pesiar Ketahuan Pakai Baju Preman, Begini Sanksi Berat yang Diterima Taruna Akpol

Saat Pesiar Ketahuan Pakai Baju Preman, Begini Sanksi Berat yang Diterima Taruna Akpol

Meski begitu, tetap ada peraturan yang harus dipatuhi selama waktu pesiar. Salah satunya berseragam lengkap dengan atributnya serta membawa tas jinjing.

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap Penyebab Macet di Tasik Hingga Kendaraan Tak Bergerak Berjam-jam Semalam

Polisi Ungkap Penyebab Macet di Tasik Hingga Kendaraan Tak Bergerak Berjam-jam Semalam

Kendaraan didominasi para pemudik hendak balik ke kota asalnya. Tingginya volume kendaraan juga dipicu banyaknya wisatawan.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Bos Toko Semangka Kramatjati Karyawannya Jadi Korban Penganiayaan OTK Hingga Tewas

Kesaksian Bos Toko Semangka Kramatjati Karyawannya Jadi Korban Penganiayaan OTK Hingga Tewas

Korban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.

Baca Selengkapnya
Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Jelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik

Isi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.

Baca Selengkapnya
TKN Pastikan Penerapan Pajak Karbon Segera Diterapkan Jika Prabowo-Gibran Menang Pilpres

TKN Pastikan Penerapan Pajak Karbon Segera Diterapkan Jika Prabowo-Gibran Menang Pilpres

Penundaan pajak karbon ini merupakan penundaan yang kesekian kali setelah pada akhir 2021

Baca Selengkapnya
16 Tahanan Polsek Tanah Abang Kabur, Kompolnas Minta Propam Turun Tangan

16 Tahanan Polsek Tanah Abang Kabur, Kompolnas Minta Propam Turun Tangan

Hal itu perlu dilakukan agar kejadian ini tidak terulang kembali.

Baca Selengkapnya