Para politikus Demokrat terus serang Jokowi
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hobi jalan-jalan dan blusukan ke kampung-kampung setelah satu minggu dilantik. Jokowi juga melakukan sidak ke kantor kelurahan dan kecamatan untuk meninjau langsung para lurah dan camat bekerja.
Bahkan Jokowi jarang sekali berlama-lama di kantor, kecuali ada rapat-rapat. Tak ayal, kebiasaan nyentrik Jokowi ini dikritik oleh politisi Partai Demokrat.
Ketua DPP Bidang Kominfo Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai apa yang dilakukan Jokowi hanyalah pencitraan saja. "Pencitraan saja, kasihan Jakarta. Kita tunggu 1 tahun nanti, kita tunggu tanda-tandanya," kata Ruhut saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu (24/10) lalu.
Ruhut membandingkan kepemimpinan Mantan Gubernur Jakarta Fauzi Bowo dengan Jokowi yang berasal dari daerah. Menurutnya, persoalan dan masalah Jakarta tentunya lebih paham Fauzi Bowo jika dibandingkan dengan Jokowi.
"Ahlinya saja pusing, apalagi bukan ahlinya, bisa teler itu. Biarkan saja dulu kita tunggu buktinya," imbuh Ruhut.
Gaya kerja Joko Widodo yang suka blusukan juga dikritisi oleh Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Mx Sopacua. Menurut Max, gaya blusukan Jokowi tidak efektif.
"Itu tidak efektif. Dua tahun belum tentu selesai," kata Max Sopacua di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (25/10).
Max menegaskan, apa yang dilakukan Jokowi juga bisa memunculkan sisi-sisi negatif. Sebab, jika ada satu kampung yang tak disambanginya justru bakal menyerang kinerja Jokowi.
"Saya rasa itu bisa mendatangkan antipati loh untuk kampung yang tidak didatangi. Akan lebih efektif mendelegasikan kepada walikota wilayah masing-masing," jelas politikus Demokrat ini.
Dia menambahkan, setumpuk persoalan Jakarta sangatlah berbeda dengan kota Solo. Jakarta lebih memiliki persoalan yang komplek.
"Sekarang Jokowi garuk-garuk kepala, ini DKI Jakarta jangan anggap seperti Solo," kata Max.
Blusukannya Jokowi secara langsung, menurut Max tak akan efektif. Jokowi seharusnya mendelegasikan kewenangannya.
"Harus ada sistem delegasi. Sampaikan ke wali kota, camat dan kepala desa. Jangan dari satu kampung ke kampung yang lain. Dengan diserahkan dan didelegasikan ke pemimpin wilayah (wali kota) maka akan lebih ringan. Kemudian wali kota menjelaskan ke wilayahnya terus memberikan penjelasan kepada Jokowi," tandasnya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional
Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Baca SelengkapnyaJokowi Mau Jadi Jembatan Parpol, PDIP Singgung Demokrasi Turun ke Titik Nadir
Hasto menegaskan, Pemilu 2024 belum selesai. Saat ini, proses rekapitulasi suara masih dilakukan secara berjenjang.
Baca SelengkapnyaJokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan
Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Ungkap Alasan Naikkan Pangkat Prabowo Jadi Jenderal Kehormatan TNI
Usulan kenaikan pangkat Prabowo ini merupakan usulan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca SelengkapnyaGuntur Soekarno Minta Fokus Pemilu Tak Usah Bahas Pemakzulan Jokowi
Kalimat Guntur Soekarno itu justru meluruskan agar relawan tidak perlu jauh-jauh membahas soal pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaNama Jokowi Diseret dalam Sidang Sengketa Pilpres 2024, Begini Reaksi Istana
Nama Jokowi berulang kali disebut dalam sidang perdana sengketa hasil Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaIstana Jawab Keanggotaan Jokowi di PDIP Usai Maruarar Mundur: Jangan Dihubung-hubungkan dengan Presiden
Maruarar Sirait mengatakan langkah politiknya mengikuti Joko Widodo
Baca Selengkapnya