Merdeka.com - Beberapa kali anggota TNI menganiaya wartawan yang meliput. Yang menyedot perhatian adalah kasus pemukulan Kadispers Lanud Pekanbaru, Letkol Robert Simanjuntak kepada fotografer Riau Pos Didik Herwanto.

"Yang mempengaruhi globalisasi. Informasi yang masuk ke kita langsung diterima prajurit, sedangkan tiap prajurit punya perbedaan mengartikan informasi tersebut," kata Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono saat membuka 'Gelar Operasi Gaktib & Yustisi TNI 2013' di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, Rabu (16/1).

Selain itu, kekerasan yang terjadi kepada wartawan juga disebabkan kurangnya kedisiplinan prajurit tersebut. Sehingga diharapkan pengawasan yang dilakukan, termasuk gelar operasi Gaktib, dapat meminimalisir pelanggaran prajurit kepada kode etik TNI.

"Tidak ada penganiayaan pada wartawan. Itu karena kurang disiplin prajurit. Sebenarnya aturan sudah ada, tinggal masalah disiplin," terang Agus.

Agus membantah kekerasan yang dilakukan karena faktor ekonomi. Sebab, dia menilai gaji sebagai prajurit TNI, terlebih sebagai kepala dinas, sudah terbilang sejahtera.

Operasi Gaktib dan Yustisi TNI dilaksanakan sebagai upaya menekan dan mencegah terjadinya pelanggaran, serta perbuatan melawan hukum. Operasi dilaksanakan dalam bentuk mandiri atau gabungan, dengan melibatkan Pomad, Pomal, Pomau, dan dibantu satuan Provost Polri.

"Tanpa ada kegiatan penegakkan hukum dan disiplin di TNI, nanti kita tidak bisa mengharapkan disiplin prajurit meningkat," kata Agus.