Merdeka.com - Dua anggota polisi ditangkap Kepolisian Diraja Malaysia di Kuching, Sarawak. Indonesia Police Watch (IPW) menilai kasus tersebut harusnya menjadi pembelajaran Polri.

"Harusnya membuat elit Polri malu," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam pesan tertulis yang diterima merdeka.com, Senin (1/9).

IPW mendesak harus ada elite Polri yang bertanggung jawab dalam kasus penangkapan AKBP IEP dan Brigadir H tersebut. Menurut Neta, harusnya kepergian keduanya ke Malaysia harus sepengetahuan atasannya.

"Tidak mungkin seorang anggota Polri bisa pergi ke luar negeri dengan cara selonong boy tanpa izin atasan, apalagi yang pergi itu adalah perwira menengah berpangkat AKBP," lanjutnya.

IPW meminta Polri untuk memperketat pengawasan kepada bawahannya, terlebih kepada anggota yang bersentuhan dengan tugas-tugas di bidang narkotika.

"Sangat naif jika seorang kapolda tidak tahu ada pamennya yang pergi ke luar negeri, kemudian tertangkap polisi negara karena kasus narkoba," terang Neta.

Sebelumnya dua polisi anggota Polda Kalbar, AKBP Idha Endri Prastiono dan Bripka MH Harahap dari Polsek Entikong ditangkap Polis Di Raja Malaysia (PDRM) di Kuching. Dua polisi ditangkap atas kasus narkoba dan diduga terlibat jaringan internasional.

Kapolda Kalbar Brigjen Pol Arief Sulistyanto mendapat telepon dari perwira penghubung Polri di Kuching terkait penangkapan dua polisi tersebut, Jumat (29/8) sekitar pukul 19.30 WIB dalam perjalanan menuju Singkawang dari Mempawah.

Perwira penghubung Polri menginformasikan bahwa PDRM menangkap tiga orang di salah satu hotel sekitar pukul 15.15 waktu setempat.

Penangkapan tersebut merupakan pengembangan kasus dari ditangkapnya seseorang oleh polisi di Kuala Lumpur International Airport.

Pelaku berencana mengirim narkoba ke Kuching. PDRM kemudian membawa pelaku ke Kuching untuk menunjukkan dan menemukan pihak yang dituju.