Merdeka.com - Tepat pukul 12.00 WIB Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggeruduk sekretariat KPU Jabar di Jalan Garut, Bandung. Mereka pun langsung berorasi. Selang 10 menit suara azan terdengar.

Jarak masjid dengan kantor KPU hanya sekitar 100 meter. Jelas suara lantunan azan terdengar. Namun mahasiswa yang mayoritas mengenakan almamater warna biru-biru ini justru adu keras dengan suara azan saat melakukan orasi.

Amin (47), warga yang sedang bergegas ke masjid untuk melaksanakan salat dzuhur merasa kesal dengan aksi yang dilakukan mahasiswa. "Ko azan enggak berhenti sih. Hargai dulu saya sebagai muslim merasa sakit hati," ujarnya, Senin (11/2).

Sama hal dengan Sumaryati (50) warga sekitar. Dirinya merasa kaget dengan aksi itu. "Berisik banget, tapi itu bukan masalah. Ini KPU kan dekat dengan masjid, ada orang mau beribadah, padahal jeda dulu. Paling 10 menit," ungkapnya.

Rumah Sumaryati, ibu rumah tangga ini hanya berjarak dua rumah ke masjid. Sedangkan ke sekretariat KPU terhalang 3 rumah. "Saya minta jaga ketertiban, jangan rusuh, hargai warga sekitar," ungkapnya kesal.

Sementara itu, Koordinator Aksi Jalaludin saat ditanyakan justru mengatakan tanggung. "Tanggung saja mas," singkatnya saat ditanya ada suara azan.

Pantauan merdeka.com, massa yang berjumlah sekira 50 orang itu masih berorasi mengkritisi kinerja KPU Jabar yang masih banyak kekurangan. Dia pun ingin bertemu langsung dengan Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat.

Adapun tuntutan mereka adalah meminta KPU Jabar menjaga netralitas dan tidak berpihak kepada salah satu calon. KPU juga harus transparan terhadap penggunaan dana Pilgub Jabar yakni sebesar Rp 1 triliun.