Merdeka.com - Acara Wedding On the Street yang diselenggarakan oleh Baznas didedikasikan untuk orang-orang yang termarjinalkan. Akibat himpitan ekonomi mereka tidak mempunyai buku nikah yang resmi dari Kantor Urusan Agama (KUA).

"Kegiatan ini untuk menyambut datangnya bulan Ramadan, Ramadan itu kan bulan kasih sayang, jadi saya ingin berbagi dengan orang-orang yang termarjinalkan. Mereka ini jangankan surat nikah, KTP saja ada yang tidak punya," ujar Ketua Umum Baznas Didin Hafidhuddin kepada wartawan di lapangan Monas, Jakarta Pusat, Minggu (15/7).

Dikatakan Didin, dampak dari tidak memiliki surat nikah adalah ke anak mereka. "Karena tidak memiliki surat nikah maka anak-anak mereka jadi tidak bisa mempunyai akte kelahiran, imbasnya kesulitan saat mengurus administrasi di sekolah-sekolah," ujarnya.

Menurut Didin, pihaknya ingin memotong mata rantai kemiskinan di mana agar para pasangan kurang mampu yang ingin meresmikan hubungan mereka menjadi tidak sulit lagi dalam mendapatkan surat nikah.

"Paling tidak sudah ada 429 orang yang terselamatkan masa depannya, anak-anaknya menjadi tidak kesulitan sekolah. Nanti akan dipantau setelah mereka punya surat resmi apakah masih ada masalah," kata Didin.

Dana yang dihabiskan Baznas untuk keperluan administrasi pernikahan massal tersebut mencapai Rp 200 juta. Rp 15 juta untuk keperluan pengadaan hadiah yang diberikan kepada para peserta berupa, seperangkat alat salat, Alquran dan uang tunai Rp 500 ribu.