Merdeka.com - Salah satu kuasa hukum rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto, Nazarudin Lubis mengakui bahwa kliennya pernah ditemui oleh terpidana kasus Wisma Atlet Muhammad Nazaruddin. Saat itu, Nazar menawarkan proyek pengadaan alat laboratorium yang memang sedang dibutuhkan oleh IPB.

"Sebelum proyek pengadaan alat laboratorium terlaksana, memang Pak Rektor didatangi oleh Nazaruddin. Dia (nazar) mengatakan akan membantu dalam pengadaan laboratorium," ujar Lubis kepada wartawan, Jumat (15/6).

Menurut Lubis, seperti yang diungkapkan kliennya, ketika Nazar datang ke IPB, tidak datang atas nama anggota dewan. Kemudian Nazar menawarkan bantuan untuk membantu proyek pengadaan tersebut dan mengatakan IPB akan mendapat jatah pengadaan laboratorium sebesar Rp 40 miliar.

Setelah Nazar, kemudian datang Mindo Rosalina Manullang (Rosa) atas nama tiga perusahaan. Rosa kemudian menawarkan kepada Herry akan memberi sesuatu untuk memenangkan suatu perusahaan sebagai pelaksana proyek pengadaan laboratorium di IPB.

Namun saat itu, tawaran Rosa ditolak. Pasalnya, sudah ada mekanisme lelang yang sudah disetujui oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti).

"Setelah itu Rosa sering datang. Tetapi, tidak dilayani. Sehingga, dia sempat mengatakan bahwa rektor IPB ini alot," ujar Lubis.

Bahkan, lanjut Lubis, Rosa pernah datang untuk memberikan sesuatu sebagai ucapan terimakasih. Tetapi, ditolak juga oleh kliennya.

Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan Angelina Sondakh sebagai tersangka dengan dugaan menerima hadiah terkait penganggaran proyek pembangunan alat-alat laboratorium universitas-universitas di Kemendiknas.

Sebelumnya, KPK menemukan 16 aliran dana yang mencurigakan ke politikus Partai Demokrat ini dengan nilainya miliaran rupiah. KPK menduga aliran dana ini terkait penerimaan hadiah kasus tersebut.

Sementara itu, diketahui bahwa total nilai proyek pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di 16 universitas negeri tahun 2010/2011 yang diduga dikorupsi Angie, mencapai Rp 600 miliar.