Nasib hewan Indonesia, di hutan diburu di kebun binatang tak terurus
Merdeka.com - Beginilah nasib sejumlah binatang yang hidup di Indonesia. Di hutan yang menjadi habitatnya, mereka terusik dan dihantui pemburu. Binatang yang memiliki nilai jual tinggi atau pun dianggap hama, bagi sebagian orang layak diburu.
Misalnya saja gajah. Sudah banyak kasus ditemukannya bangkai gajah tanpa gading di Sumatera. Di pasar gelap, memang gading gajah ini banyak diburu dan diminati.
Nasib tragis juga dialami orangutan. Keberadaan golongan kera besar klasifikasi mamalia ini banyak diburu karena dianggap hama bagi pengusaha perkebunan.
Dengan demikian, tidak heran jika beberapa jenis binatang di hutan jumlahnya turun drastis hingga dikhawatirkan bakal punah.
Lain di hutan, lain pula di kebun binatang. Taman margasatwa yang sengaja dibuat sebagai tempat memelihara hewan dalam lingkungan buatan dan tidak sedikit yang dikomersilkan, nasib binatang acap kali berakhir tragis.
Penyebabnya beragam, ada yang tidak diperhatikan makannya hingga harus memakan sampah. Tetapi ada juga kebun binatang yang sudah menerapkan standar pemeliharaan hewan.
Berikut derita hewan di kebun binatang:
Singa mati tergantung kawat timah di Kebun Binatang Surabaya
Singa jantan bernama Michael mati tergantung dengan leher terlilit kawat atau sling di kandangnya di Kebun Binatang Surabaya (KBS). Kematian singa yang berusia 1,5 tahun itu diketahui sekitar pukul 07.00 WIB.Humas KBS, Agus Supangat membenarkan kejadian itu. "Dia (Michael) ditemukan dalam posisi ekstrem. Tubuhnya tergantung dengan posisi kepala di atas seperti posisi orang mati bunuh diri. Lehernya terjerat tali sling berbahan timah," ujar Agus, Selasa (7/1).Berdasarkan hasil autopsi tim medis KBS, lanjut dia, Michael tewas karena mengalami gangguan di saluran pernapasannya. "Dari hasil autopsi itu diperkirakan Michael tewas malam tadi, saat penjaga tidak ada di lokasi," kata Agus.Sedangkan akibat kematian singa jantan ini, koleksi singa di KBS tinggal lima ekor. "Empat ekor betina, dan seekor lagi jantan," jelas dia.
Kandang buaya di Kebun Binatang Bandung jadi bak sampah
Musim libur lebaran 2015 sejumlah tempat wisata di Kota Bandung dibanjiri pengunjung. Namun hal itu tidak diiringi kesadaran masyarakat tentang kebersihan. Seperti halnya yang terjadi di Kebun Binatang Bandung. Sampah berserakan di mana-mana, termasuk kandang binatang.Kandang buaya misalnya. Di mana sampah non organik membanjiri binatang reptil bertubuh besar tersebut. Pemandangan tersebut diposting salah satu netizen lewat aku twitter @fredyolendra yang mencuit sampah plastik pada Minggu (19/7).Cuit itu dimention-kan ke Wali Kota Bandung @ridwankamil dengan tulisan : Kebun Binatang Bandung. Dikerumuni sampah plastik.Bukan cuma fredyolendra, cuit keluhan ihwal sampah disampaikan beberapa netizen. @Bihawk2Rawk Kebun Binatang berubah fungsi menjadi kebun sampah.Saat dikonfirmasi wartawan, pihak Kebun Binatang mengakui bahwa volume sampah meningkat 10 kali lipat saat musim lebaran tahun ini."Kenaikannya mencapai 10 kali lipat dari hari-hari biasa," kata Humas Kebun Binatang Sudaryo saat ditemui di lokasi, Jumat (24/7) siang. Adapun sampah plastik yang membanjiri kandang buaya memang karena kesadaran masyarakat tentang kebersihan masih rendah."Masyarakat masih enggak paham. Ada yang lempar buaya makan. Padahal sudah dikasih makan dan yang buang sampah juga, dikira buayanya sudah mati," terangnya.Pihaknya mengaku sudah memberikan imbauan agar membuang sampah ke tempat yang telah disediakan. "Namanya masyarakat beda-beda, tetap saja masih ada yang tidak tertib," jelasnya. Puncak musim libur lebaran di Kebun Binatang terjadi pada H+3 yakni 36 ribu pengunjung.
Orangutan betina tewas usai diperkosa
Orangutan betina bernama Sari (15), koleksi Kebun Binatang Kandi di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, tewas usai diperkosa dua pejantan yang sedang berahi. Sari diketahui sedang mengandung anak kedua."Akibatnya Sari yang sedang mengandung anak kedua menjadi korban, dan kondisi terakhir patah tulang sehingga tidak dapat diselamatkan," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) Margo Utomo kepada wartawan di Padang baru-baru ini.Sementara itu, Koordinator Keanekaragaman Hayati BKSDA Sumbar Rusdian Ritongga mengatakan, di kebun binatang itu ada empat satwa orangutan. Saat kejadian, Sari dikarantina di salah satu kandang kecil yang terdapat di kandang orangutan tersebut. Namun, pada saat kejadian, salah satu orangutan jantan mengamuk karena birahinya naik."Sesuai prosedur orangutan yang sedang bunting tidak dipertemukan dengan yang jantan, tapi kejadian ini di luar perkiraan, karena jantan mengamuk, lalu dianiaya seperti pemerkosaan," ujarnya.Akibat peristiwa ini, BKSDA Sumbar akan mengevaluasi secara menyeluruh dan mengecek kelayakan kebun binatang tersebut.
Harimau mati mendadak
Koleksi kebun binatang Solo atau akrab disebut Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) secara bergantian mati. Setelah orangutan, jerapah, singa serta sejumlah binatang langka lainnya, terbaru seekor harimau Sumatera mati mendadak.Harimau nahas bernama Vicky tersebut ditemukan mati mendadak pada Senin (29/12) petang di kandangnya."Vicky ditemukan mati oleh pawangnya pada Senin petang. Sebelum mati Vicky tidak pernah mengalami masalah pada makan. Setiap hari kita kasih makan tiga ekor ayam," ujar Direktur TSTJ Lilik Kristianto, saat ditemui wartawan, Selasa (30/12).Menurut Lilik, sebelum mati, harimau betina berusia 10 tahun 10 bulan itu memang tidak mau makan selama dua hari. Dia mengaku sebenarnya sudah berkoordinasi dengan sejumlah kebun binatang, untuk mengobati harimau itu."Kami sudah berkoordinasi dengan Taman Safari Indonesia dan Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta untuk mencari solusi. Mereka menyarankan agar Vicky disuntikkan cairan anti biotik dan vitamin," katanya.Namun upaya penyelamatan yang dilakukan oleh tim dokter TSTJ, kata Lilik, tidak berhasil, hingga akhirnya Vicky mati. Ia mengaku sudah berupaya maksimal, namun kenyataannya tidak membuahkan hasil. Lilik menampik jika kematian harimau tersebut akibat kesalahan dari TSTJ.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menegangkan, Tuna Wicara Gelut Lawan Beruang di OKU hingga Kaki Putus
Peristiwa itu terjadi saat korban berada di kebun bersama ayahnya di Desa Mendingin, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU).
Baca SelengkapnyaBerukuran Seperti Tikus, Hewan Ini Sempat Dianggap Jenis Primata Tapi Ternyata Bukan
Selama 50 tahun, hewan ini dianggap jenis primata.
Baca SelengkapnyaTersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang
Penghuni asli Pulau Rempang yang hidup di hutan belantara kini sudah berada diambang kepunahan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tak Kalah Indah dari Kawah Ijen, Intip Pesona Sungai Kalipait Bondowoso Mengalir Membelah Hutan dan Tebing Batu
Airnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaCara Membesarkan Anak yang Pintar Bicara Sejak Usia Kecil
Memiliki anak yang cerdas dan pandai berbicara sejak usia kecil merupakan harapan banyak orangtua. Ketahui Cara mendidik anak yang pandai berbicara ini.
Baca SelengkapnyaSangar Berbaret Merah, Anggota Kopassus Ini Bisa Menirukan Suara Binatang 'Tetap Semangat Komando'
Sosok sangar anggota Kopassus yang unjuk kebolehan bisa menirukan ragam suara binatang.
Baca SelengkapnyaHanya Ada di Kalimantan, Inilah Hewan yang Punya Wujud Mirip Naga
Mengungkap misteri Lanthanotus borneensis, biawak langka tanpa telinga di hutan hujan dataran rendah Kalimantan.
Baca SelengkapnyaDitinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk
"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon
Baca SelengkapnyaAsyiknya Berkemah di Bukit Kanaga Cikijing, Pemandangan Kabut dan Hutan Pinusnya Bikin Nagih
Bukit ini berada di atas ketinggian, dengan hamparan pohon pinus yang berjajar rapi.
Baca Selengkapnya