Merdeka.com - Kepala Lembaga Permasyarakatan (LP) kelas II A, Lambaro, Aceh Besar, Ibnu Syukur memastikan lepasnya narapidana gembong narkoba Sofyan (52) dari LP adanya keterlibatan oknum Komandan Regu (Danru) berinisial D. Bahkan dirinya menginginkan oknum ini harus dipecat dan dihukum lebih berat.

Ibnu Syukur mengaku dirinya menjabat sebagai Kalapas kelas II A, Lambaro baru dua bulan. Persoalan ini dia sudah pernah beberapa kali mengingatkan agar sipir tidak mencoba-coba untuk mengeluarkan napi dari penjara atas alasan apapun. Kecuali sesuai prosedur yang berlaku.

"Saya pastikan ini ada keterlibatan oknum pegawai di dalam LP, kalau benar terlibat komandan jaga seperti pengakuan Sofyan, saya minta dipecat dan dihukum yang berat, karena narkoba ini penyakit besar," tegas Ibnu Syukur, Selasa (13/1) di ruang kerjanya.

Setelah mendapatkan informasi adanya keterlibatan Danru lepasnya narapidana narkoba, jelasnya, dia langsung mengumpulkan Danru tadi malam. Namun, saat semua Danru dikumpulkan, Danru berinisial D tidak hadir dan tidak diketahui keberadaannya.

"Saya tidak tau dimana dia berada sekarang, sudah saya hubungi lewat handphone, tetapi tidak dapat dihubungi, jadi saya belum periksa Danru tersebut," jelasnya.

Sebelumnya, katanya, Danru D sudah pernah dipanggil oleh pihak Polisi Daerah (Polda) Aceh beberapa waktu lalu. Ibnu Syukur memastikan pemanggilan ini menyangkut dengan kasus yang sama.

Saat disinggung siapa yang bertanggungjawab untuk memastikan penghuni Lapas semua ada. Ibnu Syukur menyebutkan itu menjadi tugasnya setiap Danru yang dipimpin oleh Kepala Keamanan Lembaga Permasyarakatan (KLP).

Adapun LP Kelas II A, Lambaro ini dihuni mayoritas oleh narapidana narkoba, baik kelas kakap maupun narapidana narkoba biasa. Baik terlibat sabu-sabu maupun ganja. Total penghuni Lapas ini sebanyak 491 orang dari kapasitas 800 orang.

"Lapas ini itu 90 persen penghuni narapidana narkoba, kalau kapasitas masih jauh lebih cukup," tutupnya.