Merdeka.com - Polisi Daerah (Polda) Aceh memusnahkan barang bukti kasus narkoba berupa ganja kering sebanyak 11,6 ton, dan 682.500 batang ganja siap edar dalam operasi dilakukan sejak Januari hingga Mei 2015. Pemusnahan tanaman tergolong narkotika ini dilakukan dengan cara dibakar di Mapolda Aceh, Selasa (19/5).

Selain itu, pihak jajaran Polda Aceh dan Polres seluruh Aceh telah memusnahkan 91 hektare ladang ganja siap panen. Rata-rata ladang ganja itu langsung dimusnahkan di lokasi, setelah sebagian diambil sebagai barang bukti.

Kapolda Aceh, Irjend Pol Husen Hamidi mengatakan, peredaran narkoba di Aceh sudah sangat memprihatinkan. Sebab penggunaan narkoba sekarang tidak mengenal status, semua kalangan bisa menikmati barang haram itu.

"Semua bisa terlibat narkoba, tak pandang status. Baik itu polisi, dokter, anak-anak dan bahkan ada kita tangani kasus dosen sekali pun ada yang terlibat narkoba," kata Irjend Pol Husen Hamidi.

Guna menekan peredaran narkoba di Aceh, lanjut Husen, pihak kepolisian sekarang sudah memfokuskan melakukan penindakan di hulu, yaitu membasmi ladang ganja. Sebab, bila hanya dilakukan operasi dengan menangkap pengedar dan pengguna hasilnya tidak efektif.

"Memusnahkan ladangnya langsung itu lebih efektif, makanya kita gencar operasi ladang ganja," ujar Husen.

Husein Hamidi menyebutkan, Aceh merupakan daerah produksi narkoba jenis ganja terbesar di Asia Tenggara. Menurut dia, hal ini harus diketahui semua orang sehingga proses pemberantasan narkoba efektif. Sebab bila tidak dilakukan, generasi Aceh ke depan dikhawatirkan akan terpuruk.

Selain itu, kata Husen, narkoba beredar di Aceh tidak hanya jenis ganja. Akan tetapi sabu-sabu juga sudah mulai merambah ke Bumi Serambi Mekah itu. Aceh bahkan dijadikan tempat transit penyelundup narkoba jenis sabu-sabu, dan kemudian diedarkan ke pelosok.

"Masuk sabu-sabu dari Malaysia ke Aceh untuk transit, ini tidak terlepas banyak orang Aceh di Malaysia bisnis barang haram ini," imbuh Husen.