Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Musda KNPI Pelalawan ricuh, dua peserta mengaku dianiaya polisi

Musda KNPI Pelalawan ricuh, dua peserta mengaku dianiaya polisi Korban kericuhan Musda KNPI Pelalawan. ©2016 merdeka.com/abdullah sani

Merdeka.com - Pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) ke IV DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pelalawan Provinsi Riau, di Gedung Daerah Laksamana Mangkudiraja berakhir ricuh, Selasa (05/01). Dua peserta Takim Nasri dan Vicky mengaku dianiaya puluhan polisi yang dipimpin Kabag Ops Polres Pelalawan Kompol Edwin yang mengamankan Musda KNPI tersebut.

Sekretaris KNPI Riau Restu Rambah mengatakan, kejadian tersebut berawal dari aksi protesnya yang ingin sidang musda tersebut ditunda.

"Saat saya akan maju ke depan, saya langsung diadang polisi, saya bukan mau buat kerusuhan, saya ingin menyampaikan agar sidang di skor, tapi polisi langsung mengamankan dan langsung mencekik saya‎," ujar Restu kepada merdeka.com di Pekanbaru, Rabu (6/1).

Merasa mendapat perlakuan kasar dari polisi, Restu angkat tangan ke atas untuk menghindari kontak fisik dengan polisi. Saat itu dia menceritakan masih dalam posisi dicekik.

"Saya hindari agar tidak terjadi kontak fisik, saya hindari itu, apalagi dengan polisi. Saya hanya ingin menyuruh pimpinan agar sidang diskor karena kita takut deadlock terjadi lagi," kata Restu.

Restu merasa kesal dan kecewa, saat Musda KNPI Pelalawan berjalan dengan tertib, malah polisi yang memulai kericuhan.

"Selain dicekik, Saya juga dimaki-maki polisi, sedangkan saya posisinya penanggung jawab penuh Musda KNPI Pelalawan saat itu," sesal Restu.

Ketika dicekik, kata Restu, ada peserta sidang yang ingin melerai. Dua peserta itu Takim dan Vicky, sambil mengatakan kepada polisi bahwa Restu merupakan Sekretaris KNP Riau.

"Takim dan Vicky ingin melerai polisi yang mencekik saya, justru mereka dipukuli polisi sampai babak belur. Ramai yang mukul, bahkan mereka diamankan dimasukkan ke dalam sel," jelas Restu.

Setelah dipukul, Vicky dan Takim dibawa ke sebuah ruangan yang ada di gedung daerah tempat berlangsungnya Musda KNPI Pelalawan itu. Di sana mereka mengaku kembali dipukul dan ditendang polisi.

"Kami berdua dinaikan ke sebuah meja, lalu dihajar sama mereka (polisi), kami tak bisa melawan karena mereka polisi," kata Takim diikuti anggukan Vicky.

Setelah itu, Takim dan Vicky dibawa ke Mapolres Pelalawan oleh beberapa polisi tersebut. Di sana mereka dibawa ke sel tahnan.

"Sebelum dimasukkan ke sel, kami bilang tidak terima, polisi bilang kami buat kerusuhan maka diamankan di sini," ucap Vicky.

Setengah jam berada dalam sel, Takim dan Vicky dikeluarkan. Namun, keduanya mengaku dipaksa untuk tidak menuntut kejadian yang menimpanya setelah mereka babak belur dianiaya polisi.

"Kami dipaksa untuk menandatangani surat perdamaian setelah kami dipukuli. Kami lihat di baju dinas itu namanya Kompol Edwin ‎yang memaksa kami untuk menandatangani surat damai itu," kata Vicky lagi.

Karena di bawah tekanan dan khawatir akan dipukuli lagi, Vicky dan Takim terpaksa menandatangani surat perdamaian antara mereka berdua dengan para polisi yang memukuli mereka.

"Setelah itu, kami balik lagi ke gedung Daerah Pelalawan tempat Musda KNPI dilaksanakan, kami laporkan apa yang kami alami ke pengurus KNPI Riau," imbuh Vicky.

‎Akibat penganiayaan tersebut, Vicky mengalami luka di kening akibat pukulan, memar di lengan kiri‎, lebam di pinggang kanan bekas tendangan. "Leher saya juga masih sakit karena dicekik," kata Vicky.

Sedangkan Takim, mengalami memar biru di pelipis mata, memar di kening dan telinga kanan, dan memar di pinggang. "Bibir saya ditinju sama polisi-polisi itu, sakit rasanya bang," keluh Takim.

‎Kapolres Pelalawan AKBP Ade Johan Hasudungan Sinaga saat dikonfirmasi merdeka.com membantah adanya penganiayaan terhadap peserta Musda KNPI Pelalawan tersebut. Menurutnya, pengamanan di gedung daerah itu dilakukan atas permintaan panitia Musda itu.

"Karena ada keributan, maka kita amankan beberapa peserta Musda, mereka ada yang melempar sepatu dan berbuat yang tidak sepantasnya," kata Ade Johan.

Terkait tudingan penganiayaan yang dialami Vicky dan Takim yang mengaku ditendang, dicekik dan dipukuli polisi, Ade Johan mengatakan itu mengada-ada.

"Saya jelaskan, tidak ada penganiayaan saat anggota mengamankan mereka. Hanya dibawa ke luar ruang sidang Musda agar tidak terjadi lagi keributan," jelas Ade.

Selanjutnya, kata Ade, peserta Musda yang diamankan itu dibawa ke Mapolres Pelalawan untuk dimintai keterangannya. "Tidak ada dibawa ke sel tahanan, hanya diminta keterangan saja beberapa saat, setelah itu kite perbolehkan untuk pulang," tegas Ade Johan.

(mdk/cob)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Polisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019

Polisi Terima 322 Laporan Pelanggaran Pidana Pemilu 2024, Turun Drastis dari 2019

Sebanyak 65 kasus di antaranya tengah ditangani kepolisian.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa di Medan Dirampok dan Dianiaya, Pelaku Mengaku Anggota Polisi

Mahasiswa di Medan Dirampok dan Dianiaya, Pelaku Mengaku Anggota Polisi

Para pelaku juga menuding AK sebagai pengguna narkoba dan akan ditangkap.

Baca Selengkapnya
Minta Didoakan Pemilu Damai dan Aman, Kapolres Inhu Kunjungi Sejumlah Ponpes dan Kiai

Minta Didoakan Pemilu Damai dan Aman, Kapolres Inhu Kunjungi Sejumlah Ponpes dan Kiai

Polisi menggandeng sejumlah pihak agar Pemilu berjalan aman dan damai

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Polisi Periksa Kejiwaan Siskaeee Hari Ini

Polisi Periksa Kejiwaan Siskaeee Hari Ini

Siskaeee melalui pengacaranya sempat mengaku mengalami gangguan kejiwaan.

Baca Selengkapnya
Polisi di Makassar Dikeroyok Rombongan Pengantar Jenazah, 4 Orang Ditangkap dan 5 Buron

Polisi di Makassar Dikeroyok Rombongan Pengantar Jenazah, 4 Orang Ditangkap dan 5 Buron

Pemicunya, rombongan pengantar jenazah ini ugal-ugalan dan memepet Bripda M Fathul.

Baca Selengkapnya
Bukan TNI Polri, Ini adalah Garda Terdepan yang Mengawal KPU di Tahun Pemilu

Bukan TNI Polri, Ini adalah Garda Terdepan yang Mengawal KPU di Tahun Pemilu

Bukan TNI dan Polri, ini adalah satuan yang menjadi garda terdepan dalam mengawal KPu di tahun pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
Polisi Tangkap 4 Pelaku Penganiayaan Santri di Kediri Hingga Tewas, Ini Motifnya

Polisi Tangkap 4 Pelaku Penganiayaan Santri di Kediri Hingga Tewas, Ini Motifnya

Di sisi lain, pihak ponpes membantah korban tewas karena dianiaya

Baca Selengkapnya
Penjahat Tak Berkutik Usai 'Didor', Tiba di Kantor Polisi Malah Disuapi Makan Anggota jadi Sorotan

Penjahat Tak Berkutik Usai 'Didor', Tiba di Kantor Polisi Malah Disuapi Makan Anggota jadi Sorotan

Begini jadinya seorang penjahat kasus kejahatan serius disuapi polisi usai ditembak kakinya.

Baca Selengkapnya
Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Pengeroyok Aktivis KAMMI Anggota TNI AU, Kasus Ditangani Polisi Militer Lanud Halim Perdanakusuma

Peristiwa itu bermula saat korban mengaku diklakson berulang kali oleh orang tidak dikenal dan berseragam lengkap TNI di kawasan Fly Over, Pondok Kopi Jaktim.

Baca Selengkapnya