Moral guru rendah jadi sebab kasus pencabulan murid di Klaten
Merdeka.com - Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Pantoro menyesalkan tindakan EW (56), seorang guru yang melakukan tidak pencabulan terhadap anak didiknya sendiri. Dia mengaku sudah mengetahui kabar tersebut dari sekolahan bersangkutan melalui surat yang ditujukan ke kantornya.
"Kejadian ini lebih disebabkan nilai moral guru yang rendah, saya sangat prihatin, ini akibat moral personal yang tidak baik," ujar Pantoro kepada wartawan, Rabu (24/09).
Terkait sanksi yang akan diberikan, Patoro mengatakan, Dinas Pendidikan tidak berwenang dalam pengambilan keputusan, secara langsung. Ia mengaku akan berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Daerah (BKD) terlebih dulu.
"Kami masih akan berkoordinasi dengan BKD. Meski kami akan memberikan masukan, namun untuk penerapannya bukan berada pada kewenangan kami," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, EW (56), seorang guru sekolah dasar (SD) di Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah, diamankan polisi. Ia diduga telah melakukan pencabulan berkali-kali kepada salah satu muridnya.
Bahkan tersangka mengaku telah melakukan perbuatan bejatnya tersebut selama 3 tahun berturut-turut. Sejak seminggu lalu, EW mendekam di sel tahanan Mapolres Klaten untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kasubag Humas Polres Klaten AKP Hastin Maharjanti, membenarkan adanya kasus tersebut. Ia mengaku kini masih memeriksa tersangka dan sejumlah saksi. Ia menyebut tersangka hanya pasrah saat petugas menggelandangnya ke ruang pemeriksaan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Reskrim Polres Klaten.
"Korban ini siswanya sendiri. Saat kelas 6 SD ia dijanjikan nilai bagus asal mau melayani nafsu bejat tersangka," ujar Maharjanti kepada wartawan, Selasa (22/9).
Maharjanti mengemukakan, tersangka mengaku sudah melakukan tindakan asusilanya sejak 3 tahun silam, yakni semasa korban masih duduk di kelas 6 SD. Sedangkan saat ini korban telah duduk di kelas 2 SMP.
"Modus perbuatan EW dengan cara menjanjikan nilai bagus kepada korban. Kemudian korban diberikan les privat untuk menambah pengetahuan dalam menghadapi ujian nasional," katanya.
Bahkan, lanjut Maharjanti, usai kencan korban selalu diberikan uang Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu. EW juga menjanjikan korban untuk dicarikan sekolah lanjutan favorit. Selain tersangka, Maharjanti mengaku juga mengamankan pakaian korban sebagai barang bukti.
"Kami akan menjerat tersangka dengan pasal 81 undang-undang perlindungan anak. Ancaman hukumannya 15 tahun penjara," ujarnya.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja
Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan
Baca SelengkapnyaMayat dengan Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswi SMP
Mayat Kaki dan Tangannya Terikat Ternyata Siswa SMP
Baca SelengkapnyaBegini Keseharian KRA, Mahasiswi Cantik Korban Pembunuhan di Depok
Setiap berangkat kuliah, kakeknya selalu mengantar dan menjemput kalau sudah selesai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Dirikan Ponpes Sejak 2023, Intip Momen Langka Bupati Rembang Jadi Guru Ngaji
Bagi Hafidz, tidak terlalu sulit mengatur waktu antara rutinitasnya sebagai bupati maupun mengajar di pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaSeorang Santri Aniaya Adik Kelas sampai Ancam Ditenggelamkan
HP kemudian membawa korban ke sungai di Desa Tanah Merah yang berdekatan dengan pondok pesantren.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Sekeluarga Tewas di Musi Banyuasin, 2 Anak Korban Ditemukan di Semak-Semak & Jamban
Melihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaAnies Beberkan soal Pendidikan, Prabowo: Maklum Beliau Mantan Menteri
Misalnya ada puluhan ribu guru honorer belum diangkat jadi guru P3K. Juga ada 1,6 guru belum tersertifikasi.
Baca SelengkapnyaCak Imin Janjikan Pesantren Hingga Sekolah Bebas PBB
Pemerintah diminta menjadikan guru ngaji sebagai prioritas negara.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Berharap Serda Adan Dijatuhi Hukuman Mati
Pembunuhan terhadap Iwan Sutrisman Telaumbanua (21) memberi luka mendalam kepada keluarga korban.
Baca Selengkapnya