Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Miris, siswa di Sulteng harus gelantungan di jembatan ke sekolah

Miris, siswa di Sulteng harus gelantungan di jembatan ke sekolah Ilustrasi. daily mail ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Indonesia memang sudah 68 tahun mendeklarasikan kemerdekaannya. Namun, sepertinya belum seluruh rakyat Republik merasakan buah kemerdekaan itu.

Pembangunan yang belum merata mengakibatkan ketimpangan di pusat dan di daerah. Jika di pusat seluruh infrastrukturnya bagus dan lengkap, berbeda dengan di daerah. Di Balandete, Kolaka, Sulawesi Tenggara misalnya, puluhan siswa SMP dan SMA mengalami kesulitan untuk sampai ke sekolahnya.

Sebab, jembatan yang menghubungkan Dusun Tepoe lingkungan III, Kelurahan Balandete, Kecamatan Kolaka Sulawesi Tenggara, tempat mereka tinggal dengan kota di mana sekolah berada telah lama rusak dan hanya menyisakan tali besi penyangga. Alhasil, puluhan siswa tersebut nekat menempuh bahaya dengan menyeberangi jembatan dengan cara bergelantungan di tali besi tersebut.

"Jembatan itu sudah dua bulan rusak dan hanya tersisa tali besi penyangga sehingga anak-anak sekolah harus bergelantungan untuk menyeberangi jembatan itu menuju sekolah," kata Lurah Balandete, Syarifuddin T, Kamis (21/11).

Sebelum dirinya menjabat sebagai lurah di daerah itu, proyek perbaikan jembatan pernah dianggarkan sebesar Rp 1 miliar. Namun, hingga kini perbaikan belum juga dilakukan.

"Memang dulu sebelum saya menjabat pernah dianggarkan tapi sampai sekarang kami tidak tahu anggaran itu," ujar Syarifuddin, seperti dilansir Antara.

Syarifuddin juga menjelaskan warga yang bermukim di dusun Tepoe sekitar 200 kepala keluarga sementara jembatan yang ada di daerah itu menjadi sarana vital karena sangat dekat dengan jantung Kota Kolaka.

"Kami berharap pihak Pemerintah Kabupaten untuk segera memperbaiki jembatan itu karena sarana vital bagi masyarakat apalagi anak sekolah," ujar Syarifuddin.

Menurutnya, panjang jembatan dari bibir sungai berkisar 18 meter dengan lebar sungai sekitar lima meter. Jika aliran air sungai tidak deras, biasanya warga sekitar hanya menyeberangi sungai yang ketinggian airnya di atas mata kaki orang dewasa.

"Kalau saat sekarang musim hujan arusnya sangat deras sehingga warga memilih menyeberang menggunakan tali besi jembatan," Jelasnya.

Sementara itu, Firman salah seorang siswa SMPN I Kolaka yang setiap hari nekat menyeberang dengan cara bergelantungan di tali besi itu mengakui jembatan itu merupakan akses terdekat menuju ke sekolah.

"Kami memang setiap hari lewat jembatan ini bersama beberapa siswa lainnya karena aksesnya sangat dekat dengan sekolah kami," katanya.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah

Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah

Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini

Baca Selengkapnya
Mata Terkena Patahan Kayu Main di Sekolah, Siswa SD di Jombang Alami Kebutaan

Mata Terkena Patahan Kayu Main di Sekolah, Siswa SD di Jombang Alami Kebutaan

Kejadian itu sendiri bermula saat jam kosong pelajaran pada Senin (9/1) lalu.

Baca Selengkapnya
Mayjen Kunto Syok Lihat Sekolah Tak Layak Berdinding Bilik Bambu Berlantai Tanah, Langsung Diam dan Merenung, Ending-nya Bantu Rp100 Juta

Mayjen Kunto Syok Lihat Sekolah Tak Layak Berdinding Bilik Bambu Berlantai Tanah, Langsung Diam dan Merenung, Ending-nya Bantu Rp100 Juta

kondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Jatuh Bangun Sering Diremehkan, Pria Ini Kini Sukses Budidaya Belut dan Miliki 200 Kolam

Seorang pembudidaya belut mampu kembangkan hingga 200 kolam meski sempat diremehkan hingga merugi.

Baca Selengkapnya
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Miris Perkampungan Waria Kumuh, Hidup Tanpa Listrik dan Air 'Ya Make Up Harus Siang'

Miris Perkampungan Waria Kumuh, Hidup Tanpa Listrik dan Air 'Ya Make Up Harus Siang'

Di tengah-tengah masyarakat yang hidup berkecukupan, ada sebuah perkampungan dengan kondisi begitu miris.

Baca Selengkapnya
Miris, Bocah TK di Pekanbaru Dicabuli Teman Sekolah Sesama Jenis

Miris, Bocah TK di Pekanbaru Dicabuli Teman Sekolah Sesama Jenis

Miris, Bocah TK di Pekanbaru Dicabuli Teman Sekolah Sesama Jenis

Baca Selengkapnya
Semoga Kelak Menjadi Anak Sukses, Momen Siswa Bawa Bekal Nasi dari Rumah Bikin Haru 'Gak ada Uang untuk Jajan'

Semoga Kelak Menjadi Anak Sukses, Momen Siswa Bawa Bekal Nasi dari Rumah Bikin Haru 'Gak ada Uang untuk Jajan'

Di tengah teman-temannya yang berlomba membeli jajanan, siswa ini harus duduk sendirian menikmati bekal nasi yang dibawanya.

Baca Selengkapnya
Perkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan

Perkara 8 Siswa Binus School Serpong Pelaku Perundungan Segara Dilimpahkan ke Kejaksaan

Lantaran upaya diversi yang dilakukan pihak Kepolisian tidak menemui kesepakatan antara korban dengan 8 anak berhadapan hukum (ABH).

Baca Selengkapnya