Merdeka.com - Warga di sekitar markas Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Kartasura, Solo, mengeluh. Pasalnya jalan di depan Korps Baret Merah yang menghubungkan Kota Solo dan Yogyakarta tersebut sering terjadi kecelakaan lalu lintas, yang tak jarang menelan korban jiwa.

Kondisi aspal yang baru serta minimnya rambu lalu lintas membuat pengendara sering memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Tak adanya median jalan atau rambu kejut sering menyebabkan tabrakan atau kendaraan yang terguling.

"Ini tadi sore ada mobil pikap Daihatsu AB 9625 CN terguling di depan pos jaga Kopassus. Untung saja tidak ada korban. Kami sudah bantu evakuasi dan melaporkannya ke polisi. Memang banyak yang ngebut di depan sini Mas," ujar Kapten Gorka Harahap, perwira Grup 2 Kopassus Kandang Menjangan, kepada merdeka.com, Jumat (5/12).

Menurut Gorka, anggotanya sering menjumpai kecelakaan yang terjadi di sekitar markas. Ia mengatakan, sudah banyak korban selama ini. Tak hanya korban luka, namun juga korban meninggal.

Wibowo, warga Sawit membenarkan hal tersebut. Ia yang bekerja di salah satu pabrik tekstil di Kartasura tersebut mengaku sering menjumpai kecelakaan di sana.

"Sering banget Mas. Truk guling, sering sekali, tabrakan juga. Banyak korban nyawa Mas," katanya.

Wibowo berharap pemerintah atau Dinas perhubungan akan segera bertindak, yakni dengan memasang rambu atau rambu kejut.

"Di sana itu jalannya mulus tanpa hambatan, apalagi aspalnya baru. Jadi pada ngebut. Harusnya dikasih rambu batas kecepatan, atau rambu kejut," keluhnya.

Fany warga Singopuran juga mengutarakan pendapat yang sama. Menurutnya warga ingin agar pihak pemerintah memasang rambu-rambu lalu lintas atau pun rambu lainnya, supaya tidak banyak korban.

"Selama ini tidak ada perhatian dari pemerintah tentang kasus kecelakaan yang terjadi di depan asrama Kopassus," pungkasnya.