Meski dilarang, pengungsi Kelud pulang tengok rumah dan ternak
Merdeka.com - Gunung Kelud yang Kamis malam lalu memuntahkan letusannya, hari ini terlihat mulai reda. Debu vulkanik yang semula pekat menghalangi pandangan mata, kini sudah tidak terlihat. Cuaca di sekitar Gunung Kelud juga tampak cerah.
Hampir seluruh warga di Kediri, Jawa Timur kembali melakukan bersih-bersih, baik membersihkan atap dan halaman rumah. Mereka juga terlihat membersihkan jalanan yang semula dipenuhi debu setebal sekitar 30-50 sentimeter.
Sebagian pengungsi, khususnya dari kaum laki-laki, pagi tadi juga meninggalkan lokasi pengungsian. Salah satunya di pengungsian Bulorejo, Kecamatan Kandat, Kediri.
Seperti yang dilakukan Suroto (70), warga Dusun Panceran, Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kediri dan para tetangganya. Dia memilih kembali sebentar untuk melihat rumahnya.
"Saya ingin melihat rumah, mungkin nanti sore balik lagi ke pengungsian. Setelah melihat situasi aman, semua warga kembali pulang," kata Suroto saat hendak numpang mandi di Masjid Baiturrahman yang berada di desanya, Sabtu (15/2).
Suroto mengatakan atap teras rumahnya ambruk terkena hujan abu dan kerikil Kamis malam lalu. "Waktu kejadian, semua penduduk pada mengungsi, nggak tahu apa yang terjadi pada rumah-rumahnya. Sekarang situasinya aman. Kami ingin melihat situasi rumah kami," lanjut dia.
Suroto juga mengatakan, situasi seperti ini sempat membuat khawatir keselamatan keluarga juga hewan ternaknya. "Seperti lampu, kambing dan ayam," kata kakek yang berprofesi sebagai buruh tani itu.
Selain kakek yang berpenghasilan Rp 20 ribu per hari itu, para lelaki yang berada di pengungsian Desa Sumber Agung, Kecamatan Ploso Klaten, juga memilih kembali ke rumahnya di Desa Ngancar. Mereka juga ingin melihat rumah dan ternak mereka yang tak sempat dibawa saat mengungsi.
Namun, sikap para pengungsi ini disesalkan Divisi Armada Evakuasi, Gembong. Sebab untuk saat ini Satlak masih belum memperbolehkan para pengungsi kembali ke tempat tinggalnya, meskipun hanya untuk melihat hewan ternak mereka di rumah.
"Kalau memang kondisinya memungkinkan, kami siap untuk mengevakuasi hewan ternak milik warga. Karena Satlak sudah menyiapkan lokasi khusus untuk menampung hewan ternak milik warga. Termasuk juga memberikan pemenuhan kebutuhan makanan kosentrat dan kesehatan hewan. Hanya saja belum ada perintah untuk kembali ke sana," tandas Gembong.
Sementara dari pantau di lapangan, di Dusun Panceran yang berada sekitar 6-7 kilometer dari Kelud, terlihat lalu lalang pengendara motor dan beberapa warga yang membersihkan jalanan yang penuh debu. Sementara di rumah-rumah penduduk terlihat masih lengang tanpa aktivitas rumah tangga pada umumnya. Rumah-rumah itu masih tertutup rapat, seperti tanpa penghuni.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hengki mengatakan, pelaku sempat menjauh kala ditegur petugas. Tetapi, tiba-tiba, pelaku kembali mendekati petugas dan melakukan penyerangan.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca SelengkapnyaSelama libur lebaran armada tidak berhenti beroperasi untuk mencegah penumpukan-penumpukan sampah di lingkungan masyarakat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaKAI juga telah menyiapkan armada kereta tambahan yang difokuskan untuk mengangkut para pemudik
Baca SelengkapnyaPihaknya dibantu instansi terkait telah mengevakuasi masyarakat yang berada di sekitar gudang amunisi.
Baca SelengkapnyaGempa bumi tektonik dengan magnitudo 4,8 mengguncang Pantai Utara Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, hari ini (13/2) pukul 07.34 WIB.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca SelengkapnyaTiba-tiba tembok tetangga yang lebih tinggi runtuh dan menimpa rumah Suyoto
Baca Selengkapnya