Mereka yang nekat akhiri hidup karena masalah duniawi

Merdeka.com - Pada Ramadan kali ini, masih ditemui kejadian orang-orang nekat bunuh diri. Rata-rata mereka memiliki berbagai alasan buat mengakhiri hidupnya.

Meski demikian, perbuatan bunuh diri dalam Islam sangat dilarang. Bahkan termasuk dosa besar.

Umat Islam dilarang mengharapkan kematian, meski dalam keadaan tersulit sekalipun. Tetapi, orang yang bunuh diri boleh disalatkan.

Allah S.W.T., secara tegas melarang tindakan bunuh diri. Larangan itu termaktub antara lain dalam surat an-Nisa’ ayat 29 yang artinya, "Janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ad-Dahak disebutkan, "Barang siapa terjun dari sebuah bukit untuk menewaskan dirinya maka kelak ia akan masuk neraka dalam keadaan terlempar jasadnya. Ia kekal dalam neraka selama-lamanya."

Dengan bunuh diri, seseorang akan merasakan penderitaan tiga kali, yaitu penderitaan di dunia yang mendorongnya berbuat seperti itu, penderitaan menjelang kematiannya, dan penderitaan yang kekal di akhirat nanti.

Diduga depresi, seorang nenek di Jembrana tewas gantung diri

Diduga lantaran depresi karena penyakit yang diidapnya, seorang nenek bernama Ni Nengah Rai (75 tahun) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di pohon cengkeh, Jumat (3/7) sore.Nenek tinggal di Dusun Yehbuah, Desa Yehembang Kauh, Kabupaten Jembrana, Bali itu ditemukan tergantung dengan menggunakan ikat pinggang kain sepanjang 2,70 meter di pohon cengkeh belakang rumahnya.Korban ditemukan pertama kali oleh tetangganya, Ni Ketut Reci (75 tahun), sekitar pukul 13.30 WITA. Kemudian saksi berteriak minta tolong kepada warga sekitar.Dalam sekejap, warga berdatangan dan langsung menurunkan korban dari tempatnya tergantung setinggi sekitar 160 centimeter. Peristiwa itu kemudian dilaporkan ke aparat desa dan diteruskan ke Polsek Mendoyo. Korban gantung diri saat ditinggal anaknya pergi ke kebun buat memetik buah cengkeh sejak pagi."Dari hasil pemeriksaan dokter, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dari ciri-cirinya korban tewas murni karena gantung diri," kata Kanit Reskrim Polsek Mendoyo, AKP Gusti Komang Muliadnyana, Jumat (3/7) sore.Menurut Gusti, Ni Nengah Rai nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri lantaran depresi akibat penyakit tua diidapnya sejak lama."Korban juga menurut keterangan keluarganya beberapa tahun lalu juga pernah gantung diri, tapi keburu ada yang lihat dan berhasil diselamatkan," ujar Gusti.

Dituduh istri selingkuh, pedagang plastik gantung diri usai sahur

Sakit hati dituduh selingkuh oleh istrinya, Hasan (42 tahun) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Sebelum melakukan itu, pedagang plastik ini masih sempat makan sahur bersama anggota keluarganya, kecuali istrinya, Ayu (40 tahun).Jenazah korban pertama kali diketahui oleh anaknya, Jumat (3/7) pukul 06.00 WIB. Lehernya terlilit kain gendongan bayi dan tergantung di pintu dapur rumahnya di Jalan Mayor Zen, Kelurahan Sei Selayur, Kecamatan Kalidoni, Palembang.Informasi dihimpun, korban gantung diri karena sakit hati dituduh istrinya berselingkuh dengan wanita lain. Tuduhan itu berawal dari sebuah pesan pendek (SMS) di ponsel milik korban dari seorang wanita yang juga berdagang di pasar yang sama.Kemudian, Hasan dan Ayu terlibat cekcok mulut, hingga akhirnya istrinya kabur dari rumah sejak Kamis (25/6) lalu.Hasan pun berusaha membujuk istrinya pulang ke rumah karena kasihan dengan empat anaknya. Tetapi, bujukan itu ditolak Ayu dengan alasan masih yakin suaminya main serong."Kami tahu dia (korban) bertengkar dengan istrinya. Sudah kami nasehati dibujuk saja, jangan bikin aneh-aneh, tapi dia begitu juga," kata tetangga korban, Yani (33 tahun), Jumat (3/7).Sehari sebelum kejadian itu, kata Yani, Hasan sempat bercerita kalau dia sudah putus asa mengajak istrinya kembali ke rumah. Sebab, istrinya sudah bulat meninggalkan korban dan empat anaknya."Kami tak menyangka, sehari-harinya dia (korban) orang baik, ceria, bergaul lagi. Lagi pula, anaknya bilang tadi mereka sempat sahur bareng," ujar Yani.Kapolsek Kalidoni Palembang, AKP Rachmat S Pakpahan mengatakan, dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara, kematian korban murni akibat gantung diri. Sebab, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban."Korban tidak diotopsi karena keluarga menolak. Kasusnya murni gantung diri," kata Rachmat.

Dicerai istri & sakit-sakitan, pelaut tewas gantung diri di kapal

Seorang pelaut sudah pasti jarang di rumah. Hal ini pula yang dialami Arif Rahman (37) hingga akhirnya digugat diceraikan istrinya karena jarang pulang.Sejak mendapat kabar dirinya diceraikan istri, Arief terlihat sering sakit. Informasi di Polsek KP3 Benoa, Bali, Arif diketahui terakhir berlayar dengan Kapal Bahari, pada 28 Mei lalu. Namun di tengah lautan nampak parah sakitnya, dan kebetulan di tengah laut ada kapal yang hendak balik ke Pelabuhan Benoa dan akhirnya Arief dititipkan di kapal kolekting.Setiba di Pelabuhan Benoa, kata Kapolsek KP3 Benoa Kompol Nyoman Gatra bahwa ABK tersebut tinggal di kapal Fak-Fak yang sandar."Selama di darat dia kemudian tinggal di kapal Fak-Fak. Nah tadi pagi, korban sudah ditemukan tak bernyawa diduga mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri," jelasnya, Jumat (3/7) di Pelabuhan Benoa, Bali.Korban sudah dibawa ke RSUP Sanglah untuk diambil visum. Pihak keluarga juga sudah dihubungi. Untuk sementara kata Gatra, tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan diduga murni korban gantung diri lantaran sakit hati sejak bercerai. Dengan kejadian ini, terhitung sudah ada 4 kasus ABK tewas di Pelabuhan Benoa, Bali.

Stres ditinggal istri meninggal, Wayan nekat gantung diri

Sejak ditinggal mati istrinya setahun lalu, membuat Wayan Samba (44) patah semangat dan sering melamun. Hingga akhirnya dia memutuskan nekat gantung diri di kamar rumahnya di Jalan Subak Dalem Ujung Banjar Purnama Asri, Denpasar.Informasi yang didapat, sejak setahun lalu korban ditinggal istrinya meninggal. Sejak itu, Wayan sering melamun dan jarang bisa diajak komunikasi. Bahkan kata kerabatnya, Wayan sempat juga melakukan percobaan bunuh diri sebulan setelah kepergian istrinya. Namun saat itu berhasil digagalkan.Peristiwa ini menurut laporan Polsek Denpasar Barat, ditemukan pertama kali oleh saksi Wayan Suastika (33). Di mana saat itu saksi yang curiga melihat rumah dan kamar korban terlihat sepi dan tidak seperti biasanya. Setelah memanggil kerabat korban dan warga untuk melihat rumah korban, ditemukan saat itu korban sudah tergantung dengan seutas tali di plafon kamarnya.Kapolsek Denpasar Barat AKP Wisnu Wardana mengatakan bahwa dari hasil olah tempat kejadian perkara, korban dipastikan meninggal karena bunuh diri."Dari hasil pemeriksaan awal, tidak adanya tanda-tanda penemuan kekerasan. Murni korban bunuh diri," terang Wisnu, Selasa (30/6) di Denpasar, Bali.

Dimarahi bapak karena ayam mati, siswa SMK nekat gantung diri

Hanya gara-gara ayam jagonya mati dalam kurungan, seorang bapak tega memarahi anaknya hingga sang anak nekat gantung diri. Putu AN (48), warga Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali tega memarahi SA (16), anak kandungnya yang masih duduk di kelas 2 SMK, hanya gara-gara ayam jago peliharaannya mati dalam kurungan.Mengetahui bapaknya marah, SA tidak kuasa melawan. Dia hanya diam seribu bahasa. Meski ayam itu mati bukan karena dirinya.Namun rupanya kemarahan bapaknya sangat memukul perasaannya, dia langsung mengambil seutas tali plastik untuk gantung diri di dalam kamarnya, Senin petang (29/6).Beruntung, berselang lima menit, kakak korban mengetahui aksi nekat adiknya setelah mendengar suara ngorok keras dari kamar korban."Setelah pintu didobrak ternyata adiknya sudah tergantung. Kemudian dia membawa adiknya ke rumah sakit dengan dibantu bapaknya dan warga lainnya," terang Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Gusti Made Sudarma Putra.Saat ini korban sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Negara. Korban kini sudah siuman setelah aksi bunuh dirinya digagalkan.