Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mereka jadi guru besar setelah berkuasa

Mereka jadi guru besar setelah berkuasa Yuddy Chrisnandi jadi Guru Besar UNAS. ©2015 merdeka.com/desi

Merdeka.com - Kemarin, mungkin menjadi salah satu hari yang tak bisa dilupakan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, S.E., M.E. Pasalnya, politikus Hanura ini dikukuhkan menjadi guru besar di Universitas Nasional.

Yuddy dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pembangunan Ekonomi Industri dan Kebijakan Publik pada program Pascasarjana Universitas Nasional (Unas). Selain aktif di politik, Yuddy memang selama ini menjadi dosen di kampus yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 1949 itu.

Pengukuhan guru besar terhadap Yuddy ini tentunya cukup menarik. Sebab, Yuddy saat ini menjabat sebagai menteri di kabinet Jokowi-Jusuf Kalla.

Guru besar merupakan jabatan akademik tertinggi yang bisa dicapai oleh seorang dosen di perguruan tinggi dan mencerminkan kepakaran seorang dosen di dalam bidang ilmunya. Di Indonesia, gelar profesor merupakan jabatan fungsional, bukan gelar akademis.

Hal ini tertuang dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 Butir 3, menyebutkan bahwa guru besar atau profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi.

Jika sebelumnya dosen dengan gelar akademis magister (S2), bahkan sarjana (S1) bisa menjadi guru besar/profesor, maka sejak 2007 hanya mereka yang memiliki gelar akademik doktor (S3) saja yang bisa menjadi profesor. Hal ini dikarenakan hanya profesor inilah yang memiliki kewenangan untuk membimbing calon doktor.

Selain Yuddy, sejumlah tokoh juga pernah dikukuhkan menjadi guru besar di sejumlah universitas. Persamaannya, mereka dikukuhkan saat memiliki jabatan strategis di eksekutif. Berikut ulasannya seperti dirangkum merdeka.com;

Yuddy Chrisnandi

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Prof. Dr. Yuddy Chrisnandi, S.E., M.E dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Pembangunan Ekonomi Industri dan Kebijakan Publik pada program Pascasarjana Universitas Nasional (Unas).Dalam pidatonya Yuddy mengatakan, meskipun Indonesia telah memiliki berbagai jenis industri, perlu rasionalitas dalam mengembangannya. Sebab itu, pemerintah dalam hal ini perlu menyatukan kesepakatan tentang rencana pembangunan ekonomi industri masa depan."Dalam hal ini perlu dilakukan political engineering pembangunan ekonomi industri yang berorientasi jangka panjang, dengan inisiatif pemimpin tertinggi pemerintahan untuk mengajak para pemimpin politik dan pemimpin pemerintahan lainnya membuat kesepakatan," kata Yuddy di Universitas Nasional, Jakarta, Sabtu (23/5).Bagaimana pun juga, kata Yuddy, political engineeering diperlukan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat dan terhormat di tengah pergaulan antarbangsa di dunia, dan memberikan kemakmuran seluas-luasnya bagi rakyat Indonesia.Kendati demikian, Yuddy mengungkapkan, industri yang dikembangkan bukan untuk mengejar ketertinggalan atau bertarung dengan negara-negara industri raksaksa dunia seperti Jepang, Amerika, Jerman, Canada, dan sebagainya."Namun Indonesia harus mengambil keputusan untuk mengembangkan industri yang memiliki keunggulan komparatif. Industri ini harus bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan daya beli rakyat, perluasan lapangan kerja, keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi yang luas untuk menghasilkan devisa nasional sebesar-besarnya sebagai modal pembangunan yang berkelanjutan," terangnya.Pengukuhan gelar Guru Besar Yuddy dihadiri banyak pejabat negara, Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla beserta beserta Ibu Hj Mufidah Jusuf Kalla, Ketua DPR Setya Novanto, Menaker Hanif Dakhiri, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, Menteri Menko Polhukam Tedjo Edhi dan beberapa elite partai.

Susilo Bambang Yudhoyono

Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Ketahanan Nasional di Universitas Pertahanan saat masih menjabat sebagai Presiden RI. SBY menyampaikan pidato pengukuhannya dengan judul 'Perdamaian dan Keamanan dalam Dunia yang Berubah: Tantangan Penyusunan Grand Strategy bagi Indonesia.'SBY mengatakan, dunia tidak pernah tenang sekaligus damai, meski adanya hubungan internasional yang terbentuk dari masa ke masa. Muncul pula berbagai fenomena menggambarkan sejarah yang pernah terjadi di masa silam, termasuk tatanan dunia, serta sumber dan penyebab konflik antarnegara."Cerita dan pengamatan saya tentang perdamaian, keamanan dan dunia yang terus berubah inilah yang mendorong saya mengedepankan pilihan topik pada pengukuhan guru besar ini," ujar SBY di Kawasan Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/6).Sebelum memberikan pidatonya, Rektor Universitas Pertahanan Indonesia, Laksdya TNI Desi Albert Mamahit dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh memberikan sambutan.Rektor Unan Desi Albert Mamahit mengatakan, SBY menjadi Profesor pertama di Indonesia dalam bidang ilmu ketahanan nasional. Pengukuhan gelar profesor kepada Presiden SBY ini, kata Albert, bukan dadakan, melainkan melalui suatu proses sekian lama, atas pertimbangan pengalaman dan dedikasi pemikiran yang telah dilakukan oleh SBY.Sementara itu, Mendikbud M Nuh mengatakan, SBY memiliki latar belakang dan sejarah yang sudah dimiliki publik tentang prestasi dalam dunia kemanusiaan, militer akademik, seni dan dan di bidang ilmu lain."Beliau teruji dengan kompetensi luar biasa. Beliau bisa hadapi tantangan berat dan kompleks baik bagi individu maupun kepala negara," ujar M Nuh.Pengukuhan Guru Besar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mempertimbangkan penguasaan ilmu Ketahanan Nasional yang diperoleh dari berbagai pendidikan militer dan non-militer, baik di dalam negeri maupun luar negeri.SBY juga memiliki latar belakang akademik yang diperlukan menjadi Guru Besar. Gelar Master of Art (MA) bidang Manajemen diperoleh dari Webster University Missouri, Amerika Serikat. Gelar Doktor bidang Ekonomi Pertanian diperoleh dari Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 2004.SBY juga menerima dua gelar kehormatan Doctor Honoris Causa dari berbagai perguruan tinggi ternama di dalam maupun luar negeri. Yang pertama, didapat dari Webster University, Missouri, Amerika Serikat untuk bidang hukum. Yang kedua, dari Universitas Thammasat, Thailand, untuk bidang politik.Dua gelar Honoris Causa juga diterima pada tahun 2006, yakni dari Universitas Andalas Padang Sumatera Barat untuk bidang Pembangunan Pertanian berkelanjutan, dan yang kedua dari Universitas Keio, Jepang untuk bidang pemerintahan.Pada 2012, Universitas Utara Malaysia menganugerahi gelar doctor honoris causa di bidang perdamaian. Pada 2013, SBY menerima gelar serupa dari Universitas Tsinghua, Beijing untuk bidang ekonomi dan dari Rajaratnam School of International Studies (RSIS) Nanyang Technological University, Singapura untuk bidang kepemimpinan dan pelayanan publik.

Denny Indrayana

Denny Indrayana dikukuhkan menjadi Guru Besar Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) saat masih menjabat sebagai Wakil Menteri Hukum dan HAM. Pengukuhan dilakukan di Balai Senat UGM di Bulaksumur, Senin (6/2).Dalam acara pengukuhan tersebut, Denny menyampaikan pidato berjudul 'Sistem Presidensial Yang Adil dan Demokratis'. Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Presiden RI Boediono bersama istri Herawati Boediono.Selain wapres, hadir dalam acara pengukuhan diantaranya Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof. Dr. Mahfud MD, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menristek Gusti Muhammad Hatta, Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsuddin, Ketua DPR Marzuki Ali, Ketua DPD RI, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketua KPK Abraham Samad, pakar dan praktisi hukum Todung Mulya Lubis, ketua Komnas HAM Ifdal Kasim, dan lain-lain.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anies Beberkan soal Pendidikan, Prabowo: Maklum Beliau Mantan Menteri

Anies Beberkan soal Pendidikan, Prabowo: Maklum Beliau Mantan Menteri

Misalnya ada puluhan ribu guru honorer belum diangkat jadi guru P3K. Juga ada 1,6 guru belum tersertifikasi.

Baca Selengkapnya
Guru Besar sampai Civitas Undip Bergerak, Kecewa dengan Sikap Jokowi di Pemilu 2024

Guru Besar sampai Civitas Undip Bergerak, Kecewa dengan Sikap Jokowi di Pemilu 2024

Terkait aksi ini memang tidak dihadiri Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama, namun aksi tetap berjalan.

Baca Selengkapnya
Pensiunan Guru Tersenyum Bahagia Duduk di Kursi Kerja Sang Putra, Anaknya Kini Jenderal Bintang 4 TNI Berkarier Moncer

Pensiunan Guru Tersenyum Bahagia Duduk di Kursi Kerja Sang Putra, Anaknya Kini Jenderal Bintang 4 TNI Berkarier Moncer

Berikut potret pensiunan guru tersenyum bahagia bisa duduk di kursi kerja sang putra.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Guru Besar Perguruan Tinggi buat Petisi Kritik Pemerintah, Anies: Kampus Tidak Diam Saksikan Kondisi Bangsa

Guru Besar Perguruan Tinggi buat Petisi Kritik Pemerintah, Anies: Kampus Tidak Diam Saksikan Kondisi Bangsa

Anies menilai sikap kritik dari civitas akademik sejalan dari apa yang selama ini disuarakan

Baca Selengkapnya
Istrinya Meninggal Sebelum Dikukuhkan, Ini Momen Haru Pengukuhan Guru Besar Pasangan Suami Istri di UMM

Istrinya Meninggal Sebelum Dikukuhkan, Ini Momen Haru Pengukuhan Guru Besar Pasangan Suami Istri di UMM

Istrinya meninggal 3 minggu sebelum dikukuhkan, ini momen haru pengukuhan guru besar pasangan suami istri di UMM.

Baca Selengkapnya
2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus

2 Jenderal TNI Tak Lagi Pegang Komando Kodam, 1 Eks Ajudan Jokowi Naik Bintang 3, 1 Lagi Urus Kampus

Dua Jenderal TNI kini tidak lagi pegang Komando Kodam, pindah ke mana sajakah mereka? Berikut ulasannya.

Baca Selengkapnya
Guru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut

Guru di Kupang Dituduh Cabuli 4 Siswa dalam Kelas dan Perpustakaan 3 Hari Berturut-turut

Seorang guru SD swasta di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, NTT, DOS (56) dilaporkan ke Polres Kupang, karena diduga mencabuli empat siswanya.

Baca Selengkapnya
Lama Tak Terlihat, Eks Menhan Jenderal Ryamizard Ryacudu 'Turun Gunung' Dukung Anies-Muhaimin

Lama Tak Terlihat, Eks Menhan Jenderal Ryamizard Ryacudu 'Turun Gunung' Dukung Anies-Muhaimin

Siapa yang tak kenal Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu. Sosoknya sudah tak asing lagi di masyarakat.

Baca Selengkapnya
Universitas Stanford Bakal Bangun Kampus di IKN Nusantara Pada Mei 2024

Universitas Stanford Bakal Bangun Kampus di IKN Nusantara Pada Mei 2024

Selama ini, masyarakat middle up banyak yang menyekolahkan anaknya ke universitas luar negeri untuk mendapatkan kualitas pendidikan yang bagus.

Baca Selengkapnya