Merdeka.com - Kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun, seorang pelajar di Bengkulu menjadi perhatian khusus buat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise. Berkaca dari kasus ini, dia menegaskan Indonesia dalam kondisi darurat pornografi.

Dari penelitian kecil-kecilan yang dilakukannya, kebanyakan pelaku pemerkosaan melakukan kekerasan seksual akibat dari menonton video porno.

"Kita dalam darurat bukan narkoba saja, tapi darurat pornografi. Saya sudah ke lapas dan menemui 66 orang dewasa. Saya tanyakan satu per satu, dan saya simpulkan. Sekitar 55 persen mereka nonton situs porno dan mempraktikkan lebih cenderung ke anak di bawah umur," cerita Yohana di kantor Kementerian PPA, Jakarta Pusat, Rabu, (4/5).

Dari penelitian itu juga, lanjutnya, pelaku kekerasan seksual mengaku menonton video pornografi dari situs komersial internasional.

"Saya kaget, di Jakarta penuh dengan dot-dot di mana-mana tidak ada yang kosong, semuanya buka pornografi. Jadi itu HP yang digunakan dipantau oleh suatu sistem dan bisa mendeteksi situs yang diakses. Ini ada hubungannya dengan cyber crime. Jadi ada satelit-satelit yang dipantau," papar Yohana.

Temuan lainnya, 25 persen dari pelaku kekerasan seksual karena pernah jadi korban dan 20 persen berasal dari keluarga broken home.

"Mereka ini tak mendapat perhatian orangtua kemudian melakukan pelarian ke lem aibon, narkoba, hingga kekerasan seksual," tegas Yohana.