Merdeka.com - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengaku bahwa pembangunan proyek Waduk Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, sempat terhambat 'rumah hantu' yang bermunculan. Kini Kemen PU sudah menyiapkan solusi membongkar 'rumah hantu' yang mencapai 10 ribu unit tersebut.

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto memiliki cara dengan rumah yang secara tiba-tiba hadir saat pembangunan dan semua penghuninya menuntut penyelesaian. "Rumah hantu akan kita selesaikan dengan dialog, artinya kita harus memakai legal pendekatan hukum tetap dialog dengan mereka," katanya usai rapat tertutup dengan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Jumat (5/4).

Pihaknya akan mempertanyakan legalitas rumah yang dibangun seperti apa. "Nanti akan ditanya rumah mereka yang dibangun itu kayak apa, rumah beneran atau bukan, dulu kok bangun di situ dasarnya apa, kita dekati semua," ujarnya.

Jika rumahnya mempunyai surat dan menjadi bagian yang dirugikan karena proyek waduk, maka pemerintah akan memberikan ganti rugi. "Jadi bagi mereka yang memang betul-betul perlu dibantu pasti akan dibantu. Tapi kalau tidak perlu, ya tidak," terangnya.

Setelah pertemuan dengan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, pihaknya mengaku langsung menerjunkan orang untuk menyampaikan hasil rapat. "Hari ini dirjen langsung ke sana, jadi habis rapat ini Pak Dirjen langsung ke Jatigede untuk sampaikan hasil rapat yang kita dapatkan pada pagi ini," jelasnya.

Djoko tetap merasa yakin pada Februari 2014, waduk terbesar di Indonesia itu bisa diresmikan. Sebab waduk Jatigede memiliki fungsi strategis, di antaranya bisa menjamin pasokan air bagi lahan pertanian seluas 90 ribu hektar, membuat PLTA 10 Megawatt, dan memasok persediaan air baku sebanyak 3,5 meter kubik per detik.