Merdeka.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa hadir di Hari Ulang Tahun (Harlah) ke 69 Muslimat yang digelar di Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Surabaya, Jawa Timur. Di kesempatan itu, Khofifah sekaligus meresmikan tiga program khusus bagi salah satu Banom Nahdlatul Ulama (NU) tersebut.

Tiga program khusus yang diresmikan Khofifah itu adalah, Klinik Pratama BPJS Muslimat NU yang bisa memberi rujukan bagi anggota Muslimat untuk berobat di RSI.

Kemudian Home Reading, sebuah program yang dirancang secara nasional. Program berfungsi menjadi pusat bacaan bagi anggota Muslimat. "Kita sudah menyediakan buku-buku, pimpinan cabang diminta untuk memperbanyak," kata Khofifah.

Dengan membiasakan membaca, lanjut dia, Muslimat mampu menyebarkan virus pengetahuan bagi umat. "Kita akan tahu bagaimana perjuangan Rosulullah memimpin para umarok dari berbagai golongan, sehingga menjadi kekuatan yang luar biasa. Dan saya akan memastikan, kader NU tidak ada yang terindikasi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah)," tegasnya.

Selanjutnya, program yang ketiga adalah Layanan Keuangan Digital (LKD). Di program ini, Muslimat bekerjasama dengan Bank Indonesia dan akan menjadikan Jawa Timur sebagai pilot project secara nasional.

"Melalui LDK, Muslimat mampu berinfak dengan cara uang elektronik atau e-money. Gerakan ini sudah dikenal masyarakat seperti kartu kredit dan kartu debit. Dan BI kini mengenalkan uang elektronik yang bisa diakses menggunakan handphone saja," papar si Bunda Muslimat.

Kalau kartu debit dan kredit, masih kata mantan calon gubernur di Pilgub Jawa Timur 2013 lalu itu, membutuhkan infrastruktur. "Karena untuk menarik dana mesti ke bank atau ATM. Untuk kartu kredit juga mesti mendatangi merchant yang memiliki mesin EDC atau electronic data capture."

"Namun dengan uang elektronik, yang penting si penerima memiliki handphone maka kita tidak perlu ke bank. Kalau dulu ibu-ibu muslimat tidak bisa SMS-an (pesan elektronik), sekarang kan sudah terbiasa pakai SMS, karena punya handphone semua," tandasnya.

Sementara di Harlah ke 69 Muslimat NU itu, juga dihadiri Gubernur BI, Agus DW Martowardoyo, anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR, Arzetti Bilbina Huzaima Setiawan, Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Miftachul Ahyar dan beberapa tokoh NU lain.