Merdeka.com - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Amir Syamsuddin menegaskan, 24 pengajar di Jakarta International School (JIS) telah dipastikan melanggar aturan imigrasi. Atas alasan itulah, Amir memandang mereka layak dideportasi dan masih bisa kembali jika telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah.

"Sesuai aturan keimigrasian, itu kajian daripada imigrasi, itu mereka layak dideportasi, dengan catatan kalau nanti sudah di luar dan memenuhi persyaratan dan ingin kembali masuk bekerja ke Indonesia, tentunya tidak ada alasan untuk ditangkal," kata Amir di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (17/6).

Dari jumlah tersebut, 4 di antaranya akan ditangguhkan sesuai permintaan dari kepolisian dalam pemeriksaan kasus pelecehan seksual terhadap pelajarnya. Mereka diduga mengetahui kasus pelecehan tersebut sesuai laporan dari orang tua korban.

"Tetapi sebagian yang lain ada beberapa lain itu polisi untuk ditangguhkan deportasinya. Karena diperlukan keterangan mereka di dalam penanganan adanya laporan dari keluarga korban," lanjut dia.

Meski sudah ada penangguhan, namun 20 guru lainnya yang telah melanggar aturan imigrasi tetap dideportasi. "Kalau yang ditangguhkan kalau saya tidak salah, sejauh ini 4 orang ya. Tapi yang lain sudah dilaksanakan," tandasnya.

Saat ditanya adanya permintaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh agar imigrasi tidak mendeportasi semuanya, Amir mengaku tidak mendengarnya. Namun, Amir menjelaskan penundaan bisa dilakukan jika ada permintaan dari aparat hukum.

"Saya tidak dengar itu ya. Saya tidak dengar. Tapi yang jelas, yang bisa menunda itu tentunya kalau ada proses hukum," pungkasnya.